Four

55 8 0
                                    


"HAHH, LU JADIAN SAMA DIA??" Pekik seorang siswi didalam kelas. Semua orang yang berada didalam kelas itu lantas langsung memperhatikan meja mereka.

"Ngak usah teriak juga kali sa, iya gue jadian ma dia." Kata teman dari salah satu siswi yang teriak tadi.

"Kok bisa sih??? Setau gue dia rival lu loh dalam bidang akademik maupun non akademik."

"Yaaa, bisa aja nday. Lagian emang udah dari lama juga kita tuh saling suka. Cuman yaa gitu, karena saling rivalan jadi masih sama-sama denial." Jelas siswi itu.

"Gila, gue masih kaget banget ini lu jadian sama dia loh. Kapten basket cowok sekolah, yang jadian sama rivalnya kapten cheers sekolah. Mon, pacar lu kan sahabatnya Sunghoon yaa. Dia ada cerita gitu ngak soal nih temen atu kita jadian gitu?." Kata siswi yang teriak tadi. Masih kurang percaya mereka bisa saling jadian begitu.

"Ya allah Isaa, lu kagak percayaan banget dahh. Walaupun gue sama Sunghoon sering berantem kan ngak menapik kalau gue ngak bisa ngak suka ma dia. Iya kan Mon." Monday yang ditanya oleh Soeun hanya mengganggukan kepalanya tanda setuju.

"Yaaa kann kaget aja, yang biasanya dia kekelas cuman buat ajakin lu debat tau-tau kekelas cuman buat nyapa lu sambil ngasih susu ma roti tadi. Ning kok diem aja, pendapat lu gimana?". Ningning yang ditanya hanya bisa mengedikan bahu tanda tak tau. Dia sih fine-fine aja temennya jadian ma rivalnya, lagian dia dulu sama pacarnya juga begitu.

"Udah-udah, sekarang kekantin aja yuk. Gue teraktir sebagai tanda jadian gue." Akhirnya setelah ajakan Soeun tadi mereka berempat pun menuju kekantin.

Diperjalanan menuju kantin mereka selalu diperhatikan oleh siswa/siswi yang berkeliaran. Kabar jika kapten basket dan kapten cheers sekolah jadian sudah tersebar dimana-mana. Soeun saja bingung, dia sama Sunghoon ngak ada posting foto-foto mereka berdua tapi ada aja yang tau kalau mereka jadian. Temannya aja baru tau tadi.

Sesampainya dikantin, mereka langsung duduk meja pojok kantin. Soal mereka masih diperhatikan satu sekolahan Soeun ngak ambil pusing. Terserah mereka mau komentar apa, yang penting sekarang dia harus makan.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue sama Isa yang pesenin." Isa yang namanya disebut-sebut hanya pasrah saja.

"Samain semua aja eun, bakso sama es teh." Kata Monday. Soeun dan Isa pun langsung menuju tempat penjual bakso dan es tehnya.

"Sa, lu kan males ngantri-ngantri jadi beli es teh aja sana yang ngak ngantri. Bakso biar gue yang beli." Mendengar kata Soeun, langsung saja Isa pergi ketempat penjual es teh. Soeun pun menuju ketempat penjual bakso.

"Bu, bakso campur 4 yaa." Pesan Soeun kepada ibu kantin. Setelah pesanannya jadi, ia pun jalan menuju mejanya. Karena kantin benar-benar rame, Soeun jadi kesusahan membawa nampan berisi pesananya itu.

Tiba-tiba ada yang menyenggol lengannya, sontak saja itu membuat Soeun oleng dan hampir jatuh jika tidak ada yang menahannya. "Hati-hati kalau jalan ya." Kata orang yang menolong Soeun. Suara itu, sontak saja Soeun menoleh dan menemukan pacarnya yang sedang menolongnya.

Adik kelas yang tadi menyenggolnya pun langsung meminta maaf dan dibalas dengan anggukan oleh Soeun, serta sedikit nasihat agar lebih hati-hati.

Setelah itu nampan yang berisi pesanannya langsung diambil alih oleh Sunghoon. "Lu ngapain? Siniin nampannya biar gue aja." Kata Souen. Tapi Sunghoon hanya mengabaikannya dan langsung berjalan menuju meja sang pacar. Soeun yang ditinggal hanya bisa menarik napas sabar, meskipun mereka sudah jadian tetep saja sikap bodoamatan Sunghoon masih melekat.

"Nih pesanan kalian." Melihat yang mengantarkan pesanan mereka adalah Sunghoon sontak saja membuat teman-teman Soeun meolongo. Tak berseling lama Soeun dan teman-teman Sunghoon datang dan langsung duduk di meja yang sama.

Kejadian itu membuat mereka diperhatikan oleh orang-orang dikantin. "Kalian kenapa jadi duduk disini sih??" Tanya sinis Monday kepada teman-teman Sunghoon. "Kamu ngak suka makan sama aku nday?" Tanya sang pacar yang ternyata ada disitu juga. Sedangkan teman-teman Jay yang mendengarnya membuat wajah seakan mau muntah. Wajah sangar Jay dibuat imut benar-benar aneh.

"Yaa ngak gitu Jay, tapi kan kita jadi pusat perhatian sekarang." Kata Monday menjelaskan.

"Udah ngak usah dipikirin nday, sekarang makan aja." Kata Samuel menenangkan. Isa yang mendengar itu langsung menggangukan palanya tanda setuju dengan usul pacarnya itu.

Akhirnya mereka makan dengan tenang sampai bel masuk berbunyi. Teman-temannya sudah kekelas duluan dengan pacar mereka masing-masing. Tersisa Sunghoon dan Soeun yang sekarang berada dimeja itu.

"Kita ngak kekelas Hoon?" Tanya Soeun sambil sesekali meminum es tehnya.

"Nanti aja, lagian kita jamkos kok. Guru-guru pada rapat." Dan dibalas Soeun dengan beroh ria.

"Eun, kamu merasa terbebani ngak sih pacaran sama aku?" Mendengar itu lantas Soeun langsung melebarkan matanya. Ada apa ini tiba-tiba Sunghoon bertanya begitu. Untuk kata 'aku' 'kamu' Soeun ngak terlalu perhatiin, karena memang jika sedang berdua saja mereka kadang berbicara 'aku' 'kamu'.

"Kenapa emang? Kok kamu tiba-tiba kamu nanya begitu?"

"Aku takut kamu terbebani aja. Apalagi dengan status awal kita sebagai rival." Kata Sunghoon sambil menundukan kepalanya.

"Hei dengar. Aku nerima kamu saat kamu tembak waktu itu berarti aku siap menerima segala sesuatu yang terjadi Hoon. Lagian kan yang menjalani kita bukan mereka, kamu masih kepikiran kata orang-orang tadi yang bilang kita ngak cocok ya? Udah yaaa jangan didengerin, toh kita yang rasain bukan mereka." Memang tadi saat mereka sedang makan banyak warga sekolah yang mengomentari hubungan mereka.

Ada yang bilang mereka kurang cocok, aneh banget rivalan kok jadian. Tapi ngak sedikit juga yang setuju kalau mereka itu couple goals. Walaupun Sunghoon dijuluki pangeran es sekolah karena begitu irit berbicara, tapi ia sebenarnya memiliki hati yang sangat sensitif. Itu Soeun tau saat kalahnya lomba basket sekolah mereka tahun lalu melawan sekolah lain.

Soeun menemukan Sunghoon menangis ditaman belakang sekolah sambil menyalahkan dirinya sendiri yang tidak becus menjadi kapten. Soeun lantas mendekati Sunghoon dan menenangkannya, sejak saat itulah mereka dekat. Dari yang bertengkar merebutkan peringkat pararel angkatan sampai rebutan lapangan.

Sunghoon yang mendengar penjelasan Soeun hanya bisa tersenyum dan mengganguk. Ia bersyukur memiliki Soeun sebagai pacarnya. Karena Soeun menerimanya apa adanya. Soal hubungan mereka, sebenarnya sudah berjalan setahunan. Dari mulai Soeun menemukannya menangis ditaman belakang sekolah, sejak saat itu ia ngencar mendekatinya dan gotcha ia mendapatkannya.

"Dahh yuk kekelas aja sekarang kita." Ajakan Soeun tadi langsung diiyakan oleh Sunghoon.

Terkadang yang dekat dengan kita bukan hanya sahabat atau keluarga. Tapi rival juga bisa saja sewaktu-waktu menjadi teman kita. Soeun bersyukur menemukan Sunghoon sedang menangis ditaman belakang sekolah dan Sunghoon juga bersyukur ditemukan Soeun sedang menangis ditaman belakang sekolah, walaupun cukup memalukan.





7/Juli/2022

Short StoryWhere stories live. Discover now