Part 3

5.6K 525 19
                                    

"Maaf membuatmu menunggu lama."

Jantung Irna nyaris lepas dari dadanya mendengar suara berat itu tiba-tiba. Suara milik Kris. Irna menoleh ke belakangnya dan berdiri banyak sekali lelaki. Ada belasan. "Kalian datang darimana?" tanya Irna tanpa berkedip karena masih kaget.

"Teleportasi," jawab seorang lelaki yang memiliki warna kulit cukup gelap. "Ngomong-ngomong Tuan Putri Irna, saya adalah Kai."

Irna langsung menarik lelaki tadi untuk berdiri. "Tidak, tidak usah berlutut kepadaku." sahut Irna sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai penegasan.

"Permisi Tuan Putri, saya izin berbicara. Tuan Putri adalah anak dari Raja dan Ratu, tentu kami yang hanya rakyat biasa harus menghormatimu," kali ini lelaki berkulit sangat putih dan bertubuh cukup pendek berlutut. "Nama saya adalah Suho. Maafkan kelancangan kami yang muncul tiba-tiba."

Irna kembali menggeleng sebelum menghela napas pelan. "Namun kalian semua adalah seniorku, aku yang harus menghormati kalian."

Kris berdehem kecil. "Kai, kita harus cari tempat sepi, kita mulai menarik perhatian."

Mereka langsung berpegangan tangan. Irna yang tidak mengerti hanya ikut memegang tangan Kris dan Kai karena ia berdiri di antara mereka. Irna merasakan sesuatu yang aneh, seperti ia tidak memijak bumi. Ia menutup matanya takut namun tak lama semua kembali normal. Begitu ia membuka mata, ia berada di depan gudang peralatan yang sudah tidak terpakai.

"Tuan Putri! Anda tidak apa?" lelaki lain langsung memegang lengan Irna yang akan jatuh untuk menahannya.

"Tak apa, hanya saja sedikit pusing." Irna segera mencoba berdiri normal dan tak lama ia mendapatkan seluruh kesadarannya.

"Baiklah sebelumnya aku akan memperkenalkan pengawal barumu. Semoga kau cepat hafal, Na." ucap Kris yang sama sekali tidak menggunakan nada sopan seperti yang lain.

Seorang lelaki yang memiliki wajah paling muda ㅡ lelaki yang menolong Irna tadi ㅡ langsung menyikut Kris. "Kau harus sopan padanya walau ia adalah junior kita." tegurnya.

Irna langsung menggeleng. "Tak apa, Kak. Lebih baik kalian memang seperti Kak Kris. Panggil saja aku Irna tanpa embel-embel dan gunakan saja bahasa sehari-hari tanpa perlu bahasa formal padaku. Ini masih di akademi dan aku adalah adik kelas kalian." tegas Irna, bahkan sudah terlihat seperti Tuan Putri sungguhan.

"Perintah dilaksanakan, Tuan Putri Irna," ucap Suho sopan dan langsung ditatapi tajam oleh Irna. "Err maksudku Irna."

"Baik, kembali ke topik awal, aku akan mengenalkan mereka padamu. Sesuai urutan umur saja ya," Kris menatap lelaki yang menyikutnya tadi, lelaki berwajah imut dan bertubuh paling kecil. "Dialah yang paling tua. Jangan tertipu dengan wajahnya. Namanya Xiumin, super power-nya adalah membekukan. Ia kelas 3, sama sepertiku."

Xiumin mengambil bola kasti yang ia temukan tak jauh dari kakinya. Dalam sekejap bola itu langsung membeku saat Xiumin menggenggamnya, menyalurkan kekuatannya. "Namun aku tidak bisa mencairkannya." ujarnya frustasi.

Irna mengeluarkan api kecil dari tangannya lalu mendekatkannya ke bola kasti tersebut. Tak lama air mulai menetes. Melihat air itu, Suho seolah menariknya dengan tangannya. Dan air itu langsung menuju mendekatinya. "Woah!" seru Irna takjub. Kekuatan yang sama seperti sahabatnya namun air di tangan Suho begitu tenang.

"Yang tertua kedua adalah dia," Kris menunjuk lelaki berwajah imut lain yang dari tadi hanya memperhatikan. "Namanya Luhan dan super power-nya adalah telekinesis."

Sama seperti Xiumin dan Suho, Luhan tidak mau kalah menunjukkan kekuatannya. Bola kasti di tangan Xiumin melayang lalu perlahan menuju Luhan dan mendarat tepat di tangannya. Irna langsung menandai ia ingin belajar ini.

[EXO] Regnum DracoOnde histórias criam vida. Descubra agora