BAB 14

111 22 0
                                    

Jam 2 dini hari Ara terbangun karena merasakan haus, namun air dimeja nakas telah kosong dan ia ingin mengambil segelas air lantai bawah, jarak tangga melewati kamar Ael disaat Ara ingin ke arah tangga dia pun tidak sengaja melihat lampu kamar Ael yang masih hidup dan pintu kamar yang terbuka.

Kini rasa penasaran menghampirinya dengan langkah yang gontai pun Ara mengarahkan langkahnya menuju kamar Ael, hingga kini dia melihat Ael yang sedang menangis dengan perlahan Ara menghampirinya.

"Kamu kenapa ?" tanya Ara.

Rasa penasaran Ara kini tinggi hingga Ael pun menoleh ke Ara, setelah tiba disampingnya Ara pun sedikit menekukkan satu kakinya dilantai membuat Ael langsung memeluknya.

"Aku tidak apa-apa, maaf tadi sudah menamparmu," ujar Ael.

"Tidak apa-apa santai saja kamu sahabatku, aku tau kamu sangat mencintai Fenly dan aku akan mengabulkannya aku tidak akan mendekati Fenly demi kamu," ucap Ara yang kini mengelus rambut Ael dengan lembut.

Tanpa Ara sadari Ael kini sedang tersenyum sinis karena tidak lama lagi dia akan mendapatkan cintainya dan Ara sangat bodoh bagi Ael, setelah Ara mengatakannya hatinya kini terasa perih membuatnya menjadi kaku dan bertanya-tanya.

"Kenapa rasanya sakit setelah mengatakan ini aku tidak jatuh hati padanya kan," ucap Ara dalam hati.

"Terimakasih Ara," ucap Ael dengan senyumnya.

"Baiklah kalau begitu kamu istirahatlah ini sudah dini hari," ucap Ara yang kini diangguki oleh Ael.

Dan kini kembali untuk mengisi air setelah selesai Ara pun menuju kamarnya, dengan menutup pintu dan kembali mematikan lampu.

"Kenapa aku merasa tidak sejalan perkataanku dan juga hati karena tidak mungkin secepat itu aku menyukainya, harusnya aku ingat dibalik lelaki yang menjadikanmu ratu tidak selamanya membahagiakanmu karena dia yang nanti lebih dalam menyakitimu dan juga aku anti jatuh hati," gumam Ara yang kini memeluk gulingnya.

Tanpa sadar kini dia pun tertidur dengan memeluk bantal guling karena rasa kantuknya yang masih ada dan juga nyaman.

**

Kini fajar telah muncul memancarkan cahaya terang mendakan tidur sang semua orang telah usai, hari ini Ara ada janji bersama ke empat temannya Ara pun langsung bergegas mandi setelah selesai Ara memakai outif hoodie hijau polos disertai celana hitam dan rambut oranye yang dicurly menampilkan kesan menggemaskan bagi siapapun yang melihatnya.

Dengan segera Ara pun menuruni tangga hingga dua temannya Alyssa dan Aya memperhatikan Ara dengan aneh karena senyumnya tidak pernah luntur.

"Mau kemana kamu sini sarapan dulu," ajak Ael.

"Buru-buru," teriak Ara yang kini sedang memakai sepatu.

Setelag selesai Ara pun berlalu memasuki sebuah mobil merah yang diberikan Jungwo saat ulang tahunnya ke 18, setelah tiba di apartemen Jungwo Ara pun memasukinya dan terlihatnya teman-temannya yang tiada akhlak kini sedang menyiapkan makanan buat mereka.

"Bang Jungwo mana ?" tanya Ara karena di antara mereka hanya Jungwo yang tidak terlihat batang hidung mancungnya.

"Biasa ritual paginya, ayo sarapan dulu adik manis," ucap Jackson membuat Ara tertawa.

"Semua ini buatan Jackson loh Ra hebatkan," ucap Jansen membuat Ara tertawa.

"Hebat buatannya roti semua," celetuk Ara membuat yang lainnya kini tertawa, sedangkan yang ditertawakan memasang wajah ngambeknya.

Tanpa sadar matanya sejak tadi memperhatikan Alexie yang betah terdiam, sedangkan Alexie sejak tadi betah memperhatikan Ara sejak awal kedatangannya membuatnya bingung.

"Kak Alexie lagi sariawan atau apa tumben diam saja ?" tanya Ara bingung.

"Lagi memandang ciptaan Tuhan yang paling indah," ujar Alexie membuat Ara tersenyum.

"Kita beda agama kak," ujar Ara polos membuat mereka tertawa kembali.

"Benar sih Tuhan kita saja sudah berbeda apa lagi perasaan," ucap Jackson membuat Ara manyun.

"Begitu pun aku denganmu Fen lalu bagaimana mungkin kamu yakin kita bisa bersama apa sih yang ku fikirin ga mungkin lah," gumam Ara.

... selamat membaca ...

UN1TY|| So Bad (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang