Scene 4 : My Husband Bag-2

3.4K 141 0
                                    

ADA 3 FANFIC BARU, CEK PROFIL YA😀

"PONSELKUUU!"

Sudah kuduga yang diteriakinya bukanlah namaku, tapi ponselnya.

Aku kesal. Lebih baik menjauh darinya barang sebentar. Huft, aku tidak mau mengakui kalau aku yang salah. Siapa suruh membuatku cemburu!

"Ya ampun." aku lupa memakai sandal. Pantas saja kakiku bisa merasakan rumput pekarangan yang dingin dan lembap.

Kemudian aku menaikkan kakiku ke bangku yang kududuki, memeluk lutut. Tak kusangka udara malam itu cukup dingin. Udara dingin itu sedikit membuat kepalaku yang panas terasa berdenyut-denyut. Ini semua gara-gara si Dumbass sialan itu.

"SASUKEEEE!"

Akhirnya kudengar pekikan sumbang itu. Semoga saja dia tidak melihatku yang sedikit menyunggingkan senyum.

"CEPAT MASUUUKKK! KENAPA KAU DIAM DI LUAR BEGITUUU?" teriaknya, aku menengok ke belakang.

"BISA TIDAK KAU PELANKAN SUARAMU?! INI SUDAH LARUT, KAU MENGGANGGU ORANG TIDUR!" bentakku.

Dia tidak maju atau mundur, diam di tempat dengan wajah jeleknya yang membuatku seperti sedang memarahi murid sekolah dasar.

"Aku tidak mau masuk sebelum kau minta maaf padaku." ucapku angkuh, dan aku kembali memunggunginya.

"Maaf..."

"Aku tidak mendengarmu..."

"Maaaf..."

"Apa kau bilang?"

"Maafkan akuuuu...!"

"Kurang jelaas...!"

HUP!

"AH!"

Kenapa aku tidak menyadarinya? Tahu-tahu dia sudah menggendongku dengan kedua tangannya.

"Aku hanya menertawaimu sekali, lalu kau memintaku minta maaf tiga kali. Sudah, ayo masuk! Aku tidak mau ibu dari anak-anakku sakit karena duduk-duduk tengah malam di luar rumah."

"IH!"

"AAAA, ITTAIII!" (sakit)

Aku menggigit telinganya. Dia berteriak kesakitan, tapi tidak bisa melawan karena dua tangannya menyangga tubuhku.

"Puas, kau?"

"Rasanya sakit sekali sampai aku ingin menangis..." bisa kulihat matanya memerah dan sedikit berair. Ahahaha, entah dari mana datangnya rasa puas yang kudapatkan itu.

Aku senang melihatnya menderita, tapi aku juga kasihan. Sampai di dalam rumah aku segera mengobati telinganya yang memerah bekas gigitanku.

"Huu... sakiiitt...." keluhnya manja.

Dia childish. Amat sangat childish.

Aku sering dengar kalau banyak suami bertingkah seperti anak-anak di depan istrinya. Untuk yang satu ini, tingkahnya memang seperti anak-anak. Alamiah. Mau di depanku atau siapapun juga. Sifatnya itulah yang kadang membuatku berkhlayal memiliki suami yang yang keren seperti di film-film. Bukan yang seperti ini. Sebutlah aku tidak bersyukur.

"Aku mau dikecup..." dia menunjuk telinganya sambil memajukan bibirnya.

Huh, sayang aku sudah keburu ngantuk untuk bertengkar lagi dengannya. Akhirnya aku menyerah saja. Aku membungkukkan tubuhku. Kukecup telinganya secara cuma-cuma.

CUP

Sudah. Lelaki yang sedang duduk itu malah memandangiku dengan intens.

"Apa?"

Naruto : One Shot NaruSasu 🔞Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ