extra part 9

56 14 23
                                    

Lima tahun kemudian...

Author's PoV

"Ash wisuda minggu depan, jadi kalau bisa kamu datengnya sebelum dia wisuda. Biar jadi surprise sekaligus hadiah buat dia. Dari kemarin ngeluh mulu tuh anak, katanya gak punya ayang buat foto bareng wisuda. Padahal ada keluarganya kan," ucap Mami Ash.

Saat ini keluarga Ash (minus Ash tentunya), keluarga Harry, Zayn, Amira, bahkan Niall sedang berdiskusi mengenai kepulangan Harry dan keluarganya lewat zoom.

"Oh kalau gitu mesti pesen tiket dari sekarang biar gak kehabisan," ucap mamanya Harry, sebut aja Anne.

"Kalau dari kamu sendiri gimana, Har? Ada rencana apa?" tanya maminya Ash Daritadi emang yang ribet emak-emaknya aja. Kalau bapak-bapak mah tinggal dengerin diskusi.

Harry diam sebentar untuk nyiapin jawaban.

"Aku rencananya pengen langsung ngelamar Ash. Makanya sekarang mau minta izin dulu sama mama, papa, Om, Tante, dan Calum. Maaf kalau izinnya cuma lewat online. Nanti pas aku udah sampe Jakarta, aku bakal langsung izin lagi. Boleh?"

Dia jadi inget, kemarin ke toko perhiasan untuk pesen cincin. Dia bener-bener request cincin yang cantik buat Ash. Nuansanya pink, kayak kesukaannya Ash.

 Nuansanya pink, kayak kesukaannya Ash

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang di pertemuan itu melotot. Bahkan nyokap dan bokapnya Harry ikutan kaget.

"Kamu serius, Har?" tanya Anne.

Harry natap mamanya yang ada di sebelahnya sambil ngangguk mantap. "Iya banget, Ma. Kemarin udah pesen cincin juga."

"Kok kamu gak bilang mama atau papa  dulu?"

"Kemarin mau bilang, tapi kalian sibuk di kantor. Jadi sekalian aja aku ngomong di sini," ujar Harry.

Papanya Harry ngusap kepala Harry. "Kamu penuh kejutan ya."

Harry senyum.

"Mama sama papa restuin. Kalau bisa secepatnya langsung nikahin, jangan kelamaan," ujar Anne.

"Iya, Ma. Aku minta izin dulu sama orang tuanya Ash," ujar Harry sambil natap keluarga Ash.

Papinya Ash mulai bicara. "Saya izinin. Ngeliat perjuangan kamu sama Ash, mana mungkin saya tega nolak kalian."

Harry senyum. "Terima kasih, Om."

Sekarang lanjut maminya Ash. "Gak Mami restuin."

Lagi, orang-orang di situ kaget. Apalagi Harry yang langsung lemes.

"Soalnya kamu masih manggil tante. Kalau udah tau mau serius mah langsung panggil Mami Papi aja!" ujar Maminya Ash sambil ketawa. Emang dia rada ngeselin.

Seketika Harry langsung lega. "Jadi, aku diizinin, Mi?"

Maminya Ash senyum lebar. "Iya lah. Gak usah ditanya harusnya. Mami pendukung kalian nomor satu!"

Calum menggerutu. "Pendukung nomor satu tapi malah misahin."

Maminya Ash nyubit perut Calum. "Gak usah julid!"

Semuanya pada ketawa.

"Terus kalau Calum gimana?" tanya Harry.

"Lah masih nanya restu gue?" tanya Calum bingung. "Astoge Heri, kan dulu udah gue restuin. Lo pikun banget sih."

Harry nyengir. "Takut lo berubah pikiran."

"Udah ya, Her. Lo udah dapet restu kita semua. Sekarang tinggal jalanin aja sesuai rencana lo. Kita pasti bakal dukung dan bantu," ujar Calum.

Harry senyum tulus. "Thanks, Cal. Makasih juga Mami, Papi, Mama, Papa, dan semua yang udah mau bantuin."

"Emang rencana kamu pas pulang, Har?" tanya Maminya Ash. Eh sekarang Maminya Harry juga.

Harry mulai jelasin plannya dari awal. Jadi maminya Ash bakal nyuruh Ash buat beli sesuatu ke indomaret. Harry udah kerjasama sama pihak indomaret. Dia nyewa indomaret itu satu hari penuh. Pas Ash bayar ke kasir, Harry bakal muncul dari bawah sambil ngasih cincinnya. Dia juga bakal pake seragam indomaret biar lebih mendalami peran. Dan untuk kelanjutannya, tergantung gimana Ash nanggepinnya. Oh iya, rencana itu bakal dilakuin sehari sebelum Ash wisuda. Jadi kalau diterima, Harry bakal dateng jadi pasangan Ash buat wisudanya.

"Terus gue, Amira, sama Niall ngapain, Har?" tanya Zayn.

"Kalau Niall jaga-jaga di kafe, takut Ash tiba-tiba ke sana. Nanti kalau beneran dia ke sana, langsung hubungin gue ya," ujar Harry.

Niall ngangguk. "Oke."

"Lo ngajak Valerie kan, Zayn?" tanya Harry.

"Iya."

"Rencananya pas gue ngasih cincin, yang di dalem indomaret tuh cuma keluarga gue sama Ash aja. Jadi lo, Valerie, Amira, dokter Ari sama kak Ashira ngumpet di luar indomaret."

Orang-orang di sana ngangguk paham.

"Kalau Ash nerima, kalian masuk dan langsung kasih kejutan. Terserah kalian aja mau gimana," ucap Harry.

Hening sejenak.

Terus Harry ngelanjutin. "Tapi kalau dia nolak, kalian boleh nenangin atau hibur dia. Gue tau pasti dia syok."

Maminya Ash langsung nyela. "Kemungkinan Ash nolak kecil banget, Har. Jadi kamu tenang ya. Gak usah mikir yang gimana-gimana."

Harry senyum kecil. "Iya, Mi."

Dia jadi kepikiran, gimana kalau Ash udah muak nunggu dan malah marah ke Harry. Gimana kalau Ash malah pergi dan gak mau ngomong sama Harry? Sebenernya itu konsekuensi sih. Malah kalo dipikir-pikir, kalo Ash gak marah tuh aneh. Tapi kan gak ada yang tau kondisinya nanti.

"Ya udah, sekali lagi makasih yaa buat semuanya. Kalau gak ada kalian, rencana ini gak akan jalan. Maaf kalau ngerepotin. Cukup sekian buat pertemuannya, nanti kalau ada apa-apa langsung aku kabarin," ucap Harry nutup pertemuan itu.

Setelah itu semuanya bales salam dari Harry dan keluar dari zoom.

----------------------------

kl udh mulai ga nyambung maapkeun🙏

Indomaret // Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang