2 - He's Crazy

904 142 0
                                    

Hey Guys! Jangan lupa vote dan commentnya untuk meramaikan cerita ini ya! Thank you!

-

Suara gelak tawa dan jeritan penuh kegembiraan memenuhi dancefloor dari Neo Nightclub, setelah perkenalan singkat antara Jay dan Lalice, kini mereka sudah berada di dancefloor dan menari bebas setengah mabuk.

"Oh god, Lalice itu sungguh.. huhhh aku lelah Rosé, aku hanya tidak ingin dia terjebak di hubungan dengan para pria pengacau lagi! dia sedang di puncak karirnya !" keluh Jisoo sambil memantau Lalice dari sofa mereka.

"Maksudmu, Lalice hanya boleh mengencani pria pria membosankan yang sibuk berada di kantornya sepanjang waktu? Geez Jisoo, kami para model sangat kesepian, kami terkadang butuh hiburan! biarkan Lalice bersenang senang dahulu, dia bahkan tidak mengatakan ingin mengencani pria itu kan?" balas Rosé sambil meneguk champagne-nya.

" I know Rosé, tapi... ah sudahlah, by the way siapakah si Jay Harisson ini? apakah dia si 'hot bachelor' itu? si 'Mr.Perfect' ?" Balas Jisoo yang akhirnya mulai sedikit sadar dari pengaruh alkohol. "Oh shit!, itu benar dia! aku harus menarik Lalice pulang sekarang juga! si Jay Harisson brengsek itu adalah playboy!" Jisoo lalu langsung bangkit dari sofa terburu buru menuju dancefloor, namun dihalangi oleh Johnny.

"Hey, Mau kemana? maukah kau berdansa denganku?" Tanya Johnny kepada Jisoo.

"Enyahlah Johnny, aku harus menarik Lalice pulang, besok pagi kita harus terbang ke Maldives untuk photoshoot !" Balas Jisoo sambil mendorong Johnny.

disisi lain, Lalice sedang berparty ria dengan Jay di dancefloor, menari seolah tidak ada hari esok, dengan tangan Jay yang melingkari pinggang Lalice. lekukan tubuh Lalice membuat setiap orang disana terkagum kagum, perhatian tidak hanya terpusat padanya namun juga pada Jay, karena si Mr. Perfect semakin dicemburui oleh orang orang, hidupnya sudah sangatlah sempurna dan sekarang Ia berdansa bersama Lalice Bruschweiler? Para pria di club tentu merasa iri.
tentu saja Jay menyukai perhatian itu, Ia merasa Egonya semakin tinggi, dan ia menjadi semakin sempurna, semakin tak tersentuh, instingnya tak pernah salah, pantas saja ia merasa bahwa Lalice ini berbeda dengan gadis lain yang ia temui, gadis didepannya ini dapat membuat hidupnya semakin tinggi dan semakin dikagumi, Jay tidak sadar bahwa pemikirannya ini adalah awal dari dirinya menjemput kehancuran, Dia baru saja memberikan Egonya dan Kesombongannya menjadi lebih dari yang sudah ada.

"Hey Lalice, mau kuantar kau ke tempat yang lebih menyenangkan dari club ini?" bisik Jay seduktif ke Lalice, bibirnya sengaja Ia biarkan menyentuh permukaan telinga Lalice untuk memberikan efek yang memabukkan.

Lalice tentu saja merasakan tubuhnya meremang dan tergiur akan ajakkan dari Jay, namun matanya menangkap sosok Jisoo yang menatap marah padanya dan menunjukkan jarinya kepada jam tangan yang melingkar di tangannya, menandakan ia harus segera pulang.

"Uhh... bagaimana ya Jay.." balas Lalice sambil melepaskan diri dari rengkuhan Jay, dan menatap sekeliling dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Aku sepertinya harus pulang sekarang, Aku akan pulang bersama Jisoo jadi.. Bye Jay" Lalice lalu melenggang perfi dengan sempoyongan menuju arah Jisoo yang terlihat bersiap untuk membopongnya.

"Hey Lice!! ini bahkan belum jam 4 pagi! kau serius akan pulang ?" Tanya Jay sambil mengikuti Lalice, pandangan heran ia dapatkan dari teman temannya karena tak biasanya Jay memohon kepada seorang wanita seperti ini, namun yeah ini Lalice Bruschweiler jadi mungkin saja Ia merasa berat membiarkan wanita itu pergi begitu saja.

A Man And His PrideWhere stories live. Discover now