17

5.7K 678 133
                                    

Renjun sudah mengeluh dari tadi jika kakinya sangat pegal, Haechan bahkan sudah menyita punggung Mark sedari tadi untuk menampung berat tubuhnya.

Mark menyesal sedikit karena sudah membobol lubang Haechan hingga tak bisa berjalan jika akhirnya ia harus menggendong tubuh gembrot itu dengan jauh sekitar lebih dari 7 kilometer.

Ia berdoa saja agar tidak secepatnya menjadi kakek-kakek dengan punggung membungkuk dan memakai tongkat.

Oke, ya mereka sudah berjalan lebih dari 10 kilometer, tapi tak juga menemukan tanda-tanda kehidupan para kucing disana.

"Mama, aku ingin pulang!" Rengek Renjun.

"Mama mu sudah meninggal, kau ingin pulang ke akhirat?"

Renjun melirik sinis pada Hyunjin.

"Kau diam saja!"

"Hey, lihat! Disana ada orang!" Pekik Haechan.

"Mana ada orang, mereka kucing."

"Banyak bicara! Ayo kesana Mark!" Pekik Haechan menjambak rambut Mark dengan suka cita.

Mereka pun berlari kesana, dengan Mark yang berlari dengan meringis karena punggung sudah sangat sakit.

Renjun melotot ketika disana, ada Jaemin! Ya Jaemin!

"JAEMIN!"

Renjun menambah kecepatan larinya dan langsung memeluk Jaemin erat.

Bahkan Haechan entah sejak kapan melompat dari gendongan Mark dan ikut berbaur dengan Renjun dan Jeongin yang memeluk Jaemin.

"Kurang ajar!"

Hyunjin dengan membabi buta memukul dan menonjok wajah, rahang bahkan perut Jeno.

"Kau keparat!"

Bugh!
Dugh!

Jeno tak melawan, sama sekali tak melawan. Tubuhnya telah lemah tak berdaya.

Jaemin, Jaemin ditembak oleh Elenjis. Tembakan itu terbuat dari racun yang dapat melumpuhkan, dan meninggal dengan sendirinya karena kelumpuhan yang tidak bisa disembuhkan itu.

Jaemin-nya, ia tak bisa melakukan apa-apa, semuanya sudah berakhir. Jeno akan menyusul Jaemin-nya.

Hyunjin masih terus menghajar tubuh tak berdaya Jeno, Jeno menangis tanpa sadar.

"Tidak ada gunanya kau menghajarnya seperti itu." Yuta menginterupsi.

Hyunjin menghentikan aksinya, menoleh kearah Yuta dengan keringat bercucuran.

Hyunjin pict keringet

"Jaemin kalian sekarat, ia ditembak oleh musuh mereka dengan racun yang dapat memberi dampak kelumpuhan total."

Keenamnya melotot terkejut, bahkan Guanlin yang sedang memberikan pertolongan pertama melongo.

Yuta memberikan selembar kertas berisi tulisan aneh, pada Hyunjin.

"Bawa dia ke area air terjun di sebelah barat, bacakan kalimat itu setelahnya saat kalian semua berada dibawah guyuran air terjun. Cepat, sebelum keadaan Jaemin semakin memburuk."

"Nana, Yuta! Tolong jangan bawa Nana-ku pergi jauh!"

"Jadi, ini bukan karena Jaemin kita akan dijadikan tumbal olehnya?" Tanya Hyunjin dengan menunjuk Jeno.

"Bukan, kami kucing. Tidak melakukan ritual aneh seperti manusia."

"Wah, jadi, aku salah telah memukulinya?"

"Bodoh! Hyunjin bodoh, cepatlah. Keadaan Jaemin sekarat! Kau malah menjadi wartawan tanpa otak!"

...

𝐌𝐲 𝐇𝐚𝐧𝐝𝐬𝐨𝐦𝐞 𝐂𝐚𝐭✓【ɴᴏᴍɪɴ】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang