001

1.8K 138 76
                                    

"Lari!" pikirannya berteriak keras memaksanya untuk memacu langkahnya.

"Aku harus lari," gumamnya pada dirinya sendiri. Pandangannya kabur. Dia tak tahu mengapa ia harus lari. Atau kemana ia harus lari. Yang ia tahu hanya ia harus lari.

Sepasang tangan kokoh yang dingin mendekapnya, menahannya pergi lebih jauh. Dan dengan telinga sensitifnya ia mendengar seringai halus itu. Seringai yang sama setiap orang itu akan menghukumnya.

"Kau tahu, andai wilayah ini bukan milikku kau pasti sudah mati kehabisan darah."

Telapak tangan kanan pria bermata merah itu beralih membekab mulut pemuda bermata ungu. Dan pemuda yang dibekab menangis tanpa suara.

"Tapi, anak nakal tetap harus dihukum."

Taring pria itu mencuat keluar di sela-sela seringainya. Dan dengan satu gerakan cepat dia menancapkan taring putih itu di leher tahanannya yang kabur. Membiarkan darah yang dibutuhkannya mengalir deras di dalam kerongkongannya.

Ia terus menahan teriakan tahanan manisnya. Dan memenjara geliat kesakitan dari tahanan manisnya dengan pelukannya.

"Kau tak akan pernah bisa kabur dariku, little boy."

Vampir tampan itu membiarkan tahanan manisnya jatuh bersandar di pelukannya. Proses hukuman khususnya memang selalu sesakit itu.

"Dan kau cukup hebat, hanya pingsan di saat orang lain memilih untuk menyerah atas rasa sakit ini."

Sang vampir menggendong tahanan manisnya ala pasangan pengantin. Membawa tahanan manisnya ke kastil miliknya. Milik mereka.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Netra ungunya terbuka perlahan. Tanpa banyak berpikir dia tahu bahwa dia tengah dirantai. Sesi hukumannya masih berlanjut dan dia tahu itu.

"Cepat juga kau istirahat. Hanya tiga jam."

Vampir dengan netra ruby yang berkilau di gelapnya lorong penjara itu menyeringai menunjukkan taring putihnya. Dengan langkah gagah, ia berjalan menuju pemuda yang dirantai.

"So, Azrael it's time for punishment~"

Gabriel sang vampir kembali menggigit leher Azrael. Namun, kali tangannya tak tinggal diam. Jemarinya mencekik sayang leher jenjang Azrael.

Azrael mengeluarkan suara tercekik tertahan. Gabriel tak perlu menggunakan banyak tenaga. Ia tahu banyak tentang titik lemah manusia seperti Azrael.

Gabriel melepaskan Azrael sesudah hukuman pertamanya selesai. Dan Azrael telah terengah-engah seraya memegangi lehernya yang terdapat bekas cakaran.

"Sebanyak aku suka melihat tubuh cantikmu. Aku tidak suka melihat noda ini."

Gabriel mengusap cakaran itu dan dalam sekejap bekas itu hilang begitu juga rasa sakitnya. Gabriel tersenyum puas melihat karyanya.

Dengan lembut, Gabriel melepas satu persatu pakaian yang menempel pada tubuh Azrael. Setelah tahanannya benar-benar telanjang bulat, ia beralih mengambil mainan-mainan yang biasa dia gunakan saat menghukum tahanan manisnya.

"Bersiaplah, little boy. Kau akan merasakan hukuman 'ternikmat' di dunia."

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

"Atasan sialan. Sekretarisnya dibiarin ngerjain tugasnya sedangkan dia sibuk bermain-main dengan mainannya."

Seorang pemuda dengan tampang imut sibuk menulis di perkamen. Bau tinta terasa begitu kuat di ruangan itu. Sedangkan satu-satunya penghuni ruangan sibuk mengumpati atasan tak tahu dirinya.

MineWhere stories live. Discover now