PK : END

8.4K 184 2
                                    

"Saya lebih mencintai mu."

Rhea tentu saja terkejut dengan suara itu, Rhea dengan segera mengusak wajahnya. Ini mungkin karena sangat merindukan suaminya itu, jadi Rhea berhalusinasi.

"Sayang, bermain di luar lagi bersama para Aunty, ya? Bunda mau istirahat," ujar Rhea dan di angguki oleh Azzam.

Setelah kepergian Azzam, Rhea menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Rheazura, saya lebih mencintai mu."

Suara itu terdengar lagi, Rhea menutup kedua telinganya dengan rapat.

"Hentikan! Berhenti berputar-putar di kepala ku! Beristirahatlah dengan tenang!" ujar Rhea sambil menutup wajahnya menggunakan selimut.

"Rheazura, ini saya."

Suara berat itu kembali mengalun di telinganya, Rhea kembali menangis hebat karena hal itu semakin membuatnya mengingat Arsyah.

Rhea merasakan sesosok tangan mengusap rambutnya lembut, ini seperti usapan tangan suaminya. Rhea seketika menurunkan selimutnya dan melihat Arsyah yang duduk di sebelahnya sambil tersenyum.

Senyum dengan lesung pipi itu sangat candu bagi Rhea, karena Rhea baru bisa mendapatkannya setelah berbulan-bulan menikah dengannya, tatapan tajam itu juga sangat dirindukan Rhea.

"Jika ini mimpi, aku ingin terus bermimpi untuk bisa melihat mu, kenapa kamu terlihat sangat nyata?" gumam Rhea pelan.

"Ini nyata saya di sini, Rhea."

"Mimpi selalu memabukkan, walau pun begitu, aku ingin mengucapkan sesuatu pada mu, karena mungkin besok atau lusa kita tidak akan bisa bertemu lagi, aku--aku mencintai mu, ya kamu berhasil meluluhkan hati ku, tapi di saat yang bersamaan, kamu malah pergi jauh meninggalkan ku, apa ini adil? Hiks!"

Grep!

"Saya lebih mencintai mu. Berhenti menangis, sayang. Terima kasih karena sudah mencintai saya, itu kalimat yang selalu saya nanti lima tahun terakhir, maaf kalau selama ini saya selalu membuat mu kesal."

Hangat, itu yang dirasakan Rhea. Sungguh, Rhea tidak ingin mimpi ini berakhir begitu saja. Rhea masih sangat merindukan Arsyah.

"Kenapa kamu pergi begitu cepat?"

"Hanya sementara, saya masih di sini, bersama mu, selamanya."

"Tega sekali kamu meninggalkan aku."

"Saya tidak tega meninggalkan mu, maka dari itu saya kembali."

"Iya dan hanya untuk beberapa saat, ku harap mimpi ini tidak akan pernah berakhir, aku merindukan mu."

"Saya lebih merindukan mu, maaf telah membuat mu cemas, dan selalu menangis."

Brak!

"Ayah, kami sudah lelah menunggu di luar kamar!"

Rhea dan Arsyah mendelik ke arah pintu, Arsyah tertawa pelan mendengar gerutuan putranya.

"Tunggu, apa ini bukan mimpi? Pukul aku!" titah Rhea.

Arsyah terkejut mendengar permintaan Rhea yang terdengar sangat mustahil di lakukan olehnya. Namun Arsyah malah mencubit gemas pipi Rhea.

"Aw! Itu sakit!" adu Rhea sambil mengusap pipinya pelan.

"Ini memang bukan mimpi, sayang."

Rhea membulatkan matanya, apa ini nyata? Seketika Rhea bangkit dan memeluk Arsyah dengan antusias.

"Kenapa kamu berbohong? Hiks, kenapa?"

Arsyah tertawa pelan ketika melihat Rhea yang memeluknya seperti bayi koala, "Maafkan saya, dan Happy Anniversarry yang ke lima, sayang. Saya mencintai mu, selalu," bisik Arsyah di samping telinga Rhea.

PERNIKAHAN KONTRAKWhere stories live. Discover now