Calon isteri masa depan

5.2K 319 9
                                    

Konon katanya, Hari valentine adalah hari penuh Cinta dan, coklat. Semua orang merayakan hari Cinta itu penuh dengan semangat. Bahkan mereka yang tidak memiliki pasangan ikut merayakan dengan cara memberikan coklat untuk seseorang yang mereka kagumi. Atau, diam-diam mereka cintai.

Yuki berdiri dengan gelisah di depan pintu kelas 3 IPA. Kegugupan terlihat jelas di wajah gadis berkaca mata itu, ia melirik ke dalam kelas dengan perasaan tak menentu. Sebuah tepukan ringan di bahunya membuatnya terlonjak kaget.

Yuki menoleh kemudian menemukan Kevin -kakaknya- berdiri di sebelahnya dengan Alis yang terangkat satu.

"Ngapain kamu di sini?" Tanya Kevin menyelidik.

Yuki dengan pelan menyembunyikan kotak berwarna biru dengan pita warna senada yang sedari tadi dibawanya ke balik punggungnya.

"Eng.... gak.... kok... kak. Hehehe."

Dengan sedikit gagap Yuki menjawab pertanyaan kakaknya. Kevin makin menatap Yuki dengan curiga. Dia melirik kotak yang dibawa oleh Yuki yang kini disembunyikan di belakang tubuh mungil adik kesayangannya. Kevin sangat tahu apa isi dari kotak tersebut, coklat buatan Yuki sendiri.

"Bener? Nggak ada mau nitip sesuatu buat Al gitu? Hari ini Al dapet banyak coklat loh, kamu nggak mau ngasih juga?"

Kevin dengan jahil bertanya, membuat pipi chubby Yuki merona dengan lucunya.

Jadi, dia udah dapet banyak coklat.

Dengan sedih Yuki menatap kakaknya.

"coklat.... yang..... Al dapet.... Enak nggak kak?"

Yuki bertanya dengan lirih, jujur sebenarnya Kevin tak tega melihat adiknya seperti ini, tapi mengerjai Yuki adalah hal yang paling menyenangkan untuknya.

"Yah enak-enak donk, kalo nggak enak mana mau si Al nerima. Nah kamu, punya coklat nggak buat Al, biar nanti kakak yang kasihin ke dia, mana?"

Kevin menjulurkan tangannya, Yuki tampak ragu untuk menyerahkan coklatnya. Gadis itu dengan kikuk menaikkan kaca matanya yang melorat,
kepalanya menunduk.

"Nggak ada kok kak, Yuki nggak punya coklat buat Al."

Setelah itu Yuki lari menjauh dari Kevin yang menatapnya geli. "Yah tuh anak, kapan berubahnya coba. Ck" Kevin berdecak sambil menggelengkan kepalanya.

Yuki, adik satu-satunya itu memang selalu kikuk dan pemalu pada semua orang. Kadang sifatnya itu membuat Kevin sedikit jengah dan khawatir, tapi mau bagaimana lagi. Sedari kecil Yuki tidak terbiasa dengan keramaian akibat ibunya yang terlalu lama memingit anak itu di rumah, jadilah Yuki pribadi yang kikuk dan pemalu bila berhadapan dengan orang lain.

Kevin melangkah masuk ke dalam kelasnya, menghampiri mejanya yang kosong lalu duduk di sana. Di sebelah kursi tempatnya duduk, seorang pemuda tengah fokus dengan buku tebal berlebel SAINS. Tak memperdulikan kelasnya yang ramai bagaikan pasar atau lirikan-lirikan genit dan menggoda dari para siswi padanya. Fokus pemuda itu hanya pada buku tebalnya.

Hingga sebuah tepukan keras di bahunya, membuat pemuda itu mengalihkan perhatiannya. Dia menoleh dengan malas pada Kevin yang tengah memamerkan senyum lebarnya.

"Kenapa?" tanyanya datar sama seperti ekspresi wajahnya.

"Al, coklat sebanyak itu mau loe makan atau loe apain."

Tatapan mata Kevin jatuh pada setumpukan coklat yang tergeletak begitu saja di laci meja mereka. Al. Pemuda tampan itu hanya menghela nafas malas.

"Loe buang aja, gue nggak suka sama coklat."

Coklat Of Love (Cerpen)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin