2. JAKET COUPLE

245 58 2
                                    


*

*


Senin pagi adalah saat dimana seluruh nyawa Ara harus secepatnya balik ke raganya. Meskipun ia masih asik bermimpi tentang idolanya itu. Ara tidak ingin gedoran di pintu kamarnya lebih dulu membuatnya terbangun. Mood harinya akan buruk kalau telinganya lebih dulu sakit. Setelah solat subuh, ia menuju pintu kamar dan membukanya. Satu tangan sudah siap-siap untuk mengetuk pintu bercat biru.

"Pagi mam."

Mami Jihan mengangguk. "Mami harus pergi pagi-pagi, ada rapat dengan pemegang saham. Sarapan sudah ada di meja makan."

Mami mencium rambut Ara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mami mencium rambut Ara."Mami pergi ya."

"Hati-hati Mam."

Ara melambaikan tangan, ia menutup kembali pintu kamarnya untuk mandi.

Papi Ara sudah meninggal karena kecelakaan ketika Ara baru masuk sekolah pertama. Membuat mami harus bekerja, menggantikan posisi kepala keluarga untuk menghidupi putri tunggalnya. Mami bekerja sebagai manager di perusahaan garmen besar. Dengan posisinya membuat mami sibuk dengan pekerjaannya. Kadang ia pulang larut malam karena ada rapat atau harus pergi ke luar kota. Dan Ara sudah terbiasa ditinggal sendiri di rumahnya. Kadang Sam menemaninya, setelah memastikan Ara sudah tertidur baru ia bisa pulang.

Sikap Jihan berubah tegas kepada Ara, setelah suaminya pergi. Ia merasa harus menjadi seseorang yang bisa mengontrol putrinya itu. Karena hanya dirinyalah yang harus memastikan bahwa Ara akan menjadi gadis baik dan tidak ikut-ikutan dengan pergaulan bebas seperti anak remaja lainnya. Jihan hanya percaya kepada Sam untuk menjadi sahabatnya Ara. Karena anak dari sahabatnya itu adalah satu-satunya orang yang bisa menjaga Ara.

Ketika Ara turun untuk sarapan, Sam sudah di meja makan dengan kepala berada di atas meja, tidur. 

Ara mengambil nasi goreng dan telur ceplok, ketika mau menyuapkan ke dalam mulutnya ia memperhatikan Sam yang tidak bergerak. Pasti Sam masih mengantuk karena main game semalaman. Ara menyelesaikan sarapannya, membereskan piringnya sendiri lalu mengambil tempat makan dari lemari. Ia kemudian mengisi tempat itu dengan nasi goreng dan telur ceplok, lalu meletakkannya di tas ransel Sam. Setelah itu Ara berbisik di telinga Sam.

"Bangun, gue nggak mau kesiangan kelasnya Pak Adi."

Sam hanya berguman, membuka matanya yang seperti lengket di pelupuk. 

"Gue masih tetap ganteng kan?" Tanya Sam sambil menguap dengan wajah mengantuk, dengan langkah gontai memaksakan kakinya untuk bergerak.

"Iya." Jawab Ara malas sambil terus menyeret Sam dengan menarik tali ranselnya.


*


"ON THE DAY WE FELL IN LOVE"Where stories live. Discover now