ONE

107 11 4
                                    



🌗

🌗

🌗

🌗

🌗

🌗

🌗

🌗

🌗

🌗





























































Pada pukul 22.21 malam terlihat seorang pemuda berjalan sendirian di jalanan yang gelap. Pemuda itu nampak berjalan perlahan dan dengan kaki yang sedikit pincang. Dihiraukannya seragam sekolahnya yang kotor dan tak tertata dengan rapi. Dia juga mengabaikan noda darah di bajunya dan rambut putihnya yang sedikit memanjang juga nampak acak-acakan.

Dia menenteng tas sekolahnya yang rusak dan tangan satunya lagi nampak membawa bungkusan plastik berwarna putih.

Dia terus berjalan menunduk dan menghiraukan orang-orang yang tak sengaja dia tabrak karena tidak memperhatikan jalan.

Tak lama dia telah sampai dirumah besar bergaya Jepang kuno. Dia membuka pintu dan langsung menuju kamarnya padahal ada beberapa maid dan butler yang nampak kawatir dengan kondisinya terlebih dia pulang larut malam.

Setelah pemuda itu mengunci pintu kamarnya dia meletakan tas sekolahnya di tempat tidur dan langsung pergi menuju kamar mandi sambil membawa plastik putih yang tadi dia bawa.
Dia duduk di atas toilet dan mengeluarkan isian dari plastik itu.

Pil Aborsi

Dia menatap kosong botol obat yang ada digenggaman tangannya itu dalam waktu cukup lama. Tanpa sadar air matanya yang dia tahan sedari tadi keluar membasahi pipinya.

Dia meremas botol obat itu sambil mengingat kejadian demi kejadian yang dia alami selama ini.
" Hiks! Kenapa hiks! Kenapa semua ini terjadi padaku hiks!" Isaknya sambil mencengkram dada kirinya karena tak sanggup menahan rasa kecewa dan lara yang dia alami.

Namun dengan cepat dia menghentikan tangisannya dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Dia menghirup nafas dan membuangnya agar merasa lebih tenang.

Setelah membaik dia kembali menatap botol obat ditangannya. Tanpa ragu dia membuka botol itu dan mengeluarkan 1 butir obat. Dia tanpa ragu langsung meminum obat itu.

Ting

Sesaat setelah itu ponselnya berbunyi menandakan adanya pesan masuk. Dia membuka ponselnya dan melihat pesan yang ternyata dari adiknya.

📩

"Nii-sama aku akan pindah ke sekolahmu di awal musim semi nanti, lusa aku akan berangkat ke Jepang. Ayah sudah mengijinkan ku tinggal bersama kalian di Jepang"

Itulah isi pesan singkat itu. Dia mematikan ponselnya dan kembali menangis. Seharusnya dia merasa senang karena adiknya akan tinggal bersamanya lagi setelah sekian lama berpisah namun dia merasa malu dan jijik pada dirinya sendiri jika misalnya adiknya tahu kalau dirinya seperti ini.

"ARGHHHHHHHHHH"

Tanpa pikir panjang dia langsung mengeluarkan semua isi botol obat itu dan menelannya. Dia meminum banyak air agar reaksi obat itu cepat bekerja. Karena tidak adanya reaksi dia malah memukul-mukul perutnya sendiri dengan frustrasi.

MIRRORWhere stories live. Discover now