45

812 98 0
                                    

"Teleponnya tiba tiba keputus—"

Ten berdiri menatap Johnny tak percaya.

"Jisung putusin panggilannya secara sepihak?" Tanya Ten tak habis pikir.

"Gak tau, tapi tadi handphone nya langsung gak aktif. Dan gue sempet denger kalo Jisung—"

"Jisung baik baik aja kan yah?" Tany Chenle cemas.

"Ayah denger tadi dia nangis!"

Haechan mengusap wajahnya kasar saat mendengar penjelasan dari Johnny. Dirinya benar benar frustasi, masalah Jaemin, Renjun dan Jasad perempuan ini pun belum selesai. Dan sekarang Jisung terkena masalah lagi?

"Sekarang kita harus susul Jisung kemana? Haechan takut Jisung kenapa Napa, Yah!"

"Ayah juga gak tau Haechan, ayah juga pusing!" Johnny memijat pelipisnya pelan.

"Om Winwin bisa nerawang kan?"

Pertanyaan Chenle membuat Ten ikut menoleh ke arah Winwin.

"Gue coba, sebentar." Winwin memejamkan kedua matanya mencoba keberadaan Jisung.

"Oh iya, Jeno kemana? Ayah juga dari tadi gak liat Jeno." Chenle menggeleng.

"Chenle juga gak tau, Yah. Tapi Yah, Entah kebetulan atau gimana Chenle selalu perhatiin gerak geriknya bang Jeno, Setiap Jisung pergi bang Jeno juga pasti ikut keluar, dan yang bikin Chenle punya firasat Jeno ikutin Jisung karena mereka juga suka barengan, dan bang Jeno pasti selalu pulang kalau Jisung udah sampe rumah."

"Bentar, bisa jadi Jeno emang ngikutin Jisung!" Haechan langsung mengutak ngatik ponselnya, mencoba menghubungi Jeno.

"Gimana Win? Bisa?"

Winwin menggeleng pada Ten.

"Iblis itu sengaja nutup mata batin gue biar gue gak bisa tolongin kalian."

"YIHUA!" Seluruh perhatian langsung tersorot pada Kun yang baru saja datang dan langsung berlari memeluk jasad Yihua.

"Halo Jen??"

Sambungan Haechan tiba tiba terhubung dengan Jeno, namun saat Haechan memanggil manggil nama Jeno tak ada sahutan sedikit pun, hanya ada suara samat samar yang Haechan dengar, dan itu tak begitu jelas.

"Haechan!"

Kun menoleh saat mendengar suara Yangyang yang tiba tiba muncul dari telepon.

"Yangyang?" Kun dan Haechan saling menatap.

"Yangyang siapa?" Tanya Haechan yang membuat Kun merebut ponselnya.

"YANGYANG KAMU DIMANA HAH! ABANG UDAH CAPEK CARI CARI KAMU!"

semuanya diam melihat Kun yang menangis dengan histeris.

"Abang?"

"Abang lagi di rumah Jisung?" Lanjut Yangyang.

Kun tak menjawab.

"Abang udah ketemu sama jasad Yihua?" Hanya tangisan Kun yang Yangyang dengar.

"Tolong bilangin sama siapapun yang ada di rumah Jisung, jangan sampe bang Mark liat jasadnya Yihua. Sembunyiin jasad Yihua dari Mark,"

Kun langsung menatap pada Johnny, Ten, Winwin, Haechan dan Chenle.

"Kok gitu Yang?"

"Karena sekarang yang jadi bahan inceran iblis Taeyong itu jasadnya Yihua dan juga nyawa Renjun."

"Jauhin Mark dari Renjun juga, karena bisa bisa Renjun dibunuh Mark hari ini juga."

Johnny semakin kaget dengan apa yang Yangyang ucapkan.

Catastrophe | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang