[23] LUST

39.1K 1K 25
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

mau pengakuan dosa dikit, sebenernya kebanyakan judul part/chapter di cerita ini ngasal :p

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

mau pengakuan dosa dikit, sebenernya kebanyakan judul part/chapter di cerita ini ngasal :p

anw, aku mau ngurangin konvo bahasa inggrisnya, tapi di situ letak hot nya dirty talk Reyna sama Darren kalau lagi ngeseks. Kalau enggak paham, tinggalin komen aja, aku kasih translatenya walaupun jadinya mungkin gak bisa bener2 sesuai konteks bahasa inggrisnya.

***

Reyna menggeleng. "I'm not. Don't go any further..." pintanya lemah. Ia tidak ingin dipermalukan lebih dari ini.

Darren kembali tersenyum. Ia menyondongkan tubuhnya ke arah depan. Tangannya mencengkram leher Reyna dengan pelan, lalu menulusuri bahu, dan beralih membuka kaitan bra Reyna yang ada di bagian depan. Dua gundukan menggoda itu terayun pelan akibat perbuatannya. Sepasang puting ereksi terlihat di depannya, membuat mata Darren nyalang penuh gairah.

"What makes you think you have a choice?"

***

Darren tidak bercanda dengan ucapannya. Paha Reyna terasa keram setelah mengalami orgasme sebanyak tiga kali. Tubuhnya terasa lemas. Sering melakukan percintaan, membuat cowok itu terlalu memahami tubuh dan titik-titik sensitif yang Reyna miliki. Tidak sulit dan tidak butuh waktu lama bagi Darren agar Reyna melepaskan gairahnya. Bahkan cowok itu tidak harus mengacak vagina Reyna untuk membuat Reyna mencapai klimaks.

Terasa nikmat, memang, sekaligus amat melelahkan bagi keadaan Reyna yang akhir-akhir ini dikejar masalah nyaris tiap hari.

Dan sekarang pun, tidak ada tanda-tanda Darren untuk menghentikan aktivitasnya.

Setelah menormalkan kembali napasnya, Reyna melirik ke arah Darren yang tengah membuka T-shirt putihnya. Cowok itu membuka resleting dan mengeluarkan kebanggaannya.

Reyna menarik napas. Darren benar-benar tidak akan memberinya ampun malam ini.

Tangan Darren meraih dompet dan mengeluarkan sebungkus kondom dari dalam sana. Sementara tangan kirinya sibuk merangsang kembali vagina milik Reyna dengan mengusap bagian labia dan menggoda klitorisnya, ia membuka bungkus pengaman itu dengan gigi dan tangan kanannya. Namun saat bungkus itu setengah terbuka, Darren berhenti. Ia menatap Reyna penuh senyuman.

A FIRST PERFECT [21+]Where stories live. Discover now