Tujuh

2.9K 412 41
                                    

.

.

.

Sebuah sepeda motor sport hitam melaju kencang membelah jalanan kota Jakarta yang cukup lengang itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah sepeda motor sport hitam melaju kencang membelah jalanan kota Jakarta yang cukup lengang itu. Si pengendara tampak sedang terburu oleh waktu. Ia mengendarai motor yang ia pinjam dari sang kakak dengan kecepatan yang nyaris menyentuh angka maksimum.

Pasalnya ia terlambat menemui si kecil yang pasti telah menunggu sejak setengah jam lalu. Ia dan bocah yang baru saja dikenalnya dua bulan lalu itu berjanji untuk pergi jalan-jalan bersama. Hanya berkeliling kota sambil menghabiskan waktu bersama, melepas rasa rindu karena sudah dua minggu ini mereka tak dapat bertemu.

Si kecil Park itu kini telah mulai memasuki masa sekolahnya, bocah itu sangat sibuk dengan jadwal segunung yang sang nenek siapkan. Sedangkan ia sibuk dengan beberapa pemotretan yang membuatnya tak dapat menemui Junghwan.

Ketika motor itu sampai di depan gerbang kediaman si sulung Park, Haruto dapat melihat dengan jelas seorang anak laki-laki berdiri di sebelah sisi gerbang bagian dalam dengan matanya yang terus memandang kearah luar.

Bocah itu pasti menunggunya.

Haruto yakin Junghwan pasti tidak akan mengenali dirinya, itu jelas karena penampilannya hari ini sangat berbeda dari biasanya. Kali ini, ia menggunakan ripped jeans dengan kaos putih polos yang dilapisi dengan leather jacket hitam. Jangan lupakan motor dan helm sport yang menutupi kepalanya.

Ia mematikan mesin motornya ketika tiba di depan gerbang rumah megah itu. Dilepasnya helm yang menutupi seluruh bagian kepalanya, lalu berjalan mendekat menuju gerbang.

Junghwan yang melihat penampilan paman cantiknya yang terlihat seperti gangster itu mematung dengan mata berbinar. Bocah itu tidak menyangka bahwa pemuda cantik yang sangat ia sukai itu bisa terlihat sangat-sangat keren. Ia yakin saat ini, bahkan sang ayah akan kalah keren jika berdiri di samping paman cantiknya itu.

Melihat Haruto yang sudah berada di hadapannya, bocah itu memekik kencang. "Paman cantik! Kau keren sekali," ucapnya sambil melompat-lompat kecil di tempatnya berdiri.

"Hehehe ... Junghwan juga sangat lucu," ucap Haruto sambil mengusak rambut si kecil Park pelan.

"Tapi aku mau jadi keren juga." Bocah Park itu tiba-tiba menjadi murung, bibirnya mengerucut lucu dan binar matanya meredup.

Melihat itu, Haruto seketika mendapatkan ide yang sangat cemerlang. Sambil menyeringai kecil, ia berbisik ke arah Junghwan. "Paman akan membuatmu jadi sekeren aku, tapi berjanjilah untuk tidak memanggilku paman cantik hari ini."

Pemuda itu menatap wajah Junghwan sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "Panggil aku paman Ruto dan kita akan jadi duo gangster yang keren. Tapi jangan bilang ayahmu. Bagaimana?" Sambungnya.

Iridescent || FIN [✓]Where stories live. Discover now