20 :: Chaos (miss u all)

4.9K 535 58
                                    

"Aku harus ikut?"

Begitu pertanyaan itu terlontar, Katarina langsung bertanya apakah ia harus ikut suaminya atau justru tidak perlu. Sebenarnya ia tidak begitu ingin jika harus ikut hadir di pesta ulang tahun Matthew—mantan kekasih Katarina di Kanada. Tapi mau bagaimanapun, Matthew adalah rekan kerja Javier—dan mau tidak mau, Katarina tetap harus menemani suaminya itu.

Javier hanya menoleh, lantas kembali memfokuskan penglihatannya pada setumpuk kertas yang tengah ia kerjakan. "Tidak ikut juga tidak apa-apa. Aku bisa pergi dengan siapa—"

"Dengan siapa?"

Lelaki itu menoleh lagi. "Ya ... siapapun."

"Perempuan?"

"Aku hanya akan berangkat denganmu. Kamu, kan, perempuanku, Katarina."

Katarina mengernyit. "Memangnya tidak apa-apa kalau aku ikut? Kamu lihat ... baby mu ini semakin tidak bisa diam di dalam perutku."

"Dia tidak akan nakal sekalipun kamu ikut, Sayang."

"... benarkah?"

Lagi-lagi Javier menoleh—sedikit mengernyit ketika melihat raut penuh tanya dari istrinya itu. Kemudian, ia terkekeh. "Tentu. Sekalipun dia nakal, dia tetap akan diam di perutmu—" lelaki itu meletakkan benda yang semula berada di tangannya. Lantas menghela—tidak habis pikir. "Aku merasa, semakin besar perutmu ... semakin aneh juga isi pikirannya."

Katarina diam dengan dahi yang mengernyit.

"Kalau kamu mau ikut, aku senang. Sekalipun tidak ikut, itu bukan masalah. Jangan terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi, kalau kamu mau jangan setengah-setengah—jangan seperti waktu itu."

"Kamu selalu mengungkit kejadian itu," perempuan itu berdecak.

"Makanya, jangan setengah hati—"

"Yasudah!"

Katarina merengut. Javier ini selalu mengungkit kejadian beberapa waktu yang lalu ketika dirinya terpaksa harus pergi ke luar negeri untuk melakukan pertemuan dengan rekan bisnisnya di Thailand. Sebelumnya lelaki itu sudah mengajak Katarina untuk ikut—mengingat saat itu Katarina enggan ditinggalkan Javier. Perempuan itu menolak keras ajakan suaminya. Hingga tiba saatnya lelaki itu pergi, Katarina malah menyesali keputusannya.

Saat itu tengah malam, hari yang sama dengan keberangkatan Javier ke Thailand. Perempuan itu benar-benar menangis di dalam kamar, ia betulan tidak suka jika ia tertidur namun Javier tidak ada di sebelahnya. Katarina terus larut dalam penyesalan itu, ia membicarakan kesedihannya pada bayi yang ada dalam perut—Katarina benar-benar menagisi dan membicarakan segala hal. Dia mengatakan semuanya—bagaimana ia kesal pada Javier yang menyetujui keputusannya untuk tidak ikut alih-alih memaksanya. Perempuan itu terus menangis, seakan-akan ia lupa bahwa kamera cctv yang ada di kamar itu terhubung dengan ponsel Javier.

Dan sesuatu diluar dugaan kemudian, di malam itu juga Javier mengerahkan pilot plibadinya untuk segera menjemput Katarina.

••

Setelah itu, Javier telah keluar untuk menuntun langkah Katarina agar tidak tertinggal. Mereka berdua sepakat untuk menghadiri pesta ulang tahun perusahaan milik Matthew tanpa kawalan siapapun—lagi pula ini di Kanada, dan mereka merasa tidak ada yang harus di khawatirkan mengenai keselamatannya—terutama keselamatan Katarina.

Sepasang itu memasuki hotel tempat berlangsungnya acara itu. Javier yang menuntun Katarina dengan langkah yang ringan—sebelah tangannya tetap berada di pinggang perempuan itu—seperti sedang menegaskan sesuatu, perempuan cantik yang berada di sebelahnya kini, adalah miliknya.

The Sweetest Lemonade.Where stories live. Discover now