melukai

2.8K 215 19
                                    












✧*Happy Reading✧*。














Setelah pertengkaran satu minggu yang lalu pada akhirnya haechan memilih untuk pergi dari Apartement yang dulu dia tempati bersama Jeno. Haechan tak bisa selamanya tinggal disana, Jeno yang membelinya maka itu milik Jeno dan haechan tak berhak apapun untuk itu. Haechan memilih untuk kembali ke rumah dulu dia bersama kedua orang tuanya, ya meski memang ada yang harus di perbaiki karena sudah lama tak di tempati.

Dan kini dapur haechan sedang di perbaiki karena ada masalah pada Wastafelnya. Tadi pagi airnya tidak mau keluar saat haechan berniat mencuci piring. Dan Segera haechan memanggil tukangnya.

Ding dong..

Saat mendengar suara Bell haechan langsung beranjak dari duduknya dan pergi untuk melihat siapa yang datang.

"Oh, Mark"

Mark tersenyum dan berjalan masuk mengikuti haechan dari belakang, lalu mendudukkan dirinya di sebuah sofa.

"Mau aku ambilkan air?" Mark mengangguk pelan, Haechan dengan cekatan mengambil segelas air dan memberikannya kepada Mark.

"Ada siapa?" Tanya Mark sambil menerima gelas yang di berikan haechan.

"Tukang servis, Wastafel ku macet lagi" jawab haechan sembari mendudukkan tubuhnya si sofa.

"Jungwoo marah dan mengadu pada orang tuanya" Mark mulai kembali membuka suara. Haechan menoleh sekilas dan tersenyum tipis.

"Aku kasihan pada jungwoo,mark ... Dia pasti terluka dan itu karna aku, bahkan Jeno,mom dan juga dad terluka karena aku" Mark menghela nafas meraih tangan haechan.

"Ini bukan salah mu, ini salah takdir yang terlalu mempermainkan kita. Kau tidak salah, cinta itu tidak salah haechan-ah. Aku mencintaimu dan juga sebaliknya, bukankah begitu?" Tanya Mark dan di balas anggukan haechan.

"Jangan mengatakan hal itu lagi oke?" Haechan mengangguk pelan sebagai jawaban, Mark tersenyum dan mencium kening haechan.

"Apa kabar dengan bayi ini?" Tanya Mark mengelus perut ramping haechan.

"Baik Mark. Minggu depan aku harus check up" Mark mengangguk dengan tangan yang masih asik mengusap perut ramping sang kekasih.

"Aku harap dia adalah anakku"-mark.

"Aku akan mengantar mu untuk check up, Jaga dirimu baik-baik oke" haechan hanya mengangguk saja, dia tau ini salah namun haechan juga tak bisa bohong bahwa dia lebih mencintai Mark di banding Jeno.

Haechan juga kecewa dengan Jeno yang berniat mengambil bayinya, dia tidak menyangka Jeno akan berfikir sejahat itu.

Hari sudah mulai sore, Mark tak berniat pulang ke rumah. Dia terlalu malas jika harus bertemu dengan jungwoo ataupun kedua orang tuanya. Mark bahkan sudah berniat menceraikan jungwoo. Dua Minggu lagi Mark akan melakukan sidang, Mark tak perduli jikala nanti Jungwoo sakit hati karenanya itu urusan jungwoo yang mau saja di bodohi oleh kedua orang tuanya. Dan malah menaruh hati kepada Mark yang bahkan tak pernah suka sedikitpun.

Mark bangun dari ranjang milik haechan. Mengusap surainya pelan dan berdiri dari duduknya lalu keluar dari kamar mencari haechan. Mark tersenyum tipis saat melihat haechan yang sedang memasak. Dengan senyum di bibir Mark memeluk tubuh haechan dari belakang yang membuat si Empu terjengkit kaget dan berniat berbalik namun Mark menahan.

"Jangan berbalik, tetaplah seperti ini"bisik Mark menghirup harumnya tubuh haechan.

"Aku fikir kau tidur, apa setelah ini akan pulang?" Tanya haechan dengan tangan yang cekatan mengaduk makanan yang tengah dia pasak.

꧁hello secretary lee꧂Where stories live. Discover now