Bab 2. Ketahuan.

74 18 9
                                    

Jangan lupa vote and comment ya....

Jika kalian suka dengan cerita ini jangan lupa untuk share ketemen-temen kalian.

.......

Tentang kejadian pemilihan istri putra mahkota baru terpikirkan olehnya bahwa pada bab novel ini kejadian Anastasya asli memberikan racun pada pemeran utama ternyata masih jauh. Ia bersyukur itu artinya ia terhindar dari maut untuk sekarang dirinya akan memutuskan kontak dengan keluarga kekaisaran terlebih dahulu.

Anastasya bangun dari acara tidur-tidurannya saat kakinya akan berdiri ia meringis kesakitan.

“Aw,” Anastasya kembali menjatuhkan bokongnya di atas kasur, gaun tidur yang ia pakai sedikit ia angkat memperlihatkan kaki putihnya.

Tangannya bergerak meraba memar di pergelangan kaki dengan penuh hati-hati.

“Kapan luka ini muncul?”

Bagaimana bisa kakinya memiliki luka. Ia tidak ingat pernah jatuh atau terbentur oleh benda keras. Tidak ingin terlalu dipikirkan Anastasya kembali berdiri, berjalan menuju kamar mandi dengan langkah terpincang-pincang tangannya mencuci wajah dengan air mengalir dari wastafel.

Saat Anastasya mendongakkan kepala melihat cermin sebuah ingatan tiba-tiba masuk ke dalam kepala.

Flashback.

Pada malam hari Anastasya menyusup kedalam istana kekaisaran. Perempuan yang sedang menyamar menjadi pelayan itu mengendap-ngendap takut ketahuan. Langkahnya terhenti di depan pintu. Tangan perempuan itu bergerak membuka engsel pintu dengan pelan pelan.  Anastasya masuk kedalam kamar itu. Helaan nafas lega keluar dari mulutnya melihat si pemilik kamar tidak ada di tempat. Di lihatnya secangkir teh di atas meja yang masih mengeluarkan uap, Anastasya merogoh saku mengambil botol kecil berwarna ungu itu. Perempuan itu menaburkan sesuatu dari botol ke cangkir teh.

Cklek.

Suara pintu yang dibuka membuat Anastasya kaget perempuan itu dengan cepat bersembunyi di balkon. Sebuah bayangan yang disinari oleh bulan terlihat oleh lelaki itu.

“Siapa disana?!” Suara yang begitu dikenal oleh Anastasya membuat tubuh perempuan itu menegang.

Suara Putra mahkota Ludwick! Langkah laki-laki itu menuju kemari, Tanpa pikir panjang Anastasya loncat dari balkon.

Mungkin itulah penyebab kakinya memar.

….

Setelah ingatan itu masuk Anastasya tidak bisa menopang berat tubuhnya lagi. Kakinya tiba-tiba menjadi lemas perempuan itu duduk diatas lantai dengan wajah syok.

Perempuan itu mencengkram rambutnya. Apa mungkin setengah jiwa asli dari Anastasya masih hidup di dalam tubuh ini. Baru beberapa jam yang lalu Aku bersyukur bahwa dirinya tidak perlu di kejar-kejar oleh putra mahkota.

“Huaaaah, AKU INGIN PULANG KERUMAH!” teriakkan itu menggema sampai terdengar keluar.

Emy adalah salah satu pelayan termuda di keluarga Volland, ia ditunjuk langsung oleh tuannya untuk menjadi pelayan pribadi Anastasya.

Emy tengah berjalan dengan kedua tangan memegang nampan berisi teh herbal dan sarapan pagi untuk nona-Nya.

Tok...tok...tok…

“Nona saya izin masuk,”

Emy membuka pintu kamar Anastasya dilihat isi kasur milik perempuan itu sudah kosong itu artinya nona-Nya sudah bangun. Disimpannya nampan itu di atas meja. Kaki milik Emy bergerak menuju kamar mandi ketika telinganya mendengar sebuah suara di dalam.

“Nona?” Emy sedikit membuka pintu dan mengintip apa yang terjadi di dalam.

Alangkah terkejutnya ia menemukan Anastasya duduk di atas lantai keramik yang dingin sambil menangis. Dengan tergesa-gesa Emy menghampiri Nona-nya.

“Nona!,"

“Apa yang terjadi? Kenapa anda duduk dilantai dingin ini! Tubuh anda masih lemah.”

Emy bertanya dengan panik ia memegang bahu Anastasya melihat tubuh nona-Nya barangkali nona Anastasya terluka.

“Emy,” Panggil Anastasya sengau mata milik perempuan itu menatap pelayannya dengan mata berkaca-kaca. Tangan milik Anastasya mencengkram kerah baju Emy.

“Tamatlah riwayat kita!”

“Eh?” Emy memiringkan kepala tidak mengerti apa yang di ucapkan Anastasya. “Apa maksud anda nona? Pertama-tama ayo berdiri nanti anda sakit jika terus seperti ini.”

Anastasya menurut. Tubuh perempuan itu dipapah ke atas kasur oleh Emy.

“Minumlah teh nya nona.” Emy memberikan secangkir teh herbal yang tadi di bawanya kepada Anastasya.

“Saya akan memanggil dokter untuk memeriksa anda.” Ujar Emy langsung pergi keluar kamar.

Anastasya sebenarnya ingin menolak ia tidak perlu di periksa apapun karena dirinya baik-baik saja. Tapi karena tahu Emy akan bersikeras untuk memanggil dokter maka Anastasya membiarkannya.

Sekitar lima menit Emy kembali dengan seorang lelaki muda, berambut silver panjang yang di ikat ke belakang.

“Nona dokter Gustave sudah tiba, dia yang akan memeriksa anda,” kata Amy.

Dokter Gustave menunduk hormat, “Saya  Gustave nona mohon izin kan saya memeriksa anda.” pinta dokter Gustave, Anastasya menganggukkan kepala memberi izin pada Gustave.

Lelaki itu duduk dikursi samping kasur Anastasya. Dokter Gustave mengecek denyut nadi pada tangan kanan perempuan itu. Dokter Gustave meraskan aliran mana begitu besar dalam diri Anastasya. Tapi ada sesuatu hal yang membuatnya terkejut ia melihat sebuah mana berbentuk bulat berwarna hitam tapi begitu lemah.

Dokter Gustave menaikan mata menatap Anastasya dengan penuh selidik. Anastasya yang ditatap seperti itu menjadi takut. Tatapan Dokter Gustave seperti sedang menggali semua rahasia milik Anastasya.

“Siapa anda sebenarnya?” bisik Gustave tapi masih terdengar oleh kedua telinga Anastasya.

Perempuan itu meneguk ludah dengan kelu. Bagaimana bisa dokter ini bisa mengetahuinya. Jantungnya berpacu cepat. Syukurlah Emy berdiri agak jauh dari Anastasya semoga anak itu tidak mendengar ucapan Dokter Gustave.

“Emy bisakah kau buatkan teh dulu untuk Dokter Gustave, kita harus menjamu seorang tamu iya kan?”

Emy tersadar bahwa ia belum menyiapkan apapun. Dengan cepat ia keluar pergi ke dapur.

Anastasya menghela nafas lega, “Dokter bagaimana bisa Kau tau kalau Aku bukan berasal dari sini?”

“Ada sebuah mana lain yang lemah dalam tubuh itu. Dan jiwa itu pemilik asli walaupun sebentar lagi juga hilang.” Jelas Dokter Gustave.

“Nah jadi anda ini siapa?” tanya kembali dokter Gustave.

Anastasya sudah tidak bisa berbohong. Walaupun ia berbohong dokter ini pasti sudah tahu kalau dirinya bukan pemilik asli tubuh Anastasya.

“Aku berasal dari dunia lain. Yang bisa dibilang Zaman modern.” ucap Anastasya pelan. Ia sudah mempersiapkan diri jika dokter itu tidak percaya dan mengejeknya.

“Aku juga berasal dari dunia itu.” Kata dokter Gustave sambil tersenyum senang.

“Eh?” Anastasya melongo. Jadi ia tidak sendiri?

[TBC]

Jangan lupa Vote and comment ya....

See you next time...

Terlahir Kembali Sebagai Tokoh AntagonisWhere stories live. Discover now