5. Pergunjingan

501 49 7
                                    

Makanan pemberian Ginny sampai tidak Arthur pedulikan. Fokus pandanganya tertuju pada sang menantu di depan resto tempat mereka semua makan malam.

"Salah apa anak muda itu? Suamimu memarahinya?"

Ginny ikut melihat keadaan Harry dan Alfred. Keduanya berbincang begitu serius. Sesekali Alfred sampai tertunduk dan mengangguk seperti memberi tahu jika dirinya telah paham. Sementara Harry belum selesai membahasa sesuatu. Sebagaimana pengalaman Ginny dengan kebiasan Harry, jika pria itu berbicara sambil menggerakkan tangannya, itu tandanya tingkat perbincangan mereka sudah sampai pada tahap cukup serius.

Sepertinya tidak hanya Arthur, Molly pun demikian khawatirnya, "demi Merlin, Ginny. Apa terjadi hal serius?" Tanyanya.

"Bukan masalah serius, em.. lebih tepatnya cukup butuh dibahas saja. Harry merasa ia bertanggung jawab atas masalahnya dengan Alfred."

Ginny lantas menjelaskan, Harry hanya ingin memperjelas tentang kondisi istri Alfred yang sedang mengandung. Harry merasa bersalah setelah meminta Alfred menjadi pengawalnya selama perjalanan acara reuni ini.

"Padahal sebenarnya itu bukan tugas Alfred, Mam. Harry tidak perlu penjagaan berlebihan. Jadi menurutnya, meminta asistennya sudah cukup. Dan baru saja Harry tahu dari anak-anak kalau istri Alfred itu sedang hamil dan harus ditinggalkan untuk ikut kami." Tukas Ginny.

"Harry merasa bersalah telah merenggut waktu kebersamaan Alfred dan istrinya." Imbuh Ginny.

Dan jadilah, saat makan malam bersama, Harry mengajak Alfred berbincang lebih dulu. Setidaknya Harry ingin memperjelas situasi yang ada saat ini.

"Itu mereka." Seru Arthur.

Alfred cepat-cepat menarik kursi untuk Harry bisa duduk dengan nyaman. Baru ia sendiri mengambil posisi di sebelah James untuk ikut makan malam bersama. James memasang wajah penasaran. Anak muda itu berbisik apakah ayahnya memukulnya.

"Sekalipun kita sedang makan bersama, tetap aktifkan ponsel dan perapian sakumu, ya."

Perintah Harry langsung diangguki Alfred. Ia mengeluarkan sebuah benda mirip korek api yang telah terpasang mantera untuk melakukan panggilan jarak jauh. Begitu juga ponsel Muggle yang ikut ia keluarkan untuk diaktifkan secara bersama-sama.

"Kami semua ini juga keluargamu. Kalau ada apa-apa dengan istrimu, jangan sungkan untuk cerita, Mr. Cattermole." Ungkap Ginny.

"Terima kasih, Mrs. Potter. Mr. Potter dan semuanya." Ungkap Alfred dengan rasa bahagia. Pundaknya ikut ditepuk hangat oleh Arthur memberikan bukti dukungannya.

Merekapun melanjutkan acara makan malam sebelum kembali ke kamar masing-masing.

***

Rombongan keluarga Ron datang ke esokan hari. Para orangtua mempersiapakan diri mereka untuk acara reuni di kastil Hogwarts, sementara para anak yang ikut akhirnya diperbolehkan ikut namun tidak diperbolehkan masuk ke area acara, yaitu di Great Hall Hogwarts.

"Yang benar saja, sayang." Pekik Harry saat Ginny selesai berdandan. Matanya membulat mendengar komentar Harry yang mengejutkan.

"Kau akan berangkat seperti ini?"

Gaun malam sederhana. Tidak terlalu berlebihan. Ginny sengaja karena ia tidak mau repot dengan membawa baju yang terlalu panjang atau berat dipakai.

"Aku kira sudah cukup. Potongan dadaku terlalu rendah?"

Harry semakin mendekat, "biar aku lihat." Namun langsung dicubit oleh Ginny tepat saat Harry melihat area dada istrinya.

"Kesempatan." Pekiknya. "Aku serius, Harry. Bagaimana penampilanku?" suaranya ketakutan.

Happy Quarantine: New NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang