23 :: Back to The Bar

2.6K 288 14
                                    

Enam bulan berlalu sejak terlahirnya Benjamin ke dunia, selain disibukkan dengan urusan putranya, Katarina juga mulai sibuk dengan urusan Plutovia yang kian hari semakin merambah kemana-mana.

Perempuan itu mulai terjun secara langsung untuk Plutovia, jelas karena dukungan Javier dan bantuan Leo yang tiada hentinya untuk memulihkan kembali kondisi perusahaan yang hampir hancur akibat ulah kakak sambungnya sendiri, Sierra. Meski pernah mengalami penurunan angka saham milik Plutovia sehingga membuat perusahaan itu kembali melangkah ke titik nol, Katarina tidak pernah berhenti untuk berusaha bangkit kembali dengan segala kegigihan yang dimilikinya.

Tepatnya malam ini, ia masih berkutat di depan layar sejak pagi tadi. Katarina belum punya keinginan untuk pulang lebih awal semenjak dia mulai ikut serta untuk membangkitkan Plutovia. Paling cepat pukul 9 malam, itupun karena Javier yang menjemput dan memaksanya untuk pulang. Atau bahkan, dini hari menjelang subuh pun, Katarina akan setia di ruang kerjanya kalau saja Javier absen menjemput karena sama-sama sibuk dengan kantornya

"It's already 9pm. Javier asked me to take you home. Come on, Kat." Leo beranjak dari kursinya, dia menginterupsi Katarina yang berada di meja yang sama dengannya. "Katarina? Let's just stop all this. Jangan pulang terlalu larut, Benjamin pasti merindukanmu."

"Kamu bisa pulang lebih dulu, Leo. Aku masih harus menyelesaikan ini sebelum besok pagi—"

"Oh, ayolah. Apa kamu tidak merindukan putramu yang masih bayi itu? Javier harus lembur, dan seharusnya kamu pulang lebih awal daripada dia."

Katarina mengalihkan pandangannya dari layar itu, "Aku sempat pulang tadi sore."

"Okay, whatever," lelaki itu menutup layar laptop di hadapan Katarina. Mengabaikan tatap sarat kesal itu, Leo berhasil membuat Katarina beranjak dari duduknya. "Just go home right now."

Setelah melewati perdebatan yang sering terjadi di setiap jam pulang kantor, akhirnya Leo mengantarkan Katarina selamat sampai mansion milik perempuan itu. Dan tepat sejenak dia melangkahkan kaki menuju lantai atas, Katarina disuguhkan dengan suara tawa renyah nan kecil dari kamar tidurnya. Tak perlu menerka banyak hal, dengan langkah yang dipercepat, Katarina memasuki kamar tidurnya hanya untuk menemukan seorang Javier yang masih terbalut kemeja kerja tengah menggendong Benjamin kecil dengan kedua tangannya.

"Kata Leo kamu lembur?" Perempuan itu melangkah cepat, mendaratkan banyak kecupan untuk si kecil dan berganti pada Javier yang sudah merunduk dan mengasongkan pipi sebelah kanannya.

"Harusnya, sih. Tapi aku malah merindukan Kylo dan ingin cepat-cepat bertemu denganmu."

Perempuan itu tersipu, "Sudah lama?"

"Belum lama ini. Aku baru datang dan mendengar si bayi masih mengoceh dengan Bibi Merry."

"Lucu sekali," Katarina menyentuh pipi gembul milik putranya itu. Tak lama, dia teringat sesuatu.

Perempuan itu meletakkan tas bahunya dan berganti membawa beberapa lembar kertas dari dalamnya, "Ah, ya! Aku ingin memberitahumu kalau aku sudah mengerjakan—"

"Sayang, tunda dulu soal pekerjaan-pekerjaanmu itu, okay? Aku mau kita menghabiskan waktu yang sedikit ini untuk Kylo. Kita bisa membahasnya besok di perjalanan menuju kantormu. Kamu mengerti, kan, Sayang?"

Katarina menurunkan lembaran kertas itu kemudian ia tersenyum pada Javier yang dengan segera merangkul bahunya dengan sebelah tangan.

"Aku merindukanmu." Katanya, Javier mengecup kepala perempuan itu.

"Jangan terlalu sibuk untuk putramu."

"Aku akan mengusahakan segala cara agar pekerjaan dan segala kesibukanku tidak menyakitimu, Sayang."

The Sweetest Lemonade.Where stories live. Discover now