Preparation H-2

46 11 0
                                    

Jihyo melambaikan tangannya saat melihat Mobil Hitam mengkilat milik Jimin sudah pergi keluar dari pekarangan Rumah. Jihyo masih belum bisa pergi bekerja karena sekarang ia tengah fokus dengan pemulihan pada kesehatannya sendiri. Lagi pula Jimin pun masih belum mengizinkan adiknya untuk bekerja dulu.

Pada saat akan kembali masuk ke dalam Rumah, tiba-tiba ada sebuah Mobil putih yang melenggang masuk begitu saja ke pekarangan rumahnya tanpa permisi. Jihyo sudah tahu seseorang di dalam Mobil itu, siapa lagi kalau bukan Jia Li si wanita tinggi cantik keturunan Tionghoa.

" Jia Li?" Panggil Jihyo senang seraya menyambut kedatangan teman barunya mulai sekarang.

" Hai Jihyo." Sapa balik Jia Li setelah keluar dari Mobil. Jia Li berjalan kearah Jihyo yang masih duduk di Kursi rodanya.

" Aku pikir kau tidak akan datang sepagi ini Nona Tionghoa." Ucap Jihyo sedikit bergurau.

" Jelas saja aku akan datang pagi-pagi seperti ini Jihyo, sebab aku ingin memastikan jika keadaanmu setiap harinya semakin membaik." Jawab Jia Li lembut.

" Baiklah ayo masuk, Jia Li. Kita ngobrol di dalam saja." Ajak Jihyo yang segera di dorong Kursi rodanya oleh Jia Li.

Jihyo dan Jia Li kini berada di ruang tamu duduk santai di Sofa empuk ditemani dengan dua gelas sirup segar dan beberapa cemilan kecil yang di bawakan oleh Bibi Lim selaku pelayan di rumah Jimin dan Jihyo yang bekerja sudah cukup lama disini.

" Bagaimana dengan luka-luka di Kakimu?" Tanya Jia Li.

" Sudah kering dan mulai membaik. Kau tahu, aku cukup terkejut setelah melihat hasil dari pemakaian Cream luka yang dibelikan suamimu itu." Jawab Jihyo semangat yang mana membuat Jia Li tertawa gemas.

" Syukurlah kalau memang itu berfungsi dengan benar. Lalu apa kau masih merasakan sakitnya?" Jia Li kembali bertanya.

" Tidak terlalu, semalam aku sudah mencoba berjalan sedikit-sedikit di Kamar, dan tidak terlalu terasa sakitnya." Jawab Jihyo senang.

" Berarti pada persiapan hari ke-2 ini kita akan lebih fokus pada pemulihan luka di Kakimu dan mulai belajar jalan lagi sedikit demi sedikit." Sambung Jia Li yang di anggukki setuju oleh lawan bicaranya.

Hari sudah semakin siang, namun Jihyo masih belum putus asa. Semangatnya seakan membara untuk terus belajar berjalan normal seperti biasanya lagi tanpa bantuan tongkat apalagi Kursi roda. Dengan setia Jia Li terus menuntun pelan si gadis imut yang masih berusaha untuk kembali berjalan seperti biasa.

" Kau tidak perlu memaksakan diri jika memang kau tidak bisa melakukannya, Jihyo." Ucap Jia Li sedikit was-was.

" Aku bisa, Jia Li aku bisa." Jawab Jihyo semangat dengan suara ketawa yang terdengar kentara.

Waktu terus berjalan dan kini hari sudah petang, Jia Li harus kembali karena ia sudah seharian di tempat ini. Setelah Jia Li pergi Jihyo kembali masuk ke rumah dan membersihkan tubuhnya yang sudah di penuhi keringat akibat terlalu banyak berlatih tanpa mengenal letih. Jihyo mandi menggunakan kamar mandi di lantai bawah, sebab ia tidak mungkin naik sendiri ke atas tanpa bantuan Jimin.

Tepat pada pukul 20.00 KST, Jimin pulang dari Kantor yang disambut hangat oleh senyuman adiknya yang setia duduk di Sofa ruang Keluarga untuk menunggu kedatangannya. Jimin berjalan menghampiri Jihyo yang tengah membawa majalah yang tergeletak di Meja begitu saja.

" Kau belum tidur gadis kecil?" Tanya Jimin seraya duduk di samping adiknya.

" Aku ingin tidur di kamar saja, Jim." Jawab Jihyo dengan mempoutkan bibirnya membuat Jimin gemas sendiri.

" Astaga kau lucu sekali. Apa kau tahu sesuatu, Hyo?" Tanya Jimin.

" Tidak, memangnya apa?" Tanya balik Jihyo seraya menatap manik legam Kakaknya.

Living LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang