19. Let's Do It

1.2K 112 5
                                    

***Selina memberikan jempolnya sebagai jawaban

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***
Selina memberikan jempolnya sebagai jawaban. Dan Dara, dia bisa melihat semuanya karena tangan Dewa yang masih terangkat dan panggilan video call belum berakhir.

Dewa yang tersadar menurunkan tangan, menyuruh Saga untuk menunggu di tenda sebentar, karena dia ingin berbicara dengan Selina.

"Apa-apaan kamu, Sel!" kesal Dewa.

"Loh, apa salahnya? Aku tunangan kamu. Harusnya yang tanya kaya gitu, aku. Yang apa-apaan itu kamu, Dewa. Sudah tau punya tunangan tapi masih berhubungan dengan perempuan lain. Mau aku sebut Dara sebagai wanita penggoda?"

"Jaga omongan kamu!" Wajah Dewa memerah padam. Tangannya menunjuk wajah Selina.

"Kenyataannya seperti itu, kan? Dia harus tau diri!" Selina semakin berani dengan meninggikan suaranya, "kamu pikir aku akan takut dengan ancaman kamu. Jika rahasia itu terbongkar, maka nyawa Dara juga akan menghilang."

"Jika aku nggak bisa memiliki kamu, maka kamu juga nggak bisa memiliki Dara. Mari hancur bersama. Adil, kan?" Selina melangkah pergi begitu saja. Dia melarikan diri sebelum Dewa berhasil menyangkal semua omongannya. Dia tidak mau terpojok, dia harus menjadi semakin berani agar Dewa takhluk.

Sikap Dewa masih sangat santai. Apa itu panik? Omongan Selina hanyalah gertakan biasa. Dia malah dengan tenangnya sedang mengubah panggilan video bersama Dara yang belum sempat dimatikannya tadi, menjadi panggilan biasa. Dewa hanya menunda panggilan, sehingga Dara tidak bisa mendengar apa yang sedang dia dan Selina katakan tadi.

"Ini pasti marah, nih. Ya, kan?" tanyanya pada Dara setelah airpodsnya sudah terpasang dengan benar di kedua telinganya.

"Yaiyalah. Cuci muka sana, pake air kembang tujuh rupa, tujuh air sumur keramat, tujuh air danau angker, sama air laut dari semua samudera yang ada. Kalo perlu, tambahin sirup biar seger!"

"Dari suara marahnya aja udah kebayang gemesnya muka kamu sekarang. Jadi tambah kangen."

"Orang lagi marah malah ngegombal. Fuck you!"

"Heh, kasar. Siapa yang ngajarin?"

"Adara. Kenapa? Mau marah? Udahlah, kalo lo bisa tunangan sama yang lain, gue bisa kali, pacaran sama yang lain juga. Cape, makan ati terus liat lo deket-deket sama dia. Sekali-kali, lo juga harus ngerasain apa itu cemburu. Gue selingkuh aja lah."

"Ra-Ra-Ra-Ra... jangan dong. Ya Allah... mana ngomong jadi kasar gini lagi. Aku-kamu Adara, Sayang. Jangan gitu, ya."

"Najis!"

"Ra... Baby... Sayang... jangan please... kalau kamu selingkuh aku lompat ke jurang, loh!"

"Lompat aja sono. Nggak peduli."

"Jangan ngomong gitu. Nanti kalau diamiinin malaikat gimana?"

"Eh, lo duluan yang mancing, ya!"

ADARADEWA2 [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora