1: Cibiran tersembunyi

134 19 0
                                    

"Tidak semua orang dapat berpihak pada kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak semua orang dapat berpihak pada kita. Namun, apakah kita pantas mendapatkan omongan buruk hanya karena melakukan yang terbaik?"

Mama: Nak, nanti kamu pulang ke rumah?

Hope: Nggak tau. Hope masih banyak kerjaan, ada apa, Ma?

Mama: Nggak apa-apa. Adikmu bulan depan mau study tour, kamu nggak lupa untuk membayarnya kan? Kasihan loh dia sendiri yang belum bayaran.

Hope: Iya, nanti Hope bayarkan.

Menghela napas panjang, Hope Rashed Anushka meletakkan kembali ponselnya di dalam tas kemudian kembali memfokuskan pandangannya pada papan tulis putih yang menayangkan pantulan dari proyektor berisikan materi Psikologi Bisnis. Hari ini dia mendapatkan jadwal siang dengan Dosen yang dia sukai, Pak Roni. Beliau adalah Dosen sekaligus Dekan di fakultas Psikologi yang selalu memberikan feedback baik pada tugas-tugas Hope di mata kuliah sebelumnya, maka dari itu Hope ingin memberikan atensi lebih pada pelajaran yang sedang diajarkan oleh Pak Roni.

Akan tetapi, fokusnya terpecah ketika Mama mengirimkan pesan pada Hope. Dia pikir Mama bertanya karena mengkhawatirkannya yang tinggal sendirian di Apartment samping kampus dengan reputasi yang sedikit buruk tapi memiliki harga yang setara dengan kos-kosan. Namun, ternyata salah, Mama menghubunginya untuk membahas tentang uang.

Uang.

Hope menuliskan kata itu di kertas kosong dalam binder, dia melingkarinya dengan pulpen kemudian membuat tanda tanya. Dia mengerutkan kening, "Bagaimana gue bisa mendapatkan uang satu juta dalam waktu dekat?"

Miracle Yiwa Anushka. Adik perempuan satu-satunya yang saat ini sedang menempuh pendidikan di SMAN 51 Bekasi. Karena sudah memasuki kelas 11, jadi, sekolah berencana untuk melakukan study tour ke kampus yang berada di Jawa Tengah, sekaligus memperkenalkan secara langsung dunia perkuliahan seperti informasi mengenai jurusan, kondisi di kampus dan lain sebagainya. Maka dari itu, Miracle diwajibkan untuk ikut dalam kegiatan dan Hope sudah tahu bahwa dia harus membayarnya sesegera mungkin. Meskipun Miracle bilang dia tidak masalah jika harus meminta izin pada pihak sekolah mengenai ketidakhadirannya, namun, berbeda dengan Hope yang menginginkan Miracle pergi. Sebab Hope ingin Miracle juga memiliki pengetahuan tentang universitas, walau tidak tahu apakah adiknya itu bisa lanjut kuliah atau tidak. Hope mengharapkan Miracle tidak tertinggal.

"Baiklah, kalau sudah tidak ada yang bertanya lagi kelas hari ini akan saya tutup, ya,"

Suara Pak Roni yang tegas menyadarkan Hope dari pemikiran kusutnya. Perempuan itu langsung mengedipkan matanya, jujur saja dia tidak mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Pak Roni karena terlalu sibuk pada urusan Miracle.

"Hope," Pak Roni memanggil namanya dengan pelan bersama senyum tipis yang tersemat di wajah tuanya. "Bisa bantu saya membawa laptop ke ruangan?"

Hope lantas merapikan alat tulis yang berada di atas meja dan mengangguk kikuk. "Baik, Pak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Fallen StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang