Chapter 2

120 23 10
                                    

Tokyo Revengers © Ken Wakui

Warning: Typo & OOC.

.

.

.


Gumaman yang terus dikeluarkan oleh Mikey terdengar semakin kencang, sepertinya ia benar-benar bermimpi buruk. Memanggil-manggil nama Shinichiro berulang kali tanpa lelah, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya dan air mata yang perlahan mengalir di pelupuk matanya yang masih terpejam.

Di dalam mimpinya terlihat bahwa badan Shinichiro yang terkapar di lantai dengan darah yang keluar dari kepalanya, menggenang di bawah tubuhnya hingga kaos putih yang biasa dipakainya itu berubah warna. Dibalik bayangan juga ia melihat Kazutora yang masih memegang alat yang dipakainya untuk memukul kepala Shinichiro dan suara tangisan Baji yang memanggil nama Shinichiro berusaha membangunkannya.

"SHIN!!"

Mikey terbangun dengan nafas yang memburu, mimpi yang selalu menghantuinya selama beberapa minggu itu kembali muncul lagi. Ia mengusap wajahnya saat menyadari bahwa dirinya menangis dalam tidurnya tadi.

Melihat adanya pergerakan di pinggir ranjang, ia menoleh ke arah tersebut. Orang berkacamata yang diingatnya telah menggagalkan usahanya di dermaga tadi, menatap tepat ke matanya.

Acara tatap menatap itu terpecahkan karena pintu kamar yang terbuka, menampilkan orang berkepang dua yang membawa pakaian ganti untuk Mikey di tangan kanannya dan segelas air putih di tangan kirinya.

"Oh, kau sudah bangun ternyata," ucap Ran sambil meletakkan gelas di nakas dan pakaian tadi di sisi kiri ranjang yang kosong. Tatapan Mikey mengikuti gerak-gerik Ran yang menghampiri Rindou di sebelah kanannya.

"Siapa kalian? Dan di mana ini?" tanya Mikey kepada dua orang yang saat ini memperhatikannya.

"Namaku Haitani Ran dan ini adikku, Haitani Rindou. Sekarang kau ada di rumah kami, karena tidak mungkin kami meninggalkanmu di dermaga sendirian," jawab Ran.

"Dan namamu?" tanya Rindou yang sedari tadi diam sejak masuk ke kamar itu.

"Sano Manjiro, atau kau bisa panggil Mikey saja."

"Baiklah, Mikey-kun. Berhubung saat ini sudah terlalu larut, lebih baik kau mengganti pakaianmu dengan pakaian ganti yang sudah kubawakan dan tidurlah kembali," ucap Ran sambil tersenyum.

Mikey melirik pakaian yang ada di sebelahnya, ia tidak yakin apakah pakaian itu akan pas di tubuhnya atau tidak nanti.

"Oh iya, jika kau butuh kamar mandi, itu ada di pintu sebelah kanan sebelum dapur."

Mikey menganggukkan kepala sebagai jawaban untuk perkataan Ran, ia melemparkan senyum padanya sebelum pergi dari kamar itu.

Berbeda dengan Rindou yang masih belum beranjak dari samping ranjang yang Mikey tempati, entah apa yang ada di pikirannya. Karena tiba-tiba saja ia membawa tangan kirinya untuk mengusap kepala Mikey.

Mikey yang terkejut pun hanya bisa terdiam. Entah kapan terakhir kalinya ia merasakan ada seseorang yang melakukan hal itu kepadanya selain Shinichiro. Memikirkan hal itu membuatnya ingin menangis kembali, ia sangat merindukan Shinichiro.

"Aku tidak tahu apa yang kau mimpikan hingga membuatmu seperti tadi, tapi jika kau ingin, kau bisa bercerita padaku. Dan maaf karena memukulmu saat di dermaga," ujar Rindou yang masih mengusap kepala Mikey.

Mikey bingung harus menjawab apa, karena dirinya masih berusaha menahan tangis yang ingin keluar. Jadi ia hanya diam, menikmati usapan yang diberikan oleh Rindou.

"Jangan pikirkan hal negatif yang akan menyiksa dirimu sendiri. Aku akan keluar, kau tidurlah lagi."

Rindou pun keluar dari kamar tamu yang ditempati Mikey. Setelah pintu tertutup, di sanalah air mata Mikey menetes perlahan. Membawa bantal ke wajahnya sebagai peredam akan suara isakan tangisnya yang perlahan semakin terdengar.

***


Rindou memasuki kamarnya dan segera mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna hitam serta celana hitam juga. Ia juga mencuci tangan dan kakinya di kamar mandi, sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya yang lelah itu ke ranjang kesayangannya.

Pikirannya melayang pada perbuatan yang ia lakukan tadi kepada Mikey. Ia bukanlah seseorang yang peduli terhadap orang lain apalagi tidak ia kenali, berbeda dengan Ran yang bisa dengan mudah dekat dengan seseorang dan peduli padanya. Bisa dibilang ia terlalu kaku dalam bersikap.

Tapi saat dirinya melihat bagaimana Mikey yang seperti tadi, tubuhnya tiba-tiba bergerak sendiri untuk menenangkan sosok rapuh yang bahkan ia hanya kenali namanya saja. Menawarkan dirinya sebagai tempat untuk bercerita pun tidak pernah ia lakukan selain kepada kakaknya.

Dalam hatinya ia ingin mengenal Mikey lebih jauh lagi, setidaknya untuk mengetahui masalah apa yang sampai membuat Mikey ingin mengakhiri nyawanya. Rindou berpikir, mungkin ia bisa mengajak Ran untuk mencari informasi tentang Mikey nanti.

Lelah memikirkan hal tersebut, Rindou memilih untuk memejamkan matanya yang sudah tidak kuat menahan kantuknya. Membawa dirinya ke alam mimpi ditemani dengan selimut hangat miliknya.

***


Entah sudah berapa lama Mikey menangis, ia akhirnya merasa tenang kembali. Dirinya mengambil air putih yang ada di nakas dan meminumnya, sebelum beranjak dari ranjang untuk ke kamar mandi. Mikey mengingat kembali perkataan Ran yang memberitahunya di mana letak kamar mandi berada.

Setelah berjalan masuk ke kamar mandi, ia pun segera mengganti pakaiannya dengan yang dipinjamkan oleh Ran dan membasuh wajahnya di wastafel. Memerhatikan pantulan wajah yang terdapat di cermin, matanya merah dan juga sembap akibat menangis.

Sepertinya besok jika ia pulang ke kediaman Sano dan Emma melihat mata yang masih seperti sekarang akan memborbardir dengan pertanyaan, apalagi ia tidak memberi tahu kemana ia pergi semalam.

Mikey menghela nafas sejenak sebelum kembali ke kamar yang dia singgahi di kediaman Haitani. Di depan pintu kamarnya, ia melihat dua kamar dengan pintu yang tertutup, yang ia yakini adalah kamar kedua kakak beradik tersebut.

Sebelum pergi besok, ia harus berterima kasih pada keduanya. Jika bukan karena mereka mencegahnya, mungkin saat ini Emma dan kakek akan bersedih karena dirinya. Dan juga teman-temannya di Touman mungkin akan menangis. Membayangkan hal itu membuat Mikey tersenyum.

Ah, diriku kangen semuanya. Mengadakan pertemuan besok malam sepertinya tidak buruk, batin Mikey. Ia memasuki kamarnya dan merebahkan dirinya di ranjang. Ia juga berpikir untuk mengunjungi makam Shinichiro sebelum pulang ke rumahnya.

Membiarkan rasa kantuk kembali membawa Mikey ke alam mimpi, dirinya berdoa semoga kali ini ia tidak dihantui kembali dengan mimpi yang sama.

.

Tbc
.

.


Aku sengaja bikin kejadian dimana Mikey sampe di dealer motornya Shinichiro itu pas masih ada Kazutora sama Baji di dalam dan sebelum polisi datang, biar mempermudah alurnya aja.

Jadi maaf kalau gak sesuai sama alur di anime/manganya ya :)

.
.

- Bloob bloob 🐠

My SaviourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang