01. Temu

81 7 5
                                    

Sudah lebih dari dua jam Aksa sibuk berkutik dengan soal matematika. Padahal jam pelajaran matematika sudah habis sejak satu jam yang lalu, tapi ia masih betah menyelesaikan soal yang seluruh siswa di kelas ini tidak mampu menjawabnya.

Aksa menatap deretan angka itu dengan bangga. "Akhirnya saya berhasil menemukan jawabannya, mudah sekali."

Aksa menatap seluruh ruang kelasnya yang mendadak menjadi tempat untuk tidur. Sejak tadi kelas XII IPA 1 memang sedang jam kosong, guru fisika yang harusnya mengajar di jam ini berhalangan untuk hadir.

"Sangat tidak beraturan, sekolah bukan tempatnya tidur," gumam Aksa setelah merapikan alat tulis dan bukunya. Menatap tak suka pada teman sekelasnya yang tertidur pulas.

Aksa berjalan menuju keluar kelas, untuk merapikan pakaiannya di kamar mandi.

"Eh Aksa, tugas kimia dari Bu Dian udah lo kerjain belum?" Tanya Renan, teman satu kelas Aksa yang kebetulan di depan kelas.

"Sudah, kenapa?"

"Gue liat yaa, gue belum ngerjain soalnya," pinta Renan.

"Kenapa kamu tidak mengerjakannya sendiri?" Tanya Aksa.

"Semalem gue push rank, gak sempet ngerjain," jelas Renan dengan tampangnya yang memelas.

"Itu salah kamu sendiri, bukannya mengerjakan tugas malah bermain game. Tindakanmu itu sangat tidak mencerminkan seorang pelajar! Mau jadi apa negeri ini jika anak mudanya tidak disiplin seperti kamu?" Tegas Aksa seperti seorang guru yang sedang memarahi muridnya.

"Sa, gue cuma mau liat tugas kimia lo, bukan ceramah dari lo!"

"Tetap saja itu tidak diperbolehkan! Seorang pelajar harus menger--"

"STOP!! BISA STRES GUE KALO NGOMONG SAMA LO, SA!" Renan mengacak acak rambutnya prustasi, lalu meninggalkan Aksa begitu saja. Akhirnya mau tidak mau Renan mengerjakan pr nya sendiri.

"Sangat tidak sopan," gumam Aksa.

Merasa pakaiannya semakin tidak nyaman karena sedikit berantakan, Aksa bergegas melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Untung saja letak kamar mandinya tak cukup jauh dari kelas Aksa, tak perlu waktu lama untuk menjangkaunya.

Fyi, Aksa adalah siswa kelas XII IPA 1 SMA Perjuangan. Mendapat julukan sebagai anak jenius, bukan hal baru lagi. Pasalnya, seluruh penduduk sekolah ini sudah mengetahui jika Aksa memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Mengikuti berbagai lomba dan olimpiade tentu sudah sangat sering diikuti Aksa. Sudah cukup banyak penghargaan-penghargaan yang Aksa dapatkan selama dirinya sekolah di SMA ini. Tak heran jika para guru selalu membanggakan Aksa.

Setelah selesai, Aksa keluar dari kamar mandi. Segera menuju kelasnya untuk mempersiapkan olimpiade minggu depan.

Netranya menatap seseorang yang sedang berjalan dengan kedua tangannya yang penuh makanan dan minuman. Tak lupa dengan mulutnya yang sibuk mengunyah makanan.

"Tidak sopan, padahal perempuan," gumam Aksa.

Aksa terus menatapnya dengan tatapan tidak suka, hingga gadis itu semakin mendekat berpapasan dengannya.

"Apa lo liat-liat?!" Tanya gadis itu yang merasa bahwa dirinya terus diperhatikan oleh Aksa.

"Kasar," ujar Aksa.

"Apa lo bilang?!"

"Kamu perempuan, harusnya bisa menjaga perilaku," ujar Aksa memberitahu. Masih dengan tatapannya yang dingin tanpa ekspresi.

𝙰𝙺𝚂𝙰𝚁𝙰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang