12

3.6K 282 12
                                    

“Annyeong, Sehun-ah.”

.

.

.

.

.

Tak terasa, seminggu pahit itu berlalu. Habis sudah masa skorsing Aira. Seminggu itu, banyak yang terjadi.

Pertama. Luhan mengetahui Aira diskorsing selama seminggu juga alasannya, sehingga dia sedikit pendiam dan tak enak hati pada Aira saat berkunjung. Suasana terasa canggung.

Kedua. Pernah sekali, Sehun membolos sekolah seharian penuh hanya untuk menemaninya mengatasi kebosanan hingga malam. Mereka berkeliling Seoul berdua. Hari itu, Aira baru saja menyadari sesuatu. Sehun adalah orang paling nekat sedunia.

Ketiga. Ia baru tahu kalau sahabatnya punya namjachingu saat mereka berkunjung ke apartemennya. Benar-benar keterlaluan anak itu, ia menyembunyikan hubungannya dari Aira selama ini karena malu.

Keempat adalah yang terparah. Ayahnya mengetahui tentang skorsingnya! Kau takkan bisa membayangkan betapa takutnya Aira saat itu.

Hari ini, Aira kembali bersekolah. Dan yang sangat ia sayangkan, Luhan masih merasa canggung terhadapnya. Dan Aira tak suka itu. Ia butuh seseorang tempat ia bermanja-manja, dan hanya Luhan yang bisa memanjakannya sedemikian rupa dengan caranya sendiri.

.

.

“Aira-ya!” Ji Hyo memanggil Aira saat tiba dihadapan sahabatnya di kafetaria.

“Hm?” respon Aira singkat karena ia sedang makan.

Ji Hyo menghempaskan bokongnya dikursi, “bagaimana masa skorsingmu? Menyenangkan?” tanya Ji Hyo jahil.

Aira memberi death glare terbaiknya pada sahabatnya yang satu ini. “Sejak kapan skorsing menjadi waktu yang menyenangkan, Ji Hyo-ssi?” ujar Aira sarkas.

Ji Hyo tersenyum dan berbisik, “sejak Sehun memutuskan bolos seharian hanya untuk menemanimu berkeliling Seoul. First date, eh?”

“Yak! Itu tidak benar.”

“Bagaimana mungkin tidak benar jika aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, eoh? Ottokhae?” Ji Hyo menaik-turunkan alisnya.

“Oh sudahlah. Mari jangan membahas ini lagi. Dan itu sama sekali bukan first date, kami hanya jalan-jalan biasa” muka Aira merah padam mengetahui dirinya dipergok oleh sahabatnya sendiri.

“Ne, agasshi” jawab Ji Hyo sambil tertawa-tawa.

.

.

Satu jam berlalu. Pelajaran Yoo seonsaeng adalah yang paling membuatnya mengantuk. Benar-benar membosankan. Sampai diakhir pelajaran,

“Saya ingin tahu tentang perkembangan tugas kalian. Waktu kalian hanya tinggal sebulan lagi. Jadi saya berharap, kalian sudah memiliki setidaknya 300 halaman untuk dilaporkan hari ini. Baiklah, mulai dari kelompok satu. Choi Ji Hyo, Kim Jongin?” mata Yoo seonsaeng mengarah pada Ji Hyo dan Kai bergantian.

“Kami telah mengetik sebanyak 322 halaman, seonsaengnim” jawab Ji Hyo lantang.

Dan laporan itu terus berlanjut hingga kelompok Aira disebut. “Aira Kazemachi, Oh Sehun?” mata Yoo seonsaeng seakan mengebor tempat duduk mereka berdua.

“Ka.. kami..” Aira terbata.

“Kami telah mengetik sebanyak 350 halaman, seonsaengnim” tutur Sehun dengan wajah datarnya. Sementara itu, Aira hanya menatap Sehun dengan tatapan kebohongan-macam-apalagi-ini-hah?. Tapi Sehun hanya diam dan menenangkan Aira lewat tatapan matanya.

[EDITING PROCESS] Indonesian Girl [EXO Fanfiction]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin