extra part 13

67 12 3
                                    

Author's PoV

Sekarang Harry dan Ash lagi di rooftop kafe. Mereka duduk samping-sampingan, tapi ada jarak lumayan besar di antaranya. Ash daritadi masih diem, sedangkan Harry masih setia ngeliatin Ash sambil nunggu Ash ngomong duluan.

Diliatin terus kayak gitu bikin Ash malu dan nunduk natap jari-jarinya. Dia baru inget, di jarinya udah ada cincin dari Harry. Lagi-lagi dia tambah gak tenang karena mau ngeliat mana pun, pasti keinget sama Harry. Perutnya tiba-tiba mules. Padahal ini waktu yang dia tunggu dari lama. Tapi kenapa sekarang dia malah lemes.

Karena masih hening juga, Ash gak tahan. Dia akhirnya nangis sambil ngadep Harry.

"Ini ngapain si, Haz?" tanya Ash. Air matanya keluar dikit-dikit.

Ngeliat Ash nangis, Harry panik. Dia berniat meluk Ash, tapi Ash malah menjauh.

"Maafin saya, Ash. Jangan nangis," ucap Harry sambil terus ngedeketin Ash.

"Ih diem, jangan deket-deket dulu," ujar Ash. "Gue lagi netralisir jantung."

Harry yang denger itu nurut. "Emang jantung kamu kenapa?"

Ash mendelik ke arah Harry. "Deg-degan lah! Pake ditanya."

Harry senyum lebar. Ash gak tau aja kalo Harry juga sama deg-degannya.

"Ngapain senyum-senyum?" tanya Ash. "Gak usah ngeledek."

"Nggak ngeledek," ucap Harry. "Cuma kamu lucu aja."

"Bisa diem gak?!" omel Ash. Sekarang dia tambah deg-degan.

Harry ketawa. Dia bahagia banget sekarang sama Ash. Rasanya gak bisa diungkapin pake kata-kata.

Setelah hening beberapa menit, akhirnya Ash buka suara.

"Lo gak capek?"

"Nggak. Saya malah semangat banget sekarang," ujar Harry. Senyumnya beneran gak luntur daritadi.

"Tadi Niall cerita, katanya lo baru banget dateng pagi ini. Harusnya lo capek," ucap Ash. "Gak mau istirahat dulu apa?"

Harry gelengin kepala.

"Harryy yang bener ih! Lo belom istirahat sama sekali tau!"

"Saya ngga capek, Ash. Beneran," ujar Harry. "Udah tidur juga pas di pesawat sama mobil," lanjutnya. Udah jelas boong, karena sepanjang perjalanan, Harry overthinking dan jadi gak bisa tidur.

"Tapi tetep aja-,"

"Tetep aja kamu masih bawel sampe sekarang," potong Harry.

Ash merenggut kesal. "Lo nyebelin banget."

"Tapi sayang kan?"

Pipi Ash langsung memerah. Dia tersenyum malu.

"Jawab dong Ash," paksa Harry sambil nyolek-nyolek tangan Ash.

"Ngga."

"Ngga salah lagi maksud kamu?"

"Nggaaa, Harryyyyy. Nggak sayang," ucap Ash.

"Ya udah saya balik lagi ke London," ancam Harry sambil hendak berdiri.

Ash buru-buru nahan. "Ish jangan. Iya sayang banget sama suheri."

Harry ketawa. "Sama, saya juga sayang banget sama kamu."

Karena gregetan, Ash langsung nabok Harry. "Gak usah ngegombal mulu dong! Gak tau apa daritadi gue meleyot?! Mental gue belom siap dibaperin."

"Anggep aja ini bales dendam saya karena gak ngobrol sama kamu selama lima tahun ini," ujar Harry.

"Lagian siapa suruh ngeghosting?"

Indomaret // Harry StylesOù les histoires vivent. Découvrez maintenant