1.

63 7 3
                                    

Jadi, Haiiii lama banget enggak update. Banyak banget urusan real life yang mengganggu. Hehe jadi aku menulis beberapa dan memutuskan menggunggah ini daripada kalian mengira aku mati atau yang lebih parah kalian lupa aku :'(

Apa Fandom GOD OF HIGHSCHOOL masih hidup?

.
.

Seorang pria berlari dengan cepat. Langkah dari kakinya yang telanjang menimbulkan gema di gorong-gorong yang melengkung penuh. Dia tak perlu menoleh ke belakang untuk mengetahui bahwa beberapa kaki juga mengejarnya.

Jantungnya berdetak kencang dan semakin kencang saat beberapa peluru ditembakkan ke arahnya. Rasa sakit dan umpatan menggelora didalam dirinya saat salah satu peluru itu menembus lengannya.

Segera dia menekan luka tembaknya, menahan darah yang mengalir sambil terus berlari.

Keringat membuat pakaiannya terasa lengket, menyulitkannya bergerak. Sementara liur juga mengalir dari mulutnya yang terbuka untuk meraih udara lebih banyak.

"Berhenti! Orang Utara Sialan!" teriakan bergaung dengan menyeramkan.

Namun itu justru menjadi semangat bagi si pria untuk berlari lebih kencang.

Lebih

Lebih

Dan lebih. Karena ia tak yakin apa paru-paru nya akan bisa bernapas lebih lama lagi. Tenggorokannya tercekat. Perutnya melilit.

Berapa lama dia sudah berlari?

Seminggu? Sebulan? Mungkin lebih.

Tidak... Aku tidak ingin disini lagi. Batinnya. Ada keluarga yang menunggunya di rumah. Istri yang cantik dengan perut buncit! Dulu ia sering bercanda bahwa istrinya itu hanya kegemukan karena terlalu banyak makan semangka. Dan dia tertawa senang dengan ekspresi kesal istrinya.

Aku harusnya tetap disana. Maukah puan menungguku sebentar lagi?

Matanya terbuka lebar saat melewati tikungan. Dibaliknya, diujung sama cahaya merekah. Ruang bebas!

Ia akan selamat jika mencapainya. Di Utara, mereka terbiasa lari dari kejaran, entah polisi ataupun preman, kemudian bersembunyi. Mereka ahli dalam ini.

Aku akan kembali. Seperti apa anakku?

.
.

Jin Taejin menguap pada matahari yang tenggelam. Tidur siang yang kebablasan adalah kebiasaan buruk yang menyenangkan. Dan barang yang paling ia benci adalah alarm yang menyala tepat pada waktunya.

Tubuh besarnya beranjak dari futon, meninggalkannya berantakan bersama selimut dan bantal. Dengan mata setengah terbuka, dia tak sengaja menendang mangkok bekas ramyeon makan siang, membuat kuah sisanya menyiram lantai. Dan lagi, dia hanya berhenti sejenak untuk melihat, memastikan itu tidak mengotori futon dan meninggalkannya.

Tangannya yang besar dan berbulu menggaruk perut saat kakinya melangkah ke kamar mandi. Mengambil sikat gigi, mengolesinya pasta dan membersihkan mulutnya dengan itu. Ketika dia membasuh mulutnya, rasa mint menempel dengan keras. Membuatnya merasa cukup segar dan percaya diri untuk mengguyur tubuh dengan air yang sedingin es (menurutnya).

Ketika tubuhnya bersih, keluar dari pancuran dengan handuk melilit pinggang. Menuju wastafel, Taejin mengoleskan krim ke dagu dan rahang, kemudian mencukur jenggotnya dengan enggan. Sebenarnya dia tidak keberatan dengan beberapa rambut di wajah, dada, tangan, ataupun kaki. Hanya saja di masa ini orang menjadi sangat sensitif terhadap baik-buruknya orang dari penampilan.

Taejin keluar dari kamar mandi dengan tubuh menggigil. Ia secara sederhana mendandani diri dengan kaus polos dan celana panjang. Tak lupa ia menyisir rambutnya, meski demikian mereka akan berantakan dalam beberapa menit kedepan.

The North And The South [Taejin×Suhyeok] God Of HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang