1.1

586 84 40
                                    

"aku heran kenapa kau sangat suka sekali melewatkan jam makan seperti ini, kau tidak lupa kalau kau sedang mengandung anakku kan?" Jungkook berucap kesal setelah mengetahui Suzy melewatkan makan siang dan malamnya hari ini.

Suzy hanya menopang dagunya malas mendengar ocehan Jungkook, perempuan itu tidak berselera untuk makan. Apalagi kalau mengingat kejadian beberapa menit yang lalu di balkon, rasanya Ia ingin mengubur hidup-hidup dirinya sendiri. Gila! Bisa-bisanya Ia mengungkapkan perasaannya pada lelaki itu?! Awalnya Suzy merasa biasa saja dan menganggap hal itu wajar, tapi sekarang perempuan itu benar-benar menyesalinya. Apalagi melihat Jungkook yang bersikap biasa saja. Seolah kejadian tadi tidak berdampak apa-apa pada dirinya. Menyebalkan!

"Aku tidak berselera, lagi pula kau tidak pernah memperhatikan ku lagi. Hanya Jimin dan Jimin yang kau pedulikan." Ucap Suzy dan dengan malas mengambil sendok untuk mencicipi makanan didepannya, sedangkan Jungkook yang sedang memainkan ponselnya menyatukan kedua alisnya mendengar ucapan perempuan itu.

"Ada apa dengan mu? Kau cemburu pada Jimin?" Suzy tersedak mendengar ucapan Jungkook dan dengan cepat mengambil air minum di depannya.

"Mana ada aku cemburu, tidak! Aku tidak cemburu." Perempuan itu menyanggah membuat Jungkook terkekeh kecil.

"Syukurlah.. lagi pula kau ini hanya menambah beban pikiranmu saja Suzy. Kau sendiri tahu aku memiliki Jimin, kenapa kau malah menyukaiku?" Ucap Jungkook lalu tertawa kecil disela ucapannya. "Aku tidak mungkin meninggalkan Jimin dan tidak mungkin menyukaimu, jadi.. cepat hilangkan perasaanmu sebelum kau terluka lebih jauh." Lanjut Jungkook dengan nada cukup serius membuat Suzy yang mendengarnya mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang memerah. Jangan tanya lagi perasaannya, sudah jelas hancur. Perempuan itu belum memulai apa-apa tapi sudah di tolak mentah-mentah seperti ini. Menyedihkan!

"Kau! Apa kalian tidak sadar hubungan kalian itu tidak benar?! Apa kau tidak ingin sembuh? Bagaimana kalau Ibumu tahu anak laki-laki yang selama ini Ia banggakan ternyata menyimpang? Lagi pula aku tidak sudi jika anak ini dibesarkan oleh pasangan menyimpang seperti kalian!!" Suzy memberanikan diri berucap sedikit lantang, mencoba menyadarkan lelaki itu. Namun semuanya percuma,  wajah Jungkook memerah menahan amarahnya. Tanpa sungkan lelaki itu menggebrak meja di depannya, jelas Ia tersinggung dengan ucapan perempuan itu.

"Lancang sekali kau!! Kau pikir kau siapa?! Aku membayar mu kalau kau tidak ingat!! Lancang sekali kau mengurusi kehidupanku! Jangan karena statusmu istriku kau bisa seenaknya memasuki kehidupan ku, ingat posisi mu sialan!!" Jungkook menatap Suzy dengan penuh amarah membuat tubuh perempuan itu bergetar seketika, Ia ketakutan melihat Jungkook. Untuk pertama kalinya Suzy melihat sisi Jungkook yang lain dan hal ini membuat Suzy takut luar biasa dan membuat air matanya keluar tanpa Ia sadari.

Jungkook menggeram pelan dan mengusap wajahnya kasar ketika menyadari Suzy menangis  didepannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin menyimpan kembali ponselnya setelah membaca pesan terakhir Jungkook yang mengatakan Ia akan mengobrol dulu dengan keluarganya, mendengar kata keluarga Jimin jadi teringat Ibunya. Keluarga satu-satunya yang Ia punya setelah ayahnya memilih meninggalkan Ia dan Ibunya saat Jimin berumur delapan tahun. Sejak saat itu Jimin hanya tinggal berdua bersama Ibunya, bertahan hidup di kota yang memiliki julukan 'The Smoke'.

Lebih dari lima belas tahun mereka-Jimin dan Ibunya-hidup tanpa figur seorang ayah juga suami dan keadaan itu lah yang mampu membangun sosok Jimin yang mandiri di usianya yang masih muda dan tepat saat umur Jimin dua puluh tiga tahun Ibunya memutuskan untuk menikah dengan pria yang berasal dari negara Prancis dan memilih menetap di kota Paris meninggalkan Jimin seorang diri di London.

Jika mengingat Ibunya maka Jimin  akan teringat juga pada wanita cantik yang dikenalkan Ibunya sepuluh tahun yang lalu, Allisa atau dengan nama asli Mina Sharon Myoi. Perempuan Asia yang menetap di London yang selalu menemani Jimin bahkan mengetahui sisi gelap-penyimpangan seksual-lelaki itu namun tidak ada niatan menjauhi Jimin.

Surrogate Mother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang