│Equanimity│
Stay calm even under pressure.
"Begitu cerita hidup ku." – Cetta menarik napas lalu menghembuskannya pelan.
Cecil sejak tadi diam mendengarkan keseluruhan cerita hidup lelaki itu sejak kecil hingga ia berakhir bertemu kembali dengan Cetta. Tangan gadis itu terangkat lalu menepuk-nepuk lembut puncak kepala Cetta dengan sayang, seperti apa yang sering Cetta lakukan padanya. Gadis itu tersenyum hangat lalu terkekeh setelahnya.
Cetta yang melihat itu mau tak mau ikut tersenyum dan terkekeh meskipun ia bingung ada apa dengan gadis yang masih menepuk pelan puncak kepalanya ini.
"Kau.. kau sangat hebat!" – ucap Cecil tiba-tiba dengan senyum lebar, tapi sangat berbanding terbalik dengan mata gadis itu yang berkaca-kaca
Cecil tak menyangka ternyata seberat itu cobaan yang di hadapi oleh Cetta. Di balik dirinya yang selalu terlihat tenang ternyata Cetta menyimpan banyak rasa ketakutan dan juga kesepian selama bertahun-tahun. Kini sepenuhnya Cecil mengerti, kenapa Cetta selalu terlihat tak terganggu dengan semua yang ada di sekitar lelaki itu.
Cetta tak ingin orang lain masuk ke dalam hidupnya dan membuat lelaki itu nyaman dengan di temani orang banyak. Membuat ia berharap pada hal yang tak pasti, yaitu; belum tentu orang itu akan menetap di hidupnya untuk menemaninya.
Kini Cecil sangat mengerti kenapa sikap Cetta padanya terkadang dapat di katakan kelewat acuh dan terkadang kelewat manis. Lelaki itu sedang perang dengan dirinya sendiri.
Memintanya untuk menetap atau pergi.
Cetta menegakkan tubuhnya lalu menangkup wajah Cecil menggunakan dua tangannya. "Hei, kenapa mata mu berkaca-kaca hm? – tanya Cetta lembut, tangannya mengusap lembut bulir bening yang baru saja menetes dari mata gadis itu
"Jangan menangis. Kenapa kau jadi menangis?" – ucap Cetta tenang lalu membawa gadis itu ke dalam pelukannya
Tangis gadis itu bukannya mereda tapi malah semakin terisak saat Cetta memeluknya dengan hangat. Cetta terkekeh pelan lalu mengelus lembut punggung Cecil yang bergetar kecil.
"Cup.. cup.. cup.." – ucap Cetta dengan tenang. "Kenapa kau malah menangis hm?"
Cecil menggeleng dalam pelukan itu membuat Cetta menariknya pelan agar dapat melihat mata, hidung dan juga pipi gadis itu yang memerah. Cetta mencubit pelan kedua pipi Cecil membuat gadis itu mencebik lucu.
"J-jangan c-cubit p-pipi k-ku." – ucap gadis itu terbata berusaha menghentikan Cetta yang mencubit pelan pipinya
"Kau menggemaskan. Siapa yang tahan melihat mu seperti ini?" – Cetta terkekeh
"Kenapa kau malah tertawa?!" – Cecil mendelik sinis dengan mata yang masih berkaca-kaca dan juga merah, semakin membuat Cetta terkekeh merasa gemas
"Kau sendiri kenapa nangis? Kau belum memberi tau ku!" – Cetta
KAMU SEDANG MEMBACA
FELICITY │Zhong Chenle✔
FanfictionTo love and to be loved is the greatest happiness of existence. Hola! I'm back! Enjoy my 4th story! Luv💚 rjp.