; 07

1.9K 322 13
                                    

"Doyoung!"

Lelaki yang namanya diserukan lantas menoleh, tersenyum kecil begitu melihat sang pemanggil tengah melambai-lambai tangan— mengisyaratkan agar ia segera menghampiri.

Sesampainya di meja tempat Mashiho berada, Doyoung langsung menyambar tubuh kecil itu dengan pelukan eratnya. Mendaratkan 1 kecupan lembut di pucuk kepala sang tunangan.

Ini di restoran bunda Mashiho ngomong-ngomong.

"Jalanan macet?" tanya Mashiho saat mereka sudah duduk.

"Tidak, hanya sedikit ramai— eh bunda.."

Kehadiran bunda Mashiho dari dapur membuat Doyoung spontan berdiri untuk menyapa dan menyalimi calon bunda mertuanya itu.

Bunda Mashiho hanya tersenyum manis sambil mengelus kepala Doyoung beberapa kali.

"Tunggu sebentar, ya. Bunda siapkan makanannya."

Doyoung dan Mashiho mengangguk bersamaan, lalu bunda kembali memasuki dapur.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" Mashiho memulai topik.

"Ya, seperti biasa," balas Doyoung cepat.

"Tapi, kali ini wajahmu lebih berseri dari biasanya. Pasti ada hal menarik." Ucap Mashiho sambil menaik-turunkan alisnya. Menggoda Doyoung ceritanya.

"Penasaran?" Doyoung balas dengan tampang meledek. "Sangaaaaaat!"

Doyoung terkekeh pelan. Ia pun mengeluarkan boneka pemberian Yedam dari tasnya, lalu memperlihatkannya pada Mashiho.

"Wah, lucu sekali!" pekik Mashiho merebut boneka itu dari Doyoung.

"Salah satu pasien membuatkan itu untukku saat kegiatan kerajinan tangan tadi." Cerita Doyoung dengan wajah bahagianya.

"Bentuknya kelinci, hewan kesukaan mu. Bagaimana dia tau?" Mashiho mengerutkan keningnya menatap Doyoung. Yang ditanya hanya menggedikkan bahu.

"Siapa pasien itu?"

Raut Doyoung berubah seketika, seperti bingung sekaligus ragu untuk memberikan jawaban.

"Emm... Dia—"

"Jaaa, makanan datang~"

Bunda datang bersama 1 pelayan membawa baki berisi makanan-makanan untuk mereka. Ucapan Doyoung lantas terpotong.

Setelah menaruh semua makanan itu ke atas meja, bunda dan sang pelayan langsung berpamit pergi. Doyoung dan Mashiho tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Selamat makan, Mashi-ya." Doyoung tersenyum kecil pada Mashiho sebelum menyantap makanannya.

Mashiho pun ikut tersenyum.  "Selamat makan, Doyoung-ah."

...

"Mashiho!!"

Kala teriakkan itu terdengar, Mashiho tengah berkutat di dapur dengan masakannya. Lelaki manis itu mengerutkan alis melihat sang tunangan berlari-lari dari kamar menghampirinya. Oh— lihatlah... Kim Doyoung bahkan belum benar-benar membuka matanya, penampilannya masih sangat berantakan.

"Ada apa, Doyoung?" tanya Mashiho ketika Doyoung tiba di hadapannya. Raut panik lelaki itu semakin membuat Mashiho terheran-heran.

"Boneka... Boneka kelinci itu hilang!! Aku tidak bisa menemukannya di atas meja nakas!!" ucap Doyoung sangat panik.

Mendengar itu Mashiho mendengus pelan. Ia kira ada apa....

Tanpa mengatakan apapun, Mashiho tarik tangan tunangannya itu ke ruang tengah. Sampai di sana, Doyoung langsung bisa melihat benda yang membuatnya panik pagi-pagi seperti ini, tergeletak di atas meja. Cepat-cepat ia ambil dan mengucap syukur berkali-kali.

painfully; dodamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang