01 | Cilor

435 51 11
                                    

(Name) POV'S

Pagi hari, sinar matahari memasuki jendela kamarku. Menyinari sebagian ruanganku yang terkesan gelap. Mengenai poster-poster yang terpampang di dindingku, guratan pensil yang membentuk sebuah cerita, disalurkan dalam dunia maya agar bisa dinikmati para pembaca.

Ah, atau hanya aku yang berkhayal.

Diluar sini justru berawan, mendung. Tapi sepertinya tidak akan hujan.

Mendung tanpo udan~

Jiakhh merdu kali suaraku.

Bai de wei, hari ini harusnya aku berangkat sekolah. Sekarang masih jam 6 pagi, aku sedikit malas untuk mandi. Jadi kurasa aku akan cuci muka saja.

TING!

Oh, ada chat masuk di ponselku.

PARJE (6)

Upi(n)
@you
bareng?

You
yoi

Upi(n)
Sip

"Pake baju, cek isi tas, cek baterai hp, cas jangan lupa, sarapan– ah sarapan skip aja, trus tinggal nunggu Upin jemput. Sip"

Aku bergegas turun kebawah, mataku menangkap seseorang yang sedang duduk di sofa.

"Aza, emak kemana?"

Anak dengan surai yang berbeda warna denganku itu menoleh, "emakmu atau emakku?"

"emak kita"

"oh, biasalah"

Aku mengangguk, lalu berjalan mendekatinya.

"Kamu ga sekolah?"

"Di liburin, sama pihak sekolahnya ga boleh masuk dulu sebelum bayar SPP bulan kemarin sama bulan ini"

"oh doang?"

"y terus?"

"serah lo dodol"

"ih ko ngambek"

"y"

Aku tak menghiraukannya, sebenarnya aku sudah tau kalau dia tidak sekolah karena ibunya belum juga membayar sekolahnya. Begitupun diriku, orangtuaku juga belum membayar sekolahku. Lalu mengapa aku masih bisa masuk sekolah?

Haha, jangan lupakan kekuatan orang dalam.

Engga canda, aku diem-diem ngambil atm bapakku. Passwordnya? mudah ditebak. Hanya bintang 123 pager.

NGUENGG~

"Yo Ipin! Kuy gas ngeng!"

Mataku bergulir kesamping, dimana disana terdapat seonggok manusia dengan helaian rambut jeruk dan kuncir kuda menungguku dengan mengendarai motornya.

"Yoiii"

Setelah itu, aku naik ke jok belakang motornya lalu kami berangkat hingga sekolah.

∞ 

Amu POV'S

Pak Eko sudah memasuki ruangan kelas, tetapi aku masih belum melihat dua sempol itu ada di sini.

"Baik anak-anak madesu. Kita absen dulu"

Huft, hari ini sangat membosankan, sama seperti biasanya. Jadi aku memutuskan untuk melihat ponselku sambil menunggu pelajaran.

"Amu"

"Haderrr pak"

"Lagi apa kamu?"

"E-eh baca buku pak"

fall high ; shoWhere stories live. Discover now