16. This Shit! (2)

1.6K 238 15
                                    

Athanasia melirik Duke Alphaeus dan Countess Rosaria yang berjalan pergi. Walaupun begitu, sikap Rosaria saat berjalan sama sekali tidak menimbulkan suara. Tentu saja, itu karena dia dikenal sebagai ratunya etika dalam pergaulan kelas atas. Sayangnya, etika saat bertindak dihadapannya sangat buruk.

"Saya pikir mereka keterlaluan," Felix mengerutkan keningnya melihat perlakuan dua orang bangsawan yang 'katanya' akan menjadi paman dan bibi pemimpin masa depan.

Selama ini Felix memang menyadari bahwa keduanya memperlakukan Athanasia dengan buruk. Sayangnya, saat itu dia tidak dapat melakukan apapun untuk membelanya. Raja memperintahkannya untuk tidak ikut campur.

"Tidak usah dipedulikan Tuan Robain," Tatapan Athanasia menyisiri buku yang berada tepat dihadapannya.

Lagipula, perlakuan seperti itu hanya dia anggap sebagai angin. Selama mereka tidak menjelek-jelekan ibunya dan Lilian dihadapannya. Dia pikir, dia mencoba untuk bertahan. Setidaknya selama beberapa waktu sebelum kesabarannya terkikis dengan sendirinya.

Langkah kaki yang mengikutinya dari samping membuat fokusnya goyah. Ditatapnya Felix yang kini berada tiga langkah darinya, menatapnya dengan gigi rapih yang terlihat.

"Apa anda mencari sesuatu Tuan Robain?" Athanasia menatapnya bertanya.

Dilihatnya Felix yang menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Hehe... saya ditugaskan Yang Mulia untuk menjadi ksatria pribadi Princess Athanasia."

"Hah?"

***

Athanasia berjalan disepanjang lorong dengan Felix yang mengikutinya seperti anak ayam. Bahkan Athanasia dapat melihat bunga-bunga imajinasi yang bersemi diatas kepala Felix.

Sebenarnya Athanasia merasa keberatan dengan keberadaan Felix disekitarnya. Bukan karena dia tidak menyukai laki-laki itu, melainkan karena dia tidak terbiasa untuk diikuti oleh seseorang dibelakangnya.

Terbiasa sendiri selama ini membuatnya terbiasa. Dan membiarkan seseorang mengikutinya seperti dia sedang diawasi oleh seseorang.

Awalnya dia menolak, namun Felix tetap kukuh dengan pendiriannya. Mengikuti kemanapun kakinya pergi. Mengiringi irama langkahnya. Saat Athanasia protes, Felix mengatakan bahwa dia tidak dapat menolak perintah Raja.

Jarak antara perpustakaan kerajaan dengan istana Ruby dapat dikatakan jauh. Mengingat Perpustakaan berada dj bangunan utama kerajaan, sedangkan Istana Ruby terletak paling ujung jauh dari keramaian.

Athanasia tidak masalah jika harus berjalan ratusan atau ribuan langkah dihadapannya. Karena lagi-lagi, dia sudah terbiasa. Lagipula apa salahnya jalan-jalan diistana saat dia dapat melihat bunga mawar merekah disepanjang jalan?

"Princess Athanasia," laki-laki dengan perawakan sedikit gemuk bersama dengan seorang lainnya menatapnya dengan wajah berseri.

Athanasia mengenal laki-laki ini sebagai Count Karzava, dibelakangnya merupakan Marquiss Ethan. Dia mengenalnya saat pertama kali Athanasia memimpin rapat yang diadakan kerajaan saat Claude tidak sadarkan diri.

Masih ingat dengan jelas saat mereka memberikan kritik dan mencemoohnya dalam rapat. Membandingkannya dengan Princess Jannete yang terlahir dari darah bangsawan, dan dia yang terlahir sari darah seorang penari. Mereka adalah para bangsawan Obelia yang memberikan loyalitasnya pada Duke Alphaeus.

"Oh, selamat sore Tuan Robain," Senyum profesional tersungginh dibibir keduanya.

"Selamat sore Marquess Ethan, Count Karzava." Felix menghilangkan senyumnya. Malas berurusan dengan orang-orang penjilat seperti dua orang dihadapannya.

Mereka tidak ambil pusing dengan perlakuan Felix. Selain mereka tidak memiliki kepentingan dengam Felix, mereka juga tidak ingin mencari masalah dengan keluarga Robain. Walaupun saat ini gelar yang dimilikinya sebatas 'Lord' karena dia merupakan seorang ksatria, tidak menutup kemungkinan jika dia akan mewarisi gelar ayahnya yang merupakan seorang Duke. Mengingat Felix Robain adalah satu-satunya penerus dari kediaman Duke Robain.

Mengapa Duke di Obelia hanya memiliki satu anak?

Oke. Tidak perlu dipikirkan.

"Princess Athanasia, apa anda memiliki waktu sebentar?"

Ada udang dibalik batu.

Baik, dengarkan saja dulu apa yang ingin mereka katakan.

"Apa yang ingin anda bicarakan Count Karzava?"

Count Karzava dan Marquess Ethan melirik Felix yang ada di belakangnya. Memberi 'kode' agar Felix pergi dan membiarkan mereka berbicara pada Athanasia. Sayangnya, kode itu tidak dihiraukan Felix. Laki-laki itu tetap berdiri melipat tangannya dibelakang dan menatap keduanya dengan alis terangkat.

Pura-pura bodoh.

"Katakan saja apa yang ingin anda katakan Count Karzava, Marquess Ethan. Tuan Robain adalah ksatria pribadi saya, tidak perlu dirahasiakan apa yang ingin anda katakan."

Terpaksa Athanasia mengakui Felix adalah ksatrianya.

Felix yang mendengar perkataan Athansia hanya tersenyum lebar. Bunga-bunga imajinasi yang sebelumnya sempat hilang karena bertemu tamu tak diundang, kini kembali bersemi. Athanasia memilih mengabaikannya.

Count Karzava dan Marquess Ethan sedikit terkejut mendengarnya. Mereka memang mengetahui bahwa Duke Robain mendukung Athanasia untuk menjadi pewaris takhta. Namun, untuk menjadikan 'Felix' yang merupakan tangan kanan Raja menjadi ksatria Princess Athanasia, membuat mereka berdua terkejut.

Felix diangkat sebagai tangan kanan raja bukan hanya karena kedekatannya dengan Claude. Melainkan prestasinya dalam bidang pertahanan dan pertempuran, terlebih pada taktik stratehi perang diusianya yang terbilang muda. Dia merupakan salah satu panutan bagi para ksatria yang sebagian besar merupakan anak bangsawan.

Keberadaannya dapat membuat bangsawan yang saat ini bersikap netral, menjadi berpihak hanya karena idolanya memilih suatu fraksi.

Apakah ini alarm bahaya untuk mereka?

Sepertinya mereka akan melakukan pertemuan dengan Duke Alphaeus dan yang lainnya untuk mendiskusikan masalah ini.

"Ini... mengenai alokasi anggaran kerajaan yang diambil alih oleh Princess  Athanasia."

Oh?

Permainan apalagi yang dimainkan para petinggi ini?

Athanasia hanya tersenyum, lalu meminta keduanya untuk mengikutinya.

"Mari cari ruangan terlebih dahulu."

Pembicaraan sepenting ini ingin dibahas dikoridor?

Apa mereka bercanda?

.

.

.

TBC

Count Karzava sama Marquess Ethan emang ada beneran di novel season 2 ya. Bahasa inggrisnya begitu, bahasa koreanya bener apa ngga, ya gatau.

IF [Suddenly, I Became A Princess]Where stories live. Discover now