Two

76 12 0
                                    

"Soeun, lu tau ngak sih kemarin ada anak baru?." Baru datang belum juga duduk tapi Monday sudah mengajak Soeun untuk gibah. Untung saja ia sedang mood gibah kalau tidak mungkin Monday akan diomelin oleh Soeun.

"Ngak tau, kan gua kagak masuk anjir kemarin." Ya, memang Soeun tidak masuk kemarin. Dia sakit karena pulang sekolah dengan hujan-hujanan. Sedikit menyesal tidak masuk sekolah karena jadi ketinggalan berita begini.

"Oiya gua lupa, lu duduk kagak ama gua lagi sekarang. Kemarin diatur ulang sama Pak Hosoek. Katanya biar semakin erat tali persaudaraan kelas ini, udah gitu kan ada anak baru juga." Jelas Monday panjang kali lebar. Monday ini salah satu teman yang menurut Soeun unik, periang dan senang berbicara. Mau dikeadaan apapun pasti akan cair dengan adanya dia.

"Terus jadinya gua duduk sama sapa Day? Gua males banget dan dipisah-pisah gini. Kita kan dah klop." Kata Soeun memelas. Memang menyebalkan ya dipisahkan oleh teman sebangku yang sudah klop.

"Gua juga ngak mau, tapi gua duduknya jadi sama Jay jadi gapapa hehehe." Jawab nyengir Monday. Enak sekali ya dia jadi dipasangkan dengan crushnya, tidak memikirkan temannya yang sedang senggsara ini.

"Lu duduk sama anak baru Eun, awalnya sih mau sama Ningning. Tapi diganti sama pak Hosoek soalnya dia ngak masuk juga." Lanjut Monday. Pasrah, Soeun hanya bisa pasrah mendengar penjelasan Monday. Ingin menolak juga tidak mungkin, pak Hosoek adalah guru yang baik selain karena wali kelasnya, beliau juga mengajarnya sangat santai dan mudah dipahami, menjadikan Soeun agak segan untuk menolak perintahnya.

"Terus siapa nama anak barunya? Daritadi lu bilang anak bar uterus tapi kagak bilang nama." Selesai berbicara, terdengar bisik-bisik dari luar dan dalam kelas. Ternyata itu adalah gerombolan gengnya Jay. Isinya memang nganteng-nganteng sih, tapi sayang sudah memiliki pasang masing-masing.

Walaupun Jay belum, tapi satu sekolahan juga tau Jay sedang dekat denga Monday. Mereka mundur alon-alon setelah tau lawannya adalah Monday, cewek terfriendly setelah kak Soojin pacarnya bang Heeseung yang juga satu geng dengan Jay.

Mereka masuk kekelas tanpa memperdulikan bisikan-bisikan dari murid-murid itu. Soeun yang awalnya biasa saja melihat kelompok itu langsung kaget. Jangan bilang anak baru itu adalah dia. Dan benar saja dia langsung duduk dibangku yang ditunjuk Monday tadi sebagai bangku ia bersama anak baru itu.

Mampus sudah kau Soeun satu bangku bersama mantan dibangku SMP. Semoga dia tidak mengingatnya. Kira-kira begitu isi hati Soeun.

Bel pun berbunyi, kelompok atau geng itu pun membubarkan diri untuk ke kelas masing-masing. Oiya sedikit perkenalan isi geng itu ada Heeseung yang merupakan kakak kelas, lalu ada Jay, Jake dan sepertinya dia juga termasuk dalam geng itu. Dan ada adek kelas imut yaitu Suno, Jungwon dan Niki.

Soeun deg-degan benar-benar berpacu cepat sekali jantungnya. Takut dia mengingatnya dan juga merasa malu dengan masa-masa SMPnya dulu. Ughh alay sekali, pikirnya. Tapi semua punya masa-masa alay kok Eun tidak kamu saja.

"Selamat pagi, hari ini kita mulai pelajarannya ya." Ucap seorang guru yang baru saja memasuki kelas.

"Ehh ada anak baru ya, kamu maju sini perkenalan dulu yaa." Kata guru itu.

"Tapi dia kemarin sudah perkenalan bu." Celutuk Jake.

"Kan sama ibu belum. Sapa tau juga ada yang belum kenal dia."

"Ngak mungkin sih bu ngak ada yang kenal dia. Secara kan nganteng begitu." Jawab salah satu murid sebut saja Yedam.

"Iya ya, tidak seperti kamu ya?."

"Maksud ibu saya jelek gitu?." Jawab Yedam tidak terima.

"Kamu yang bilang loh bukan ibu." Jawaban dari bu Hyuna langsung membuat satu kelas tertawa, begitu pun dengan Soeun. Ia bahkan sedikit melupakan orang disampingnya.

"Cantik." Gumam orang disampingnya.

"Apa?." Tanya Soeun untuk memastikan apakah orang itu berbicara atau tidak. Dan yang dia dapatkan hanya keheningan hingga bu Hyuna pun menyuruh dia untuk segera maju.

"Perkenalkan nama saya adalah Park Sunghoon." Kata orang itu. Yaa dia adalah mantan Soeun dimasa SMP, tidak ada yang tau bahkan Monday yang notabenya teman SMP dan SMAnya. Mereka backstreet, Soeun yang minta agar tidak ketahuan oleh orang tuanya yang pada saat itu tidak memperbolehkannya berpacaran.

Alasan putusnya pun sangat klasik, karena ingin focus ujian. Mengingatnya saja sudah membuat Soeun sangat malu, ia berpikir tidak akan pernah bertemu lagi dengan Sunghoon nyatanya tidak, mereka bertemu lagi. Dan lihat, dia semakin tampan dan berkharisma, dan juga semakin dingin. Banyak perubahan di Sunghoon tapi yang paling menonjol menurut Soeun adalah tatapannya, tatapannya sangat dingin berbeda sekali dengan 2 tahun yang lalu.

Terlalu lama melamun, Soeun tidak sadar jika orang yang dilamunkan sudah kembali ketempat duduknya dan juga sedang menatapnya. Ada sorot kerinduan dari tatapannya, 2 tahun tidak bertemu ternyata gadis itu banyak berubah contohnya jadi lebih pendek darinya. Padahal dulu ia dan Soeun sejajar, malah lebih pendek dia.

Setelah tersadar Soeun kaget melihat Sunghoon yang tengah menatapnya. "Kenapa melamun?." Tanya Sunghoon tiba-tiba. Membuat Soeun tersentak kaget lagi.

"Ng-ngak papa." Jawab Soeun terbata-bata. Sunghoon pun hanya menganggukkan kepala dan melihat kedepan lagi. Soeun pun menghelakan napas lega. Ditatap dengan Sunghoon itu entah mengapa membuat dia gugup. Apakah ia gagal move on? Sepertinya iya.

"Kamu tambah cantik ya, Soeun." Ohh tidak ternyata Sunghoon mengenalinya. Selamat datang di drama permantanan Soeun, semoga jantungmu baik-baik saja.



Februari/28/2022


Short StoryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora