02 || Kepala yang berlubang

5K 904 2.4K
                                    

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih 😍

.
.
.

Keesokan harinya, Killian pergi ke sekolah seorang diri, sebab Shian sudah pergi mendahuluinya pagi-pagi sekali, Killian banyak diam, ia memikirkan hantu-hantu yang ia lihat di rumah Jean, semuanya terasa abu-abu.

Killian menghela nafas lirih, ia pun meraba kolong mejanya untuk mengeluarkan laptopnya, namun ia malah memegang sesuatu yang terasa seperti rambut.

Sontak Killian mengeluarkan tangannya, ia pun melihat ke laci meja, ia terkejut dalam diam saat melihat hantu gepeng di dalam sana.

Killian pun kembali menegakkan tubuhnya, kemudian mengeluarkan laptopnya dari laci meja, mengabaikan hantu gepeng tersebut.

"Kill, kenapa paha gue panas ya?" Tanya Nathan seraya mengusap-usap pahanya sendiri, Killian pun meliriknya dan kembali memandang laptopnya.

"Gak apa-apa," gumam Killian, namun jawabannya membuat Nathan menjadi takut.

"Ada ya?"

"Teemen gue lagi boboan."

"Cewek apa cowok?"

"Cowok, dia gay."

"Anj!" Nathan mengumpat namun dengan suara tertahan, memhuat Killian tertawa pelan.

"Gak iseng kok, cuma pengen disayang, lo jangan pergi, nanti dia marah."

"Yaudah iya."

"Kenapa harus banyak tugas presentasi sih? Yang nerangin murid, yang ngasih pertanyaan murid, yang jawab murid, guru cuma ngeliatin," gumam Killian.

"Gue juga kalau jadi gueu gitu sih."

"Masih mending kalau presentasinya sekali dua kali, ini setiap pertemuan anjir, dia kuliah ilmunya dipendem sendiri, diem mulu kayak limbad."

Nathan tertawa keras, "Yaudah kalau gak suka gak usah dikerjain."

"Nilai taruhannya, sialan."

Setelah sedikit berbincang dengan Nathan, Killian pun pergi menuju kelas Shian, yaitu kelas 11 ipa2, sementara dirinya kelas 11 Ips 1.

Killian tersenyum kecil mendapati Shian yang tengah memainkan ponsel di kursinya seorang diri.

"Shian, gue jemput lo tadi pagi, kenapa pergi duluan?" Tanya Killian seraya duduk di samping Shian.

"Nebeng kak Jean, kebetulan dia pergi pagi."

"Kenapa gak bales chat dari gue?"

"Sorry."

Killian memiringkan kepalanya untuk melihat wajah Shian yang terus mengarah pada ponsel.

"Lo marah sana gue gara-gara gue nembak lo kemarin? Sorry ya?" Ujar Killian dengan suara pelan, membuat Shian menoleh dan bertemu tatap dengannya.

"Enggak, biasa aja."

"Bibir lo kenapa? Kenapa berdarah?" Tanya Killian dengan mata memicing, sementara Shian hanya diam.

"Heh! Lo abis ciuman ya? Siapa yang gigit?" Killian nampak terkejut, begitupun Shian.

"Enggak, orang kepentok meja."

"Aneh, dari kemaren kepentok terus, emang lo bayi yang baru belajar jalan?"

"Namanya celaka."

"Gue masih penasaran," gumam Killian seraya menyentuh bibir bawah Shian dengan ibu jarinya.

KILLIAN || Who Are You? + Jeno ✔️Where stories live. Discover now