6🔞

179 16 4
                                    

Warning!!!
🔞🔞🔞


Sean masih dalam dekapan Yibo, saat getaran ponsel di atas meja mengalihkan perhatian keduanya. Pelukan mereka pun terlepas. Namun, Yibo enggan untuk melepas tangan seorang yang sudah menjadi prianya, dengan penuh kelembutan Yibo mengusap punggung tangan sang kekasih yang masih digenggamnya. Sean menatap tangannya, senyum manis terpatri apik di bibirnya.

Ternyata getar ponsel tadi berasal dari ponsel Yibo, dan tak butuh waktu lama untuk Sean menyerahkan benda pipih itu kepada sang kekasih. Yibo kemudian menerima ponselnya dan mengusap tombol terima di layar ponselnya. Lalu, setengah berbisik dan berkata, "Tunggu sebentar."

"Halo ...," ucap Yibo pada orang diseberang sambungan telpon, dia sesekali melirik ke arah prianya.

"Kau saja yang urus itu, uangnya sudah aku kirim. Dan satu hal lagi, jangan ganggu aku selama tiga hari ke depan." Yibo mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban lagi.

Sean menatap Yibo saat dengan kasar dia melempar ponsel yang sudah dia matikan ke sembarang arah. Sepertinya Yibo tidak suka waktunya bersama Sean terganggu.

"Tiga hari ini ada apa memangnya, sampai tidak ingin diganggu, kau juga membuang pons---"

Belum selesai Sean mengucapkan kalimatnya Yibo sudah lebih dulu menarik prianya dalam dekapan, lalu mengecup kedua belah bibir yang sejak tadi sangat menggoda. Dengan tubuh yang berada di atas Yibo, pertahanan Sean runtuh begitu saja ketika kulit bibir mereka bersentuhan, membuatnya seketika melebarkan manik serupa rusa miliknya yang terlihat semakin seduktif di mata Yibo.

"Apa ya---"

Lagi, Sean tak mampu melanjutkan ucapannya, kali ini Yibo menyesap bibir lembut Sean lebih intensif. Sean awalnya ingin berontak, tapi kuluman Yibo di bibirnya yang begitu lembut benar-benar mampu membuat Sean hanyut terbawa suasana, sebuah gigitan kecil di bibir bawah memaksa Sean membukakan celah untuk lidah Yibo masuk, Sean membiarkan lidah sang kekasih menyapa lidahnya, kemudian keduanya saling merasai, memagut dan mencumbu mesra. Semakin lama semakin dalam dan menuntut.

Sean masih mencengkeram ujung kemeja Yibo, saat tiba-tiba bibir Yibo sudah hangat menyapa leher jenjangnya. Sean tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Tangan Yibo tidak diam di pinggang ramping Sean, jari-jemarinya menelusup ke dalam kemeja prianya dan memberi sentuhan sensual di perut rata itu.

"Ugh...," desahan Sean keluar begitu saja, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya secara bersamaan di perut dan membuatnya melenguh nikmat. Tangan Sean berpindah menggapai belakang kepala Yibo dan meremasnya tak beraturan. Dia ingin lebih, sentuhan kekasihnya itu benar-benar memabukkan.

Tidak ingin membuang waktu, Yibo menukar posisinya sehingga saat ini Sean berada di bawah kungkungan dirinya, lantas ia kembali mengecup leher Sean hingga meninggalkan bercak keunguan yang juga berhasil menaikan libido keduanya. Sean yang begitu menikmati permainan kekasihnya itu tidak tinggal diam, tangannya yang sejak tadi meremas belakang kepala Yibo dibawanya untuk menyentuh sesuatu yang nampak mulai keras di bawah sana. Sean terhenyak saat Yibo tiba-tiba melepaskan baju miliknya hingga menampakkan tubuh bagian atas yang atletis. Tubuh yang selama hampir empat bulan ini selalu Sean urus, dan dia rawat tanpa rasa canggung. Namun kali ini tubuh itu berada di atasnya membuat Sean penasaran bagaimana jika pemilik tubuh di hadapannya ini memasuki dirinya memberi kehangatan di dalam sana.

Astaga apa yang kau pikirkan Sean, batin Sean ... reflek tangannya langsung menutup kedua matanya.

"Kau kenapa, hmm?" tanya Yibo dengan senyum lebarnya. Dia pikir mungkin Sean malu. "Tidak apa sayang, lihat aku...," ucap Yibo sambil menurunkan tangan Sean, kemudian menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi prianya yang basah oleh bulir-bulir kecil keringat.

SOMETHING BEHINDWhere stories live. Discover now