Suasana rumah yang menenangkan adalah impian semua orang yang baru menikah maupun yang sudah lama menikah***********
Arilly tengah menyiapkan segala keperluan yang akan dikenakan suaminya berangkat kerja. Dari pakaian, tas, dan apa yang akan dibawa oleh suaminya ke rumah sakit. Benar, Arfali telah menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta. Mereka memang memutuskan untuk menetap di kota metropolitan itu. Kakek Tama dan Aditama, serta kedua orang tua Arfali memilih untuk tetap berada di kampung halaman mereka, Bandung. Argalin? Dia sudah memiliki keluarga kecilnya sendiri dengan buah hatinya bersama Dara. Mereka menikah setelah kepulangan mereka dari Jerman. Baru setelahnya 2 tahun kemudian Arfali menyusul dengan menikahi Arilly dan kini Arilly tengah mengandung buah hati mereka dengan usia 3 bulan.
Setelah selesai menyiapkan segala keperluan Arfali, Arilly bergegas membangunkan suaminya yang masih tertidur pulas seusai menunaikan sholat subuh. Arilly tidak melarangnya, karena merasa kasihan terhadap suaminya itu yang semalam pulang sangat larut dikarenakan ada operasi mendadak di rumah sakit. Terlihat sekali wajah lelah dan lesu dari suaminya itu, walau Arfali tidak mengeluh kepadanya, tetapi Arilly tahu jika suaminya itu sangatlah capek.
"Kak, bangun kak, udah jam setengah tujuh. Katanya nanti jam 9 ada operasi lagi," ujar Arilly membangunkan suaminya itu dengan lembut.
Terlihat Arfali yang menggeliat sembari melenguh, lalu mengerjapkan kedua matanya mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.
"Euuunghh, iya, aku mandi dulu." Ujarnya setelah bangun dari tidurnya.
"Iya sana, aku mau siapin sarapan dulu," Arilly mencoba bangkit dari kasur dan akan beranjak dari sana, namun harus tertahan karena Arfali yang menariknya kembali dalam pelukan.
"Morning kiss nya mana?" tanya Arfali sambil mengedipkan sebelah matanya.
Arilly mengulum senyumnya, "Kebiasaan, emang gak pernah mau rugi kamu tuh, kak."
"Ya nggak papa dong, udah Sah ini!" Balas Arfali.
"Hahaha iya iya, muaah!" satu kecupan Arilly berikan ke pipi kanan Arfali cukup lama.
Namun, saat akan melepaskannya, lagi-lagi harus tertahan dengan Arfali yang langsung meraih wajahnya dan beralih menempelkan bibirnya tepat di bibir ranum milik Arilly. Mengulum dan mengecapnya cukup lama, lalu ia lepaskan ciumannya itu. "Begini baru bener kiss nya, sayang!" Ujarnya sambil tersenyum manis. Setidaknya menurut Arilly yang memang tidak pernah bosen melihat Arfali tersenyum untuknya.
Lagi-lagi Arilly dibuat tersipu olehnya, entah kenapa, bertahun-tahun bersama, Arfali selalu bisa membuatnya tersipu malu, "Apaan sih, udah sana mandi!" Titahnya.
"Iya bentar, mau nyapa baby A dulu aku," ujar Arfali yang langsung membungkuk menghadapkan wajahnya ke arah perut Arilly yang sudah mulai membuncit.
"Hallo baby, gimana kabarnya hari ini? Daddy harap kamu baik-baik aja di sana ya. Jangan bikin repot mommy kamu hari ini oke? Karena Daddy bakalan sibuk di rumah sakit. Oke baby?" Ujarnya pada anaknya yang masih dikandungan sang ibu sambil mengelus perut Arilly, lalu melabuhkan kecupan di sana.
"Nah udah, buruan sana mandi kak, takut nanti nggak keburu. Aku mau bikin sarapan dulu," titah Arilly lagi.
"Kamu itu jangan capek-capek sayangku, aku nggak mau kamu kenapa-napa. Lagian kan ada mbok Sari," larang Arfali. Sebenarnya mereka memperkerjakan seseorang sebagai pelayan rumah, namun memang Arilly saja yang bebal ingin melakukannya sendiri untuk Arfali.

YOU ARE READING
After Marriage
RomancePerjalanan cinta sepasang suami istri yang penuh dengan kekocakan. Arfali yang harus menuruti segala kemauan Arilly di masa ngidamnya. Dan Arilly yang selalu berulah dengan segala tingkah ajaibnya yang mampu membuat seorang Arfali tidak bisa menolak...