『 Epilog 』

249 36 27
                                    

Denting piano terdengar mengalun merdu. Di ruangan mewah dengan lampu kristal tergantung, si musisi jenius abad ke-21 menarikan jemarinya. Not nada tak lagi menjadi atensinya, semua melodi kini telah terukir di dalam otaknya.

Gojo Satoru, nama si pianis yang paling tersohor di negri matahari terbit kala itu. Siapa yang tidak mengenalnya? Jejak rekam karirnya bahkan jauh lebih cemerlang dari kilau bulan di luar sana.

Tapi, ada satu sisi kelam dari manusia yang kita semua tahu. Musisi sekelas Bethoven saja pasti akan disebut dongkol jika berhadapan dengan entitas paradoks bernama Cinta.

Rasanya seperti deja vu, ketika telunjuknya kembali meleset saat akan menekan tuts. Apa lagi penyebabnya jika bukan dering panggilan masuk dari kontak yang ia simpan dengan tiga emoji hati.

"Halo? Si tampan Satoru—"

"Ya, ya, si tampan Satoru. Aku sudah menghafalnya di luar kepala. Omong-omong, apakah kau memiliki waktu luang sekarang?"

Kekehan pelan lolos dari belahan bibir Satoru. Seperti biasa, ia kembali membayangkan segusar apa wajah perempuan di balik kontak yang ia bubuhi tiga emoji hati ini.

"Tentu saja, ada apa? Kau ingin mengajakku ke luar?" Nadanya menyombong, Satoru sedikit menggosok ujung hidungnya sambil tersenyum bangga.

"Ah, selalu saja tertebak. Kau ini cenayang atau apa?" Suara diseberang sana terdengar meninggi, kembali membuat Satoru terundang untuk mengeluarkan tawa renyahnya.

"Tunggu 10 menit lagi. Aku akan menjemputmu di tempat biasa."

✧ ✧ ✧ ✧ ✧

Deru halus mesin bertenaga 3.500 cc menyapa gendang telinganya. Dari jauh, binar maniknya sudah bisa menangkap siluet Accura merah terang yang semakin mendekat. Tepat ketika empat rodanya berhenti bergulir, kaca depan Accura perlahan turun. Menampakkan sosok rupawan yang menatapnya dari balik kacamata hitam.

"Halo, nona cantik. Sendirian saja? Ingin menghabiskan malam dengan si tampan Gojo Satoru?" Celetuknya dari dalam mobil.

Wanita itu menahan tawanya. Beginilah kelakuan Satoru, sering menggodanya dengan kalimat-kalimat aneh yang membuat keningnya mengernyit.

Yang bernama Gojo Satoru turun dari mobil mewah. Apa lagi yang akan ia lakukan jika bukan untuk membuka pintu penumpang? Percaya atau tidak, seorang Gojo Satoru yang tidak pernah menundukkan kepalanya itu kini membungkuk khidmat. Seolah sekarang ia tengah mempersilahkan seorang nona besar masuk ke dalam mewah Accura miliknya.

"Kemana kita pergi?" Si pria langit berujar ketika tubuh tinggi semampai itu kembali duduk di kursi kemudi.

"Seperti biasa."

Tanpa membuang waktu lagi, mobil mewah itu kembali berpacu di tengah gemerlap malam. Tujuan mereka seperti biasa, tempat dimana bintang terlihat lebih indah. Tempat di mana dunia seolah bersunyi demi ketenangan hati mereka.

Juga tempat dimana semua kisah ini bermula.

✧ ✧ ✧ ✧ ✧

Malam itu berbeda, taman yang biasanya sunyi kini menjadi lebih ramai. Si pianis jenius berjalan di bawah remang lampu taman sembari menggenggam erat tangan gadis cantik yang berjalan di sebelahnya.

"Tumben sekali, ada apa ini sebenarnya?" Satoru berceletuk, berusaha memecah keheningan juga menghilangkan rasa penasarannya.

Yang berjalan bersamanya hanya tersenyum dalam diam. "Kau terlalu lama menghabiskan waktu dengan pianomu itu." Ujarnya setelah memberikan jeda.

Lyra: A Whole Sky Inside Your Eyes [Gojo Satoru X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang