18. Gather

1.8K 315 4
                                    

Perjalanan yang awalnya hanya membutuhkan waktu 15 menit, tetapi bagi rene rasanya seperti sudah melewati 3 jam lebih. ia kesel banget banget banget sama gisya bumi, kurang gede apa si badannya sampai di acuhkan? malah asik saling bucin. Bahkan di sepanjang jalan rene selalu menyindir keduanya di saat mereka saling adu gombal. "kagak papa sumpah kagak papa. kalau perlu lo berdua liat gue sebagai perabotan rumah tangga aja. gue ikhlas."

Waktu yang menyiksa bagi rene akhirnya berakhir juga, kini mereka ber tujuh sampai di apartemennya bumi.

Rene yang keluar dari mobil dengan wajah betenya, jeslin seula dengan wajah bahagia nya, sedangkan jendra dan jergio dengan wajah pucatnya—seolah olah trauma terhadap sesuatu yang baru aja dia lakuin. Loh...?

"Wajah kalian. Kenapa?" tanya bumi sambil berjalan memasuki lift—di ikuti dengan enam lainnya.

Jendra berujar dengan suara lirih, "teman-temannya gisya serem bum. gue takut."

"Cukup ini pertama dan terakhir kami satu mobil sama mereka berdua." sambung jergio berbisik, di liriknya jeslin dan seula yang berjalan duluan.

Mereka udah keluar dari lift, dan sekarang gisya yang memimpin jalan buat masuk ke apartemen bumi.

"Kenapa?" tanya bumi lagi, kepo dia.

"Jangan bikin gue jadi ingat lagi tentang kejadian tadi ya." ujar jendra yang di angguki jergio.

Bumi benar benar heran sama ke dua temannya, hanya gara gara satu mobil sama jeslin seula, bikin mereka kaya gini? apa yang di perbuat dua cewe itu???

"Gila keren banget di dalamnya."

"Ka Bumi, lo simpan uang lo dimana aja?" rene mencubit lengan seula yang dengan polosnya berkata seperti itu. "Brengsek jangan tunjukin dong sifat kriminal lo. Nanti ketahuan!"

"Apasi mbakk, gue kan cuma nanya belum mencuri." saut seula sambil mempelankan kata 'belum mencuri'.

Gisya menatap heran teman pacarnya itu, sedari tadi mereka mencoba menjaga jarak dengan jeslin dan seula, bahkan selalu menatap was-was. Karna penasaran akhirnya gisya bertanya, "ka jendra, ka jergio. Kok jauh jauh? Sini dong supaya lebih dekat sama teman temannya gue."

Oh ya, mereka emang nggak terlalu dekat sama teman temannya gisya, kecuali rene. Karna satu angkatan trus sering ketemu walau beda jurusan. Kalo temannya gisya yang dua lagi tu emang sekedar tau nama doang, selama tiga tahun juga baru ini mereka kumpul bareng.

"Nggak makasih gis." tolak keduanya serempak.

"Udah dekat kok gis kita." jawab jeslin menatap keduanya dengan smirk. dalam hati dua J—kok lebih dominan cewe si?

"Makan." ucap bumi yang baru keluar dari dapur, arah matanya menatap meja makan yang sudah terpenuhi dengan makanan enak, entah kapan bumi nyiapinnya. Dia memberi kode agar mereka menuju ke tempat makan.

"Gimana kalo kita main curhat curhatan atau saling cerita gitu?" ajak jeslin.

"Setuju setuju." jawab mereka serempak.

"Emm di mulai dari....."

"GUE GUE." rene mengangkat tangan dengan semangat.

"Silahkan mbak." jeslin mempersilahkan rene yang mau cerita.

"Sebenarnya ini tentang masalah percintaan gue si."

Raut wajah rene berubah menjadi cemberut, lalu melanjutkan ucapannya. "tiba-tiba juho jauhin gue pas kita tampil nyanyi tadi. Gue bener bener bingung salah gue apa."

Dia berhenti sejenak, "gue juga nggak tau mungkin aja dia insecure kan gara gara gue keren banget di atas panggung." pujinya.

"Padahal kami bentar lagi jadian. Doain aja si."

"Tapi dengan BRENGSEK nya dia jauhin gue arghhhhhhh."

Ketiga cowo menatap paham rene, "mungkin aja dia nggak bisa nerima lo apa adanya ren." sindir jendra.

Rene yang mendengar itu langsung terdiam meresapi ucapan dari jendra.

"Okey mbak rene udah selesai, selanjutnya jer—"

"Bentar." potong bumi.

"Ada telpon dari pa hecul." sambungnya lalu langsung mengangkat panggilan itu.

"Ya pa?

"....."

"Hm."

"...."

"Iya."

"....."

"Oke."

Di tutupnya panggilan dari pa hecul, lalu menjelaskan kepada gisya. Karna mata gisya seolah kepo apa yang dia dan pa hecul bicarakan di telpon. "Kata pa hecul besok pagi saya keruangan dia." ucapnya lembut.

"Sambung jes." kata bumi lagi.

Lalu mereka melanjutkan permainan ceritanya, dan bermain sambung kata. Mereka menghabiskan waktu di apartemennya bumi sampai malam. Benar benar kenangan yang nggak bisa di lupakan. Jendra dan jergio juga udah mulai jadi santai lagi sama jeslin seula.

***
jangan lupa vote and follow nya ya!

B U M I T A M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang