Kangen - Ku Akan Datang (Bag. 26)

62 11 0
                                    

Kangen – Ku Akan Datang 

---


"SWAT sedang melakukan penyerbuan ke dalam bandara, Pak Prayoga. Sepertinya, SWAT memutuskan untuk tidak tawar-menawar dengan para teroris itu. Kalo Bapak memutusin ke New York juga, Bapak gak akan diijinin polisi mendekati area bandara."

Terdengar suara dari ujung sambungan telepon menjawab pertanyaan Prayoga. Namun sang pendaki tebing tetap merasa tidak tenang. Ia menghela napas. Dilihatnya Rangga tertidur duduk bersandar di kursi dan Bisma di sebelahnya melayangkan pandang ke luar jendela. Mereka terpisah kursi duduk tetapi di deretan yang sama di bis itu. Penumpang bis yang tidak penuh, menyebabkan pihak perusahaan perjalanan memberikan satu kursi tersendiri untuk Prayoga karena kondisinya yang sedang sakit.

"Saya akan mencoba nanti, Pak. Saya gak tenang sebelum melihat wajah istri. Artinya dia baik-baik aja kalo saya udah liat," kata Prayoga setelah sejenak terdiam.

Sebuah plang lalu-lintas terlihat di pinggir jalan yang dilewati, dari kaca jendela sebelah kanan bis. Kepala Prayoga memutar untuk memastikan. Bis kini memasuki negara bagian New York. Sementara langit mulai terlihat gelap, mereka akan sampai di kota New York saat menjelang tengah malam.


---


Dari jalan ke arah gedung International Departure dan gedung Internatonal Arrival bandara, sekelompok orang berseragam hitam bergerak dengan cepat melumpuhkan teroris pelaku sabotase. Dalam kepulan asap yang berasal dari tabung-tabung yang disebarkan, mereka yang mengenakan helm dengan masker anti-gas dapat dengan leluasa bergerak. 

Blup! Blup!

Blup! Blup!

Blup! Blup!

Blup! Blup!

Senjata berperedam pun bergantian menembak jatuh para teroris yang berjaga. Para sandera lalu segera dipindahkan ke tempat aman. Di saat yang sama, Rodrigo Nuno sedang terlibat pembicaraaan yang alot melalui telepon dengan wakil negosiator pemerintah Amerika Serikat. Suasana bandara New York malam itu sangat menegangkan.

"Queremos que Domingo sea liberado y el helicóptero ahora mismo! No podemos esperar más! Cualquier consecuencia de las víctimas debido a esto es toda su responsabilidad!" teriak Rodrigo ke ujung sambungan telepon. 

Wajah Rodrigo memerah. Satu tangannya memegang telepon dan tangan yang lain memegang senjata api laras panjang otomatis, ditodongkan ke sandera. Para teroris lain yang berada di sekitarnya, ikut menyimak pembicaraan itu dengan wajah marah. Perhatian mereka sepenuhnya mendengarkan isi pembicaraan Rodrigo Nuno sehingga tidak memerhatikan apa yang terjadi di ruangan lain.

Namun saat sekelompok orang berseragam hitam itu semakin mendekati ruang utama kedatangan internasional tempat para teroris mengumpulkan beberapa sandera, salah seorang  dari pelaku sabotase bandara dari kelompok De la Cochoya itu melihat. Terkejut, seketika pula ia berjongkok dan melontarkan tembakan.

Dor! Dor! Dor!

Berondongan peluru diarahkannya ke SWAT, kelompok orang berseragam hitam itu. Tak ayal, si teroris pelaku sabotase bandara menggunakan sandera sebagai tameng berlindung. Sambil berjongkok di sekitar sandera, ia terus melontarkan tembakan. Mendengar suara tembakan, timbul kepanikan kelompok teroris yang bersama Rodrigo Nuno. Sebagian dari mereka segera menegakkan sandera dan mencari tempat berlindung sambil menyiapkan senjata. Sebagian teroris pelaku sabotase bandara yang lain segera memberondongkan tembakan pula.

Dor! Dor! Dor!

Dor! Dor! Dor!

Situasi itu tentu saja menimbulkan kepanikan dan ketegangan di antara para sandera. Peluru bagai melintas di atas tubuh mereka. Posisi yang sedang didorong berlari oleh para teroris untuk mencari  tempat persembunyian, membuat mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya teriak dan menjerit yang bisa dilakukan para sandera perempuan sambil menundukkan kepala dan menutupi dengan tangan. Suara mereka berbaur dengan teriakan para teroris.

Kangen - Ku Akan DatangHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin