09 "HOW TO PLAY"

1.1K 122 8
                                    






























Dengan gelisah sunghoon mengecek ponselnya berulang-ulang kali. Ia berada dicafe dekat apartemennya, melihat orang yang berlalu lalang tidak membuat hatinya tenang. Heesung mengirim pesan padanya tadi malam dan dia baru bisa membacanya pagi ini, yahh salahkan jake yang menghukumnya habis-habisan semalaman.



"sunghoon" heesueng datang, segerea menarik kursi dan duduk di depan sunghoon

"kak heeseung, apa maksud pesanmu?" tanya sunghoon dengan nada cemas

"jangan menyembunyikan apapun lagi. Aku tau semuanya hoon"



Sunghoon gugup, tak berani melihat lawan bicaranya. Oh tidak, akan bahaya jika heeseung memberitau jake, jangan sampai itu terjadi, pikirnya.



Tangan sunghoon mengepal kuat, ia gemetar. Heeseung yang melihat itu pun menggenggam tangan dingin sunghoon, agar dia tetap tenang dan tidak cemas lagi



"Aku berjanji tidak akan memberitau siapapun, jadi tolong katakan padaku yang sebenarnya" heeseung menenangkan sunghoon dari rasa khawatirnya

"benarkah? Aku mohon jangan bilang siapapun, aku tidak ingin mereka khawatir" heeseung mengangguk meng iyakan

"aku.. Menderita sirosis hati kak, aku pikir ini akan sembuh dengan hanya minum obat saja. Tapi ternyata ini malah semakin parah" ucap sunghoon dengan sedikit tertawa, ia tak ingin terlihat sedih dan lemah dihadapan orang-orang yang ia kenal.

"sudah berapa lama"

"sudah 2 tahun, tapi lihatlah aku masih baik-baik saja. Kak heeseung jangan khawatir

"kau pergi ke rumah sakit mana?"

"aku tidak bisa mengatakan itu, kak heeseung tenang saja. Aku pasti sembuh dan akan menikah dengan jake" sunghoon meyakinkan heeseung dengan senyum lebarnya

"hah baiklah, tapi kau harus janji jika merasakan sakit kapanpun kau harus menghubungiku, mengerti?"

"baiklah kak"

"emm, tadi malam jake tidak memukulmu kan? Kau baik-baik saja?" heeseung khawatir melihat wajah sunghoon yang sedikit pucat, mengingat tadi malam jake memperlakukan sunghoon dengan kasar didepan hotel

"tidak kak, jangan khawatir. Kenapa kak heeseung bisa ada disana saat itu?"

"aku ada janji dengan seseorang, dari pada kau pusing mencari alasan pada jake, aku mencari jalan keluarnya yah seperti itu"



Jalan keluar katanya? Hah aku hampir mati dihukum psyco itu semalaman karena jalan keluarnya itu. gerutu sunghoon dalam hati



Akhirnya setelah berbincang cukup lama, heeseung meninggalkan sunghoon di cafe itu karena mendapat telepon dari rumah sakit.



Di rumah sakit



"apa kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya jake kepada orang yang sedang duduk didepannya.



Sunoo terus memperhatikan apa yang dilakukan jake sejak sejam lalu ia memasuki ruangan. Entah apa yang ada dipikirannya



"jake"

"hmm?"

"apa kau akan meninggalkanku?" tanya sunoo dengan suara pelan

"kenapa aku harus? Aku akan tetap disisimu" jake masih sibuk dengan dokumen pasien yang ada ditangannya

"jika kau akan menikah dengan orang lain..."

"apa yang kau bicarakan?" melihat wajah sedih sunoo, jake segera menghampirinya.

"dengar, aku tidak akan pernah membiarkanmu sendiri lagi. Aku akan tetap ada disisimu, kau mengerti?" jake mengelus lembut surai pink itu.



Mendengar ucapan jake membuat sunoo merasa tenang, ia membenamkan wajahnya di dada bidang orang yang dicintainya itu.

Ceklekk *suarapintudibuka

"wahh lihatlah ini, aku sedang sibuk dengan banyak pasien diluar, sementara kalian sedang bermesraan disini" keluh jay mendapati kedua sahabatnya sedang asik berpelukan diruangan pribadi

"diam jay" ucap sunoo, dengan rona merah dipipinya, malu tertangkap basah oleh sahabatnya ini

"ada apa kau kemari?" jake berpindah ketempat duduknya

"Senior memintaku untuk memanggilmu. Dokter spesialis hati kami yang terhormat"

"rapat lagi? Ahh jake, makan siang kita pasti akan tertunda" keluh sunoo dengan nada manjanya, jay mencubit pipi tembem sunoo dengan gemes

"kau bisa makan denganku" tawar jay, di balas anggukan oleh sunoo

"emm, aku tidak melihat sunghoon" tanya jay

"dia sedang sakit, aku menyuruhnya istrahat"

"kamu tau banget tentang sunghoo, jake. Kau pasti juga tau rumahnya yah?"



Jake membeku mendengar pertanyaan itu, ia tidak tau harus menjawab apa. Tidak mungkin ia akan mengatakan jika mereka berdua tinggal serumah. Tentang hubungannya dengan sunghoon pun masih ia sembunyikan.



"pergilah, itu rapat dengan rumah sakit lain tentang sulitnya menangani penyakit sirosis hati" jay yang tau tentang hubungan jake dan sunghoon segera mengalihkan pembicaraan.

"baiklah, kau makan bersama jay hari ini. Aku harus pergi" jake meninggalkan ruangannya

"lihatlah, bagus kan?" jay menunjukkan sebuh poto pada sunoo

"jay, kau mengambil poto ini diam-diam? Tapi ini bagus, aku suka. Kirimkan ini padaku"

"okey dokter sunoo ku yang manis, dan lihat lagi ini"

"kau mengirimkan juga padanya?" angguk jay dengan senyum jahilnya



Ting..

Sebuah notif masuk di ponsel sunghoon, tapi ia memilih untuk tidak membukanya sekarang.
Ia duduk di taman rumah sakit, mengingat ucapan dokter barusan tentang penyakitnya



"Ini sudah semakin parah, kau harus segera dioperasi sunghoon" ucap dokter kim khawatir melihat laporan penyakit sunghoon di komputer

"tapi, aku belum punya uang sebanyak itu"

"beritau ini kepada dokter jake, aku yakin dia pasti akan membantumu. Soal pendonor, kita pasti akan berusaha mendapatkannya. Kemungkinan obat penghilang sakit sudah tidak akan terlalu berguna untukmu sekarang"



Tidak, jake tidak boleh tau tentang ini. Dia pasti akan khawatir, dan aku tidak ingin menyusahkannya.

Ting..

Merasa terganggu dengan bunyi ponselnya, sunghoon membuka notif itu. Matanya membulat, ia tidak ingin melihat ini. Poto sunoo dan jake yang saling berpelukan



Kenapa rasanya begitu sakit.


Dia mengetik pesan balasan pada jay

"Baiklah,ini kemauan kamu. Jangan salahkan aku jika aku akan membuat temanmu menangis. Tunggu aku"



Sunghoon menggenggam kuat ponselnya, setelah mengirim pesan tersebut.





"jika kau ingin bermain-main denganku, maka aku juga harus mengikuti permainan mu"






























Tbc

I'M REALWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu