16

46 6 2
                                    

"Kita harus segera menyiapkan formasi perang. Kita pertaruhan seluruh kekuatan yang telah kita asah belasan tahun untuk perang ini. Demi kedamaian manusia dan witch, demi kebebasan kita"

"Paman benar. Minggu depan, kita siapkan seluruh pasukan"

"Kalian sedang membicarakan apa?" Interupsi seorang laki-laki bersurai putih dengan segelas teh yang masih ia pegang di tangannya.
Pertanyaan dan kemunculannya yang tiba-tiba membuat dua orang yang sedang bercengkrama itu terlonjak kaget.

"Kenapa diam?" tanya laki laki bersurai putih itu lagi.

"Kau mengagetkanku Sugawara. Aku dan Ushijima Wakatoshi sedang menyusun rencana untuk penyerangan. Kami hanya berunding ringan sebelum mendiskusikannya dengan yang lain"
terang kaki laki yang sedang bercengkrama tadi.

"Iya paman Suga. Paman Daichi mencoba menyusun rencana untuk pertemuan lima clan setelah Iwa Izumi pulang"

"Iwa Izumi baru saja pulang dari pelatihannya, memangnya mau kemana dia?" tanya Suga sedikit khawatir.

"Dia bilang padaku, dia ingin mengunjungi rumah temannya" jawab Ushijima Wakatoshi.

"Oh, baiklah. Sekarang sudah malam, lebih baik kalian istirahat. Meski pelatihan sudah selesai, besok kalian akan tetap mengasah kemampuan secara mandiri"

"Kau sangat mirip dengan ibu Suga. Baiklah, Ushijima kau kembalilah ke kamarmu"

"Baik paman. Saya permisi dulu"

"Daichi" panggil Sugawara setelah Ushijima pergi dari ruangan.

"Hm?"

"Apa maksudmu menyamakan aku dengan ibu? Jelas jelas aku putranya, jelas saja kalau aku mirip"

"Sifat, tingkah laku dan gaya bicaramu yang kadang lebih terasa keibuan itulah yang sangat mirip dengan ibu" terang Daichi dengan senyum tulus pada adiknya.

Sugawara yang mendengar ucapan Daichi hanya terdiam. Dan beberapa saat ia pergi meninggalkan kakaknya itu sendiri di ruangan tanpa pamit.

Hari berganti, dan hari ini adalah hari dimana Iwa Izumi akan kembali berkunjung ke rumah temannya setelah enam belas tahun berlalu.

Rindu, hanya kata itu yang bisa menggambarkan perasaannya saat ini.

Langkah tegapnya menuntun perlahan meninggalkan kediaman Ushijima Wakatoshi.
Dengan senyum semangat, ia dan Kenma pergi ke wilayah iblis tanpa ada yang tau.

"Kau terlihat lebih bersemangat Iwa Izumi" komentar Kenma yang sejujurnya ia sedang menutupi rasa senangnya karena bisa bertemu Kuroo lagi.

"Tentu saja. Aku akan bertemu kusoikawa. Aku akan memperlihatkan betapa kuatnya aku sekarang"

"Hm" Kenma hanya menanggapi seadanya. Jujur saja, ia sedikit kasihan melihat Iwa Izumi yang masih belum tau siapa jati diri Oikawa.

"Kenma san, boleh kah aku meminta sesuatu sebagai imbalan karena memperbolehkan hubunganmu dengan ayahku?"

"Apa?"

"Jangan beritahu Iwa Izumi kalau aku adalah raja iblis. Jangan pernah pertemukan ayahku dengannya apapun yang terjadi"

"Ya. Hanya itu?"

"Um"

Kenma ingat betul janjinya pada anak Kuroo. Ia mengiyakan permintaan itu karena ia fikir itu hanya permintaan yang sepele. Sekarang ia sadar, jika Iwa Izumi sampai tau kebenaran Kuroo dan Oikawa, bukan tidak mungkin nyawa mereka berdua akan hilang lebih cepat. Dan ia sendiri juga sadar, bahwa apa yang diminta Oikawa juga karena rasa cintanya pada laki-laki di sampingnya saat ini. Sama halnya dengan ia yang menyukai Kuroo.

DisguiseWhere stories live. Discover now