Part 1

17.2K 657 5
                                    

Tidak ada yang tahu persis letak kota Serena ada dimana. Kota yang bahkan tidak terlihat di peta dunia. Alasan kenapa kota ini seolah tidak terdeteksi adalah kota ini memiliki tameng yang terselebung dari ujung satu ke yang lain. Tameng yang tidak tampak. Dan tameng yang membuat sebuah penyamaran akan kota itu.

Kota Serena bisa dikatakan kota modern. Sangat, bahkan. Sudah ada banyak alat-alat canggih yang ditemukan para peneliti. Sehingga semuanya menjadi super gampang. Seluruh rakyatnya juga hidup makmur, sejahtera, damai, dan bahagia.
Di kota ini terdapat sebuah akademi yang unik. Namanya Ad Infinitum Academy. Akademi yang berisi manusia-manusia yang memiliki kekuatan super dan unik. Mereka dididik di sana untuk mengembangkan kekuatan mereka supaya mereka bisa menyalurkannya untuk kebaikan.

Mengeluarkan api dari tangan? Menggerakkan benda dengan pikiran? Menghilang lalu muncul di tempat lain? Hal-hal itu adalah hal yang sangat biasa di akademi ini. Tidak ada yang akan terpukau dengan kejadian-kejadian di atas.
Akademi ini terletak persis di pinggir kota Serena.

Dua bulan sudah berlalu semenjak penerimaan murid baru di akademi. Mereka sudah memulai pembelajaran mereka. Bagi murid baru, mereka mulai dilatih mengeluarkan kekuatan mereka dalam keadaan apapun, bukan hanya keadaan mendesak.

"Yes! Aku berhasil!"
"Aku juga!"

"Aku...belum."

Tiga siswi baru terlihat membentuk kelompok mereka sendiri meski kekuatan mereka berbeda. Dua di antaranya sudah berhasil mengeluarkan kekuatan mereka, air dan angin. Sementara yang satu lagi masih belum berhasil berkonsentrasi.

"Astaga Irna, ini mudah sekali," salah satu siswi yang mengenakan blazer dengan nametag 'Tansy' mulai mencoba menolong teman sekamarnya. Tansy berkonsentrasi pada telapak tangannya. Ia menjetikkan tangannya dan terasa angin bertiup lembut dari sana. "Konsentrasi! Dan berpikir kau bisa mengeluarkannya."

Gadis yang baru saja diajari Tansy mulai mencoba mengaplikasikan penjelasan Tansy yang mengulang penjelasan Master mereka. Gadis itu menghembuskan napas keras. "Tidak bisa. Aku tetap tidak bisa terbang."

"Irna, lebih baik jangan terlalu memaksakan diri, rileks." celetuk siswi lainnya.

"Benar kata Sabela. Coba kau ikuti."

Irna kembali mencoba. Namun tak lama ia kembali menghembuskan napas keras. "Tidak bisa. Aku sudah konsentrasi dan rileks, tetap tidak bisa."

Sabela menghampiri Irna kemudian menepuk pundak Irna pelan. "Coba kau minta ajari saja pada Master." saran gadis berambut hitam pendek itu.

Irna membulatkan matanya kemudian menggeleng cepat. "Aku tidak berani. Sungguh. Coba kalian beri aku saran lain."

"Ujian kenaikan level tinggal satu bulan lagi, Na. Kau yakin tidak ingin bertanya saja?" timpal Tansy sambil masih asyik memainkan anginnya.

"Ia menyeramkan, Tansy." Irna masih menolak saran Sabela.

"Waktu habis, anak-anak. Silakan kembali ke asrama kalian. Pelajaran kita lanjutkan minggu depan." suara pria paruh baya yang lantang membuat mereka menghentikan kegiatan mereka.

"Baik, Master Noble. Terima kasih pelajarannya." balas para murid dari penjuru lapangan serentak.

Dalam waktu singkat, isi lapangan langsung kosong. Siswa dan siswi langsung berpencar karena letak asrama mereka berada di arah berlawanan.

"Irna, kekuatanmu apa?" tanya Sabela saat mereka masih di jalan menuju bangunan asrama putri.

"Kau sudah menanyakan ini empat kali, Bela," ujar Irna bosan. "Kata Master terbang namun aku rasa aku tidak memiliki power itu."

[EXO] Regnum DracoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang