0.8

555 81 50
                                    

"kata bibi Choi Suzy sempat mual-mual tadi, makanan pun tidak ada yang masuk." Jungkook mengadu pada Ibunya lewat telepon, membuat sang Ibu ikut khawatir mendengarnya.

"Coba buatkan Ia minuman pereda mual, perasan lemon atau kau buatkan Suzy teh peppermint dan beli lah beberapa cemilan, tak apa tak makan nasi juga yang penting ada sesuatu yang masuk. Kasian nanti istri mu." Perintah Ny. Jeon yang dijawab gumaman oleh Jungkook.

"Tapi eomma, apa.. wanita hamil itu selalu sensitif?" Jungkook bertanya ragu, lelaki itu pernah mendengar dari beberapa orang kalau wanita hamil itu mudah marah-marah. Jungkook pikir itu hanya mitos saja, tapi melihat Suzy seperti tadi Jungkook rasa Ia mulai mempercayai mitos itu.

"Memangnya kenapa?" Mendengar pertanyaan Ibunya Jungkook tidak langsung menjawab, lelaki itu menimang haruskan Ia mengatakan pada Ibunya tentang sikap Suzy tadi?

"Itu.. Suzy.. dia tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas. Ia juga marah saat aku menanyakan keadaannya, Suzy bahkan tidak mau mendengar suaraku apalagi melihat wajahku. Aneh sekali, padahal aku khawatir dengan keadaannya tapi dia malah mengusirku dan menguncinya dari dalam kamar.." Jungkook bercerita panjang lebar membuat ny. Jeon tidak bisa menyembunyikan rasa senengnya mendengar keluhan Jungkook.

"Eomma rasa itu bawaan dari kehamilannya, kau harus kuat ya sayang." Ucap Ny. Jeon dibarengi tawa kecilnya. "Eomma ingat dulu saat mengandung Hana, eomma selalu naik darah kalau melihat ayahmu jangankan untuk melihat wajahnya mendengar suara sepatunya pun eomma tidak mau. Hasilnya kau bisa lihat sekarang, wajah Hana mirip sekali dengan mendiang ayahmu. Tidak hanya wajahnya tapi sifatnya pun sangat mewarisi ayahmu." Lanjut Ny. Jeon membuat Jungkook diam beberapa saat tidak menanggapi.

"Apa itu artinya anakku akan mewarisi wajahku nantinya?" Tanya Jungkook antusias setelah diamnya yang cukup lama.

"Mungkin saja," jawab Ny. Jeon membuat Jungkook berseru senang.

"Kalau begitu aku akan terus berada didekat Suzy agar Ia semakin membenciku." Ucap Jungkook diakhiri dengan tawa bahagianya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Benar saja Jungkook menepati ucapannya untuk terus berada didekat Suzy, nyatanya sekarang lelaki itu tengah berbaring di atas kasur milik Suzy setelah sebelumnya mencari duplikat kunci kamar perempuan itu yang nyatanya pintunya tidak terkunci. Entah siapa yang bodoh, Suzy yang lupa mengunci kamarnya lagi atau Jungkook yang langsung berinisiatif mencari duplikat kunci tanpa mau mencoba membuka pintunya terlebih dahulu.

Jungkook menyilangkan kedua kakinya dengan tangan memegang handphone, Ia sedang menunggu Suzy yang belum keluar dari kamar mandi sejak Ia masuk kamar. Sesekali lelaki itu tersenyum kecil membayangkan bagaimana marahnya Suzy nanti melihat Ia berbaring di kasur perempuan itu. Mungkin saja Suzy bukan hanya mengusirnya dari kamar ini tapi bisa jadi dari apartemennya.

Tidak lama pintu kamar mandi pun terbuka, disana diambang pintu Suzy berdiri mematung dengan rambut yang Ia gulung ke atas dan sebagian bajunya terlihat basah. Entah apa yang Suzy lakukan di kamar mandi tadi, Jungkook kira perempuan itu sedang mandi tapi ternyata dugaannya salah.

"Hai.. Suzy." Jungkook menyapa Suzy yang terlihat terkejut didepannya, tak lupa lelaki itu juga tersenyum manis dan sesekali membenarkan duduknya di atas kasur.

Suzy yang sudah sadar dari keterkejutannya ikut membalas senyuman Jungkook, membuat senyum lelaki itu perlahan digantikan dengan raut bingung diwajahnya. Kenapa perempuan itu tidak marah? Bukankah seharusnya Suzy marah ketika melihat Jungkook disana? Ah ini tidak sesuai ekspektasi lelaki itu.

"Aku kira kau sudah pulang Jungkook," perlahan Suzy berjalan mendekati Jungkook dan berniat duduk di depan lelaki itu. Suzy benar-benar tidak paham dengan perubahan moodnya yang begitu cepat, satu jam yang lalu Ia bisa sangat membenci Jungkook dan sekarang Ia tiba-tiba sangat merindukan lelaki ini. Merindukan senyum lelaki itu, wangi tubuhnya juga sentuhan lembut di perut tempat tumbuh bayi yang dikandungnya.

Surrogate Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang