03. Asisten Baru

20 5 4
                                    

"Lo ngapain anjir megang tangan gue?" Delila berujar pada Aksa yang tiba-tiba memegang tangan Delila.

Aksa gelagapan ketika Delila menanyainya. Antara panik dan bingung, pasalnya ia juga tak mengerti kenapa dirinya melakukan hal itu. Itu terjadi begitu saja tanpa rencana.

"Tidak," Aksa menjawab singkat disertai gelengan kepalanya.

"Ciee temen gue udah mulai perhatian sama cewek. Awalnya gue ngira kalo lo itu gak normal Sa, tapi sekarang gue liat lo udah mulai suka sama cewek, itu artinya lo normal," Renan mengejek Aksa.

"Apaan sih, gue gak sudi ya disukai sama Manusia Kaku kayak gini," ujar Delila yang tak segan menunjuk Aksa dengan telunjuknya.

"Bicaramu lebih sopan bisa?" tanya Aksa berubah serius.

Merasa bahwa Aksa mulai berbicara serius, Renan memilih undur diri menjauh dari mereka berdua. Itung-itung peluang untuk mereka menjadi dekat.

"Gue bicara fakta, lo itu kaku. Dan maksud lo apa tadi megang tangan gue?"

"Saya hanya ingin memastikan tanganmu terluka atau tidak," Aksa menjelaskan apa maksud sebenarnya dirinya melakukan hal tersebut.

Delila berfikir bahwa Aksa hanya ingin mempermainkan dirinya. Dirinya tersenyum sinis, seorang Delila tak sebodoh itu.

"Gue gak kenapa-kenapa, temen gue yang kena cutter. Minggir gue mau minta obat merah, gak ada gunanya gue ngomong sama orang kaku kayak lo," Delila kemudian berlalu begitu saja untuk mengambil obat merah.

Setelah obat merah berhasil ia dapatkan, Delila melenggang meninggalkan UKS begitu saja tanpa menghiraukan Aksa.

Jam pelajaran matematika di kelas Aksa telah berakhir, waktunya untuk Aksa dan Renan kembali ke kelasnya setelah tadi membolos

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam pelajaran matematika di kelas Aksa telah berakhir, waktunya untuk Aksa dan Renan kembali ke kelasnya setelah tadi membolos.

"Sa, lo suka Delila ya?" tanya Renan secara tiba-tiba.

Aksa menggeleng dengan cepat, jantungnya berdegup kencang ketika Renan menanyakan hal itu. Entah apa penyebabnya, tapi Aksa merasa ada rasa yang berbeda ketika nama Delila disebut.

"Udah Sa jujur aja, lo suka Delila kan?"

"Tidak, hentikan omong kosongmu, banyak tugas yang harus diselesaikan."

"Sa, gue kasih saran ya sama lo kalo mau deketin cewek itu lo harus bisa ambil hatinya, buat dia bahagia karena hadirnya diri lo," jelas Renan bak ahli cinta.

Aksa sama sekali tak menanggapi ucapan teman sebangkunya itu. Ia tetap melanjutkan aktifitas belajarnya.

"Cewek itu bakal luluh hatinya kalo lo bisa terus perhatian."

Perkataan Renan sama sekali tak ditanggapi oleh Aksa, namun dengan diam-diam Aksa mendengarkan saran dari teman sebangkunya itu.

"Contohnya, kalo dia butuh apapun lo harus siap buat dia. Yang kedua, lo harus terus kasih perhatian. Yang ketiga lo harus jadi orang yang selalu tau segalanya tentang dia," lanjut Renan yang kemudian guru bahasa masuk ke kelas, Renan pun mengakhiri ceramahnya.

𝙰𝙺𝚂𝙰𝚁𝙰Where stories live. Discover now