Bab 3 - Dodon nolak Fawnia? Gila!

78 19 176
                                    

"Don, lo bener nolak Fawnia? Gila, gila, gila."

"Dodon si pangeran kodok."

"Wah, gila, sih!"

"Udah berasa ganteng, ya, Don?"

"Lo enggak bisa lihat, ya, Don?"

"Bukan, bukan. Hati Dodon yang buta. Cewek cantik, baik kayak Fawnia nyampe enggak kelihatan. Gila, sih, gila! Udah ngerasa cakep banget, ya, Don?"

"Bukan itu, sih, masalahnya. Ya, gimana, ya, siap-siap aja, ya, Don. Hidup lo bakalan enggak tenang, sih, setelah ini."

"Gila, Dodon! Berani bener lo nyakitin bidadari sekolah kita!"

"Pokoknya, nih, Don, siap-siap, deh, Lo!"

"Bisa-bisa kena demo, sih, ini!"

Ribuan orang menghujat Dodon. Semakin lama kata-kata yang diucapkan semakin mengancam Dodon. Orang-orang tersebut semakin menyerang dan mengelilingi Dodon. Dodon hanya bisa menutup telinganya sambil terus menggelengkan kepala. Perlahan ia memundurkan langkah untuk menjauhi kerumunan. Beberapa lamanya Dodon terus lari dari kejaran massa yang mendemonya sampai ia terjatuh ke dalam jurang.

"Hah! Aduh ...." Seorang pemuda menyedihkan tengah meringis kesakitan sebab baru saja jatuh dari atas kasurnya. "Aaah .... Parah-parah! Nyampe kebawa mimpi. Aargh! Gila aku!"

Masih dengan tangan terus mengelus-elus kepalanya, Dodon berjalan ke kamar mandi. Baru saja kemarin dirinya diterima oleh seorang bidadari, sekarang sudah mimpi buruk saja.

**

"Kenapa lo, Don?"

Dodon tampil lebih berantakan dari biasanya membuat Ojan menaruh curiga. Rambut tidak disisir, baju tidak rapi, ekspresi muka tidak menyenangakan, dan paling parah kaos kaki yang berbeda warna.

Ojan menggelengkan kepalanya. "Gue udah nyangka, sih, lo bakalan ditolak. Sabar, ya, Don." Ojan memukul-mukul pundak Dodon yang mendudukkan dirinya dengan lemas. "Mending kita caturan lagi gimana? Atau main othello? Ludo gimana?"

Dodon tidak menggubris satu pun ajakan temannya, ia malah menampilkan ekspresi tertekannya. "Gue habis jatuh dari jurang. Gue mimpi buruk, Jan."

Lagi-lagi Ojan hanya bisa menggeleng prihatin. "Udahlah, Don. Cewek ada banyak, kok, Don."

Keduanya saling tatap beberapa saat. Ojan sudah merasa menjadi penenang paling ampuh. Tanpa tahu apa-apa, Ojan terus tersenyum sambil menganggukkan kepalanya seolah menenangkan Dodon bahwa ini bukanlah akhir.

"Halo, Faw!"

Mendengar seseorang menyapa nama yang semenjak tadi dipikirkannya, Dodon segera menengok ke arah pintu kelasnya dan benar saja Fawnia tengah berada di ambang pintu hendak masuk. Dengan gugupnya Dodon langsung menyembunyikan diri di bawah kolong meja. Bermacam doa-doa diucapkannya. Padahal bukan hantu menyeramkan, malahan sangat cantik, tetapi Dodon tidak berani bertemu dengannya.

"Lo ngapain, sih, Don?" tanya Ojan bingung.

"Sini, Jan!" Dodon segera menarik Ojan untuk turut berjongkok di bawah kolong meja bersamanya. Ojan yang penasaran menurut saja dan dengan serius menunggu Dodon berbicara.

"Lo jangan teriak, jangan terkejut, pokoknya diem aja! Bener, ya?" Dodon memberikan peringatan sebelum benar-benar memberitahukan teman hebohnya tersebut.

"Apaan emang?"

"Gue tetep enggak percaya, sih, lo bakalan diem." Tangan Dodon mengapit kedua pipi Ojan agar temannya itu tidak bisa membuka mulut lebar-lebar. "Gue jadian sama Fawnia!"

Tunggu Aku Putus [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang