40 | Kekhawatiran

591 110 10
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Ternyata Minho cukup kepikiran tentang percakapan yang terjadi di meja makan tadi. Sembari termenung di dalam toilet, sosok tampan satu itu mencoba mengembalikan fokus supaya bisa memusatkan perhatian untuk ngeden.

Ah ya, ternyata perut Minho gak kuat dengan makanan yang ia konsumsi. Perpaduan olahan pedas dan es jeruk membuat dirinya terserang mules dadakan, alhasil pemuda kelahiran Oktober tersebut harus keluar masuk kamar mandi.

"Lo gak bisa selamanya sama Jisung, dia juga harus tumbuh."

Dipaksa sadar oleh keadaan, Minho lantas menghela nafas panjang sebelum akhirnya menghentikan acara beraknya. Udah gak ada lagi yang bisa dikeluarkan sementara ini.

Menyelesaikan urusan di dalam toilet, sosok berahang tegas itu lantas kembali masuk ke kamar yang lebih muda. Ternyata Jisung telah menunggunya di sana, lengkap dengan sebotol minyak kayu putih yang ia siapkan untuk dioleskan ke perut sang kekasih.

"Sini kak, aku olesin minyak dulu ke perutnya biar mendingan."

Minho langsung mengangguk, beranjak mendekat lalu merebahkan diri di atas tempat tidur Jisung. Pandangannya masih nampak kosong, sibuk memikirkan segala kemungkinan tentang masa depan.

Seperti yang diketahui, universitas incaran Jisung terletak di kota lain. Tentu rasanya sedikit gak rela melepas anak itu pergi, terlebih mereka udah tinggal bersama dalam waktu yang cukup lama. Selain memiliki sedikit waktu untuk komunikasi, bukan gak mungkin kan kalau anxiety si tupai justru kumat di sana.

Yang Minho takutkan bukan perihal Jisung yang akan menemui pria yang lebih baik dari dirinya tapi sosok scorpio itu merasa khawatir apabila Jisung sendirian ketika kecemasannya kembali. Jarak cukup jauh, Minho gak bisa selalu hadir dan menemani kekasihnya ketika down.

"Kak, kakak mikirin yang tadi ya?" Jisung bertanya hati hati, mulai menaikkan pakaian yang Minho kenakan lalu mulai mengoleskan obat di perut empuk tersebut.

Mendengar pertanyaan barusan, buru buru Minho menggeleng sembari mengulas senyum tipis, "Gak kok Ji, kakak cuma khawatir ke kamu."

Tanpa dijelaskan lebih lanjut pun Jisung bisa paham, "Jangan khawatir kak, aku pasti bakal baik baik aja."

Memang belum tentu Jisung bisa lolos di sana namun gimana pun kemungkinannya cukup besar. Jurusan yang ia incar gak terlalu banyak peminatnya, nilai nilai si tupai juga cukup bagus meski gak menempati peringkat paling atas.

Beberapa saat mereka saling diam lalu Jisung mulai terpikirkan cara untuk mencairkan suasana. Dengan iseng, lelaki menggemaskan itu mulai menurunkan elusan, perlahan merambat ke area perut bawah Minho.

Sang empu tentu cukup terkejut, bahkan telapak Jisung hampir masuk ke celananya.

"Ji, kamu ngapain?"

Bukannya menjawab, Jisung justru sibuk menahan tawa sambil tetap melanjutkan aksi jahilnya.

Srett!

Bisa dikatakan yang lebih muda cukup nekat, ia justru menempatkan tangan tepat di atas kejantanan Minho, mengabaikan sang dominan yang melotot kaget.

Gyutt...

"Ahhh..."

Minho sontak memejamkan mata, kian menjatuhkan kepala pada bantal sembari mendesah pelan. Sebelah tangan ia bawa menutup area wajah, mati matian menahan supaya miliknya gak terbangun karena tindakan iseng Jisung barusan.

"Hahaha maaf maaf kak, lagian kakak tadi tegang banget makanya aku...iseng jahilin..." suara Jisung kian pelan, sosok mungil itu sontak mengatupkan mulut rapat begitu ngeliat ekspresi yang Minho pasang saat ini.

Yang lebih tua menyingkirkan lengan, memandang Jisung dengan raut serius yang bahkan jarang ia lihat.

Tatapannya nampak lurus, gak ada emosi apapun yang tersirat di paras menawan tersebut, bahkan manik kelam Minho terasa menusuk netranya. Jisung mulai sadar jika tindakannya barusan terlalu berlebihan.

"Jangan ngelakuin itu lagi Ji. Gimana pun kakak juga cowok, kakak punya nafsu ke kamu dan kakak bisa kepancing buat ngelakuin hal yang macem macem."

Minho sadar jika ucapannya mungkin akan ngebuat Jisung merasa sedikit takut dan gak nyaman namun di sisi lain ia juga harus menegaskan batasan batasan diantara mereka.

Bukan bermaksud egois, dirinya tentu sangat sering menjahili serta menggoda Jisung, Minho juga gak masalah kalau kekasihnya melakukan hal serupa. Namun jika konteksnya seperti hal hal barusan, sepertinya Minho harus berbicara terus terang.

"M-maaf kak." mencicit pelan, Jisung lantas menundukkan kepala dalam karena merasa bersalah.

Srett!

"Gak apa, ayo bantu obatin lagi, perut kakak masih mules."

Merasakan tepukan pelan di pucuk kepala, Jisung kembali mengangkat pandangan sebelum akhirnya berhasil bernafas lega begitu melihat senyum yang biasa Minho pasang.

Jujur, terkadang Minho memang nampak menyeramkan tapi entah kenapa fakta tersebut gak membuatnya terganggu. Mungkin Jisung akan merasa takut saat itu namun begitu sang kekasih kembali menampilkan ekspresi seperti biasa, segala kekhawatirannya perlahan menghilang.

"Iya kak."

Sepertinya memang benar, rasa cinta Jisung kepada Minho jauh lebih besar dari ketakutan yang ia miliki.

Sepertinya memang benar, rasa cinta Jisung kepada Minho jauh lebih besar dari ketakutan yang ia miliki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue


Tertanda, 25/08/2022

Bee, hadeh...kapan ff ini bakal tamat sih

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Where stories live. Discover now