Weird Feeling

650 72 3
                                    

Pagi ini, Raven sudah berada dirumah Ezio. Entah apa maksud dan tujuan Raven kerumahnya pagi pagi begini. Bahkan, pemilik rumah pun masih bermimpi dikamarnya.

"Tunggu lah, nak. Jika hari libur seperti ini, Ezio bangun pukul 8. Sebentar lagi dia akan bangun." ucap mama Ezio, seraya menyuguhkan segelas teh untuk Ravennzy.

"Terimakasih, Tante. Tidak perlu repot-repot menyediakan teh untukku." ucap Ravennzy ramah.

"Tak apa, nak. Silahkan diminum, sebelumnya apa kau sudah ada janji dengan Ezio untuk pergi hari ini?" tanya mama Ezio.

"Belum. Aku hanya ingin berjalan jalan saja. Lalu, teringat dengan Ezio, dan aku berinisiatif untuk mengajaknya pergi bersama." jelas Ravennzy.

"Ah, baiklah. Ya! anak itu kenapa belum bangun juga, aku akan membangunkannya!" ucap mama Ezio.

"Tidak perlu, Tante. Mungkin saja Ezio kelelahan, maka dari itu dia belum bangun. Salah ku juga karena pagi sekali datang kesini, dan mengganggumu." ucap Ravennzy.

"Haish, jangan begitu. Ah ya, kau tak perlu sungkan dengan ku, Nak. Dan satu lagi, panggil saja aku mama. Jika kau mau, naiklah ke kamar Ezio, dan bangunkan anak itu!" ucap mama Ezio, seraya tersenyum sambil mengelus bahu Ravennzy.

"Apakah boleh, ma?" tanya Ravennzy, hanya untuk memastikan.

"Tentu saja, silahkan. Aku akan kembali kedapur, dan memasak. Jika Ezio tetap tak ingin bangun, kau cubit saja pipinya." ucap mama Ezio, diiringi kekehan.

"Iya, ma. Aku naik keatas dulu." ucap Ravennzy, meninggalkan mama Ezio dan langsung menghampiri kamar Ezio.

"Oh, ayolah. Apakah kau tidak senang berjalan denganku, Ezio? Kenapa wajahmu cemberut terus?" tanya Ravennzy.

Ezio kesal. Salahkan Ravennzy yang mengganggu tidurnya. Padahal weekend nya kali ini, ingin dihabiskan oleh Ezio dengan tidur sepanjang hari. Tetapi, Ravennzy berhasil mengganggunya dan sekarang malah mengajak Ezio pergi yang Ezio sendiri tak tahu kemana tujuan mereka sekarang.

"Kenapa kau selalu membawa boneka ini? apa kau tidak malu dilihat oleh orang lain?" tanya Ravennzy kepada pria mungil didepannya.

"Tidak, aku tidak malu. Ini boneka kesayangan ku! aku sangat menyukainya!" ucap Ezio senang.

"Kau seorang pria, kenapa kau menyukai boneka?" tanya Ravennzy, entahlah kenapa ia jadi banyak tanya sekarang.

"Dulu, waktu Ezio sd. Ezio punya teman dan sepupu yang bonekanya mirip sama Rain. Ezio minta ke mama dan papa beliin, tapi kata mereka 'nanti' terus, tahun 2013/2014 waktu lebaran, Ezio dapat banyak amplop dari orang dirumah nenek. Waktu pulang, Ezio langsung beli Rain. Awalnya tidak diizinkan karena lagi hujan. Tapi, Ezio memaksa sambil menangis. Jadinya, Ezio diantarkan ke toko mainan, dan langsung membeli Rain!" jelas Ezio antusias.

"Lalu? kenapa kau sangat menyayangi Rain?" tanya Ravennzy.

"Zio hanya merasa bangga karena Rain adalah barang pertama yang berhasil Zio beli sendiri. Rain juga sampai sekarang adalah teman Zio. Kadang, kalau Zio emosinya kumat, Zio lampiaskan ke Rain. Walau Rain hanya boneka, tapi Rain teman Zio dari kecil." ucap Ezio kepada Ravennzy.

"Ah begitu, baiklah Ezio. Kalau begitu, hai Rain! Aku Ravennzy, temannya Ezio." ucap Ravennzy kepada boneka tersebut.

"Kau sangat lucu, Ravennzy! Kenapa namamu panjang sekali, aku sulit menyebutkannya." ucap Ezio, dan menampilkan wajah cemberutnya.

"Panggil senyamanmu saja, Ezio. Panggil sayang juga tidak apa apa jika kau mau." ujar Ravennzy sambil mencubit gemas pipi Ezio.

"Perasaan macam apa ini? kenapa hatiku berdebar seperti ini. Apakah aku menyukai Ravennzy? Ah, tenanglah Ezio" ucap Ezio dalam hati.

 Apakah aku menyukai Ravennzy? Ah, tenanglah Ezio" ucap Ezio dalam hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


RAVENNZY - ChenjiWhere stories live. Discover now