HE - 27 [Sesal Tiada Berujung]

1.4K 80 8
                                    

Penyesalan Annisa, Garen, Ananta, dan orang-orang yang pernah membuat Rasya sakit ternyata tidak berujung dan maaf mereka tidak terbalaskan.

.

.

.

"𝙿𝚎𝚗𝚢𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚗𝚢𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚊𝚍𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚓𝚞𝚗𝚐"
-060322

Semua orang di dalam menggeleng tidak percaya, tidak terkecuali Agreraya, dirinya tidak menyangka jika Rasya yang menuntunnya masuk Islam dan ternyata dirinya juga yang menuntun Rasya pulang.

Ergra memeluk tubuh dingin Rasya yang sudah memejamkan mata dengan tenang seolah bebannya hilang dalam sekejap. "Dek..... " Ergra masih tidak percaya.

"Kenapa ninggalin abang hiks... " tangis Ergra pecah saat itu juga.

"Maafin abang hiks maaf, " ujannya mengguncangkan tubuh Rasya.

"BANGUN DEK BANGUN! KAKAK JANJI BUAT KAMU SENYUM LAGI BANGUN DEK HIKS! BANGUN!!! " teriaknya pilu dengan terus berusaha membangunkan Rasya yang baru saja tertidur untuk keabadian.

Arja menatap kosong Rasya yang terbaring kaku. Mata indah yang selalu menatapnya takut dan tulus dalam satu waktu kini tertutup.

Bibir yang selalu tersenyum tulus kini telah tertutup rapat dengan seulas senyum tipis masih menghiasi wajahnya yang pucat. Seakan-akan ia tersenyum jika ia sudah pergi dengan luka yang pernah di torehkan.

"Maafkan kakak dek. Kakak janji akan selalu membuat kamu bahagia walaupun kamu tidak ada. " gumamnya putus asa.

Elga menangis di pelukan Karin yang baru datang tepat saat Rasya menutup mata indahnya dengan sebuah senyuman.

"RASYA HIKS BANGUN SYA, JANGAN TINGGALIN GUE HIKS!! LO TEGA SYA LO TEGA HIKS! " Elga terus meracau dalam tangisnya.

"LO GAK MAU NGASIH KADO ITU LANGSUNG HIKS? LO KENAPA INGKAR SYA, LO JANJI BAKAL SEMBUH TAPI KENAPA GINI SYA!" Elga semakin terisak.

Hal yang sama pula di rasakan Karin, ia menyesal mendiami Rasya, seharusnya Karin yang memberikan Rasya dukungan.

"Maafin aku Sya, seharusnya aku dukung kamu, t-tapi, t-tapi hikss-" Karin tidak dapat melanjutkan ucapannya terlalu sakit untuk ia ungkapkan.

Ananta diam-diam meneteskan air mata. "Maaf Sya. Gue terlambat benar-benar terlambat sampe lo gak mau denger maaf gue. Hiks! " baru kali ini Ananta menangis, di sampingnya Andrian menatap tubuh Rasya dalam diam, sedangkan Garen menundukkan kepala, dirinya juga menyesal telah membuat Rasya seperti ini.

Benar apa yang orang ucapkan. Penyesalan selalu datang di akhir dan penyesalan paling menyakitkan adalah penyesalan tiada berujung.

Opa memandang tubuh cucu kecilnya sendu, tidak percaya jika harus seperti ini. "Maafkan Opa sayang, maaf. Opa lalai Opa telah menyakiti bidadari seperti kamu sayang. Tenang di sana ya bidadari kecilnya Opa. " ujarnya seraya maju dan mencium kening Rasya lama, hingga air matanya menetes di mata Rasya yang tertutup.

Herida Eterna (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora