24

107 10 0
                                    

24. Pain
Songs: somewhere only we know- Keane

"Sayang kalau udah nikah sama aku mau gak ikut aku tinggal di Bandung?." Tanya Bima kala itu.

Saat itu mereka sedang date berdua di tepi pantai sambil menikmati indahnya pantai, suara ombak dan kicauan burung-burung terdengar begitu indah.

"Aku mau asalkan bareng kamu, tapi gimana dengan butik aku?." Lia mendongok menatap Bima yang memeluknya dari belakang.

"Ada Seila kan?, aku mau kita tinggal disana. Soalnya aku udah buat rumah yang letaknya sangat bagus dan nyaman." Kata Bima.

"Emang bikin rumahnya di mana?." Tanya Lia.

Bima memgelus tangan lembut Lia, "aku bikin rumah di daerah yang sangat jauh dengan jalan raya tapi tempatnya bagus kok, aku yakin kamu pasti suka." Ujar Bima.

"Letaknya juga sangat strategis, ada danau dan taman bunga dan yang paling bagusnya di sana juga ada kebun Straubery, aku sengaja pilih tempat itu karena aku tau kamu suka. Dan aku juga mau kita jalani hidup dengan tenang dan pastinya menjalin rumah tangga yang harmonis dengan kamu." Ucap Bima tulus dari caranya memandang Lia lelaki itu sangat bersungguh-sungguh.

"Aku boleh nangis gak sih?, terharu banget dengarnya." Kata Lia matanya sudah berkaca-kaca.

Bima terkekeh, "sedih banget yah dengernya?." Tanya Bima tapi Lia menggeleng.

"Aku terharu karena bahagia, kamu bisa sweet juga ternyata." Bima terkekeh lalu mengecup pucuk kepala perempuan itu lama.

"Terus kapan rencana kamu mau nikahin aku?." Tanya Lia tiba-tiba dia menatap Bima lekat.

"Rencana bulan depan, kamu siap?." Kata Bima yakin dan serius. Tentu saja mendengar itu membuat Lia sangat bahagia dan senang akhirnya hal yang dia nanti-nanti akan terjadi.

"Kok mukanya merah? Owh aku tau pasti malu nih." Goda Bima sambil mencubit kedua pipi perempuan itu membuat Lia terkekeh kecil.

"Kenapa aku jadi malu yah, aku juga mau nangis rasanya. Akhirnya kita mau nikah juga." Kata Lia terlewat polos.

"Kamu lucu," sebut Bima dengan memeluk Lia erat-erat.

"Bima." Panggil Lia dan Bima berdehem sebagai jawaban. Tatapan Lia lurus ke depan menatap hamparan lautan, Bima yang duduk di belakangnya sambil memeluk Lia dan menunggu perempuan berbicara.

"Kamu masih cinta sama aku? Kamu gak pernah ngerasa bosan sama aku?." Bima berhenti mengelus rambut perempuan itu membuat Lia menoleh pada lelaki itu.

"Pertanyaannya gak bener." Kata Bima.

"Bima aku serius, kamu tinggal jawab aja." Ucap Lia.

Bima menarik nafas, "kalau aku gak sayang dan cinta lagi ke kamu, aku gak bakalan ada di hadapan kamu sekarang. Aku gak bakalan ada di samping kamu selama ini dan mungkin kamu dan aku gak bakalan pernah ketemu lagi." Ucap Bima dan hal itu membuat hati Lia terasa teriris.

"Udah paham maksudnya?." Tanya Bima.

Lia menggeleng, "maksud aku, aku gak bakalan ada disini sama kamu kalau aku gak cinta dan sayang. Lia, kamu tau gak? Perempuan pertama yang ada di hati aku itu kamu. Aku gak pernah rasain perasaan seperti ini sebelumnya dan sama kamu? Aku merasa nyaman dan bahagia,"

"Tentang bosan, aku sama sekali gak pernah bosan sama kamu. Karena semua yang ada sama kamu malah buat aku jadi rindu, aku suka liat kamu kalau senyum dan cemberut karena kecantikan kamu akan bertambah."

"Aku bahagia karena udah ketemu sama kamu waktu di Rumah sakit dulu, aku sama sekali gak pernah nyangka kalau kita ketemu lagi dan akhirnya bisa jadi kayak sekarang. Kalau orang-orang bilang kamu beruntung dapatin aku itu salah, justru aku yang paling beruntung dapatin kamu." Bima berkata sangat panjang dan mendalam.

My Uncle Is My Husband 2Where stories live. Discover now